Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Padi (Oryza Sativa, Sp) Di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember
Main Author: | Maslukah, Siti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130312/ |
Daftar Isi:
- Padi merupakan komoditas pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi meningkatnya penduduk Indonesia pada setiap tahunnya menjadikan permintaan akan komoditas padi juga akan mengalami peningkatan. Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra penghasil padi Indonesia, pada tahun 2013 produksi padi Jatim mengalami penurunan produksi dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan adanya penurunan luas area panen padi hingga 37.187 ha, meningkatnya gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi. Salah satu area yang mengalami penuruan produksi padi adalah di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember yang merupakan daerah sentra produksi padi provinsi Jawa Timur. Faktor penurunan produksi ini disebabkan menurunnya luas lahan pertanian, meningkatnya serangan hama tikus dan tungo. Kendala meningkatnya serangan hama dan penyakit ini menjadikan petani harus meningkatkan penggunaan input produksi seperti pestisida tenaga kerja guna mengurangi peningkatan serangan hama, padahal pengunaan input yang berlebihan ditambah kondisi menurunya luas lahan pertanian akan berdampak pada menurunya produksi padi di Desa Bangsalsari. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat untuk kembali menaikan produksi padi kususnya di Desa Bangsalsari selain dari pengaturan pembelian pupuk dengan menggunakan Surat Kendali Pembelian Pupuk (SKPP), juga dilakukan dengan pengenalan tehnologi. Bakhsh 2006 dalam Amandasari (2014), menjelaskan bahwa terdapat tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan produksi, yaitu dengan menambah luas lahan, mengembangkan dan mengadopsi teknologi baru, dan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih efisien (efisiensi teknis). Tehnologi yang digunakan untuk meningkatkan produksi yaitu penggunaan bibit padi varietas unggul baru yang memiliki produktivitas yang tinggi dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Varietas padi unggul yang dikenalkan dan pada saat ini banyak digunakan oleh petani Desa Bangsalsari adalah varietas Situbagendit dan Ciherang. Kedua varietas ini selain memiliki produktivitas yang mencapai 5-7 ton/ha juga memiliki ketahanan terhadap serangan hama tungo dan wereng coklat. Penggunaan bibit kedua jenis bibit padi tersebut diharapakan mampu mengurangi penurunan produksi padi dan penggunaan input yang lain, karena bibit padi yang digunakan lebih tahan terhadap serangan hama dan memiliki produktivitas tinggi. Dengan demikian dalam penelitian ini akan dikaji mengenai analisis efisiensi teknis produksi padi di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember dengan tujuan (1) Mengetahui faktor produksi apa yang mempengaruhi produksi padi di Desa Bangsalsari; (2) Menganalisis efisiensi teknis produksi padi di Desa Bangsalsari dan; (3) Menganalisis perbandingan nilai efisiensi bagi petani pengguna varietas Situbagendit dan varietas Ciherang. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi menggunakan analisis regresi linier berganda pad program SPSS, sedangkan pengukuran nilai efisiensi teknis pada produksi padi menggunakan analisis Data Envelopment Analisis (DEA) dengan menggunakan software DEAP 2.1, selain itu untuk membandingkan nilai efisiensi teknis pada petani padi pengguna varietas Situbagendit dan Ciherang digunakan metode Cross Tabulation (Tabulasi Silang) pada SPSS 16. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) faktor produksi yang mempunyai pengaruh nyata dan positif pada taraf kepercayaan 95 persen dan 85 persen terhadap produksi padi di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember adalah lahan, pupuk anorganik dan pupuk organik. Hal ini berarti bahwa dengan adanya penambahan lahan, pupuk anorganik dan pupuk organik akan menaikan produksi padi. (2) Pengukuran efisiensi teknis dengan DEA pada software DEAP 2.1 menunjukan bahwa produksi padi di Desa Bangsalsari mempunyai nilai rata-rata 95,7 persen, dengan nilai terrendah 69 persen sedangkan nilai tertinggi pada efisiensi teknis 100 persen. Petani yang sudah mencapai efisiensi teknis sebanyak 23 petani yaitu 55 persen dari total petani responden.Sedangkan sisanya 45 persen atau 19 petani belum mencapai efisiensi teknis. Petani yang belum mencapai efisiensi teknis disebabkan oleh penggunaan input masih berlebih, dan rata-rata petani menggunakan input pupuk anorganik, pupuk organik dan tenaga kerja yang berlebihan. (3) Hasil analisis perbandingan efisiensi teknis pada petani pengguna varietas Situbagendit dan Ciherang didapatkan bahwa petani pengguna varietas Situbagendit memiliki nilai efisiensi terknis yang tinggi lebih banyak dibandingkan petani pengguna varietas Ciherang yaitu 72 persen bagi pengguna situbagendit dan 66,7 persen bagi pengguna varietas ciherang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penguna varietas Situbagendit lebih baik dibandingkan petani pengguna varietas Ciherang.