Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Kedelai (Glycine Max.) Dan Perbandingan Pengguna Pupuk Organik (Studi Kasus Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur)

Main Author: Wahyuni, IndahTri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130307/
Daftar Isi:
  • Subsektortanaman pangan utama setelah padi dan jagung adalah komoditas kedelai.Produksi kedelai Indonesia tahun 2014berdasarkan BPS (2014), sebesar 892,60 ribu ton biji kering, mengalami kenaikan sebesar 112,61 ton (14,44%) dari tahun 2013 yang sebelumnya menurun dari tahun 2012.Provinsi Jawa Timur memiliki luas panen terluas dan produksi kedelai terbesar jika dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Jawa.Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai luas wilayah terbesar.Kabupaten Banyuwangi merupakan sentra komoditas kedelai yang mengalami fluktuatif luas panen sepanjang tahun. Tahun 2014 luas panen dan produksi kedelai mengalami peningkatan, akan tetapi produktivitas kedelai mengalami penurunan, kondisi tersebut diduga dikarenakan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan. Kecamatan Purwoharjo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki produksi dan produktivitas tertinggi, akan tetapi produktivitas tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan Brazil yang merupakannegara berkembang dengan iklim yang sama dengan Indonesia (FAO, 2011dalam Mahabirama, et al., 2013), yaitu 2,95 ton/Ha. Desa Glagahagung merupakan salah satu desa di Kecamatan Purwoharjo yang juga merupakan sentra produksi kedelai. Potensi desa tersebut adalah pola tanam kedelai sebanyak dua kali dalam setahun. Rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan oleh berbagai kendala antara lain: terbatasnya lahan untuk produksi kedelai, lahan yang ada relatif tidak subur, teknologi budidaya kedelai yang diterapkan petani masih sangat sederhana, adanya gangguan penyakit seperti gangguan pathogen tular tanah, irigasi dan pemupukan yang belum optimal (Halim,et al., 2004dalam Sukmawati, 2013). Permasalahan tersebut berdampak pada pemupukan yang belum optimal. Penggunaan pupuk anorganik dapat diturunkan penggunaannya apabila petani berangsur-angsur menggunakan pupuk organik. Permasalahan tersebut juga terjadi di daerah penelitian. Petani Desa Glagahagung telah diperkenalkan penggunaan faktor produksi pupuk organik. Mayoritas petani tetap menggunakan pupuk anorganik saja tanpa tambahan pupuk organik. Menurut Adiningsih dan Rochyati (1988) dalam Danapriatna, et al (2012), terdapat korelasi positif antara kadarbahan organik dan produktivitas tanah sawah, semakin rendah kadar bahan organiksemakin rendah pula produktivitas tanah. Pemerintahpun telah membuat program pertanian berlanjut, dimana penggunaan pupuk seimbang sangat disarankan.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi usahatanikedelai, 2) Menganalisis tingkat ii efisiensi yang dicapai petani dikaitkan dengan produksiusahatanikedelai, 3) Menganalisis tingkat efisiensi dikaitkan dengan penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik. Penggunaan kombinasi faktor produksi untuk menghasilkan produksi yang optimal berdasarkan konsep efisiensi modern yang dijelaskan oleh Farrell, 1957 dalam Coelli, Rao and Battese (1995)efisiensi teknis yang merupakan kemampuan suatu perusahaan/petani dalam memaksimalkan output dengan penggunaan input yang tersedia. Penggunaan inputproduksi yang digunakan di daerah penelitian, yaitu luas lahan, benih, pupuk anorganik, pestisida, tenaga kerja. Penggunaan input produksi pupuk organik digunakan oleh sebagian petani di daerah penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah a) semua input produksi berpengaruh secara nyata terhadap produksi kedelai di daerah penelitian, b) Tingkat efisiensi teknis di daerah penelitian belum beroperasi secara full efisien, c) Rata-rata tingkat efisiensi teknis petani yang menggunakan pupuk organik lebih tinggi dibandingkan dengan petani tidak menggunakan pupuk organik. Pengambilan sampel menggunakan slovin dengan teknis penentuan responden menggunakan simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah petani kedelai Desa Glagahagung yang terdaftar dalam kelompok tani berjumlah 2500 petani. Perhitugan slovin menujukkan bahwa sampel sebanyak 44 responden. Peneliti ingin memperoleh data dari petani pengguna pupuk organic dan tidak, sehingga berdasarkan sistem undian diperoleh 25 petani tidak menggunakan pupuk organic dan 19 petani merupakan pengguna pupuk organic. Penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk mengetahui input produksi yang berpengaruh terhadap produksi, metode analisis Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengetahui tingkat efisiensi teknis masing-masing UKE dan untuk membandingkan rata-rata tingkat efisien teknis. Hasil penelitian di Desa Glagahagung menunjukkan bahwa berdasarkan hasil regresi, faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai adalah luas lahan dan benih. Semua faktor produksi bernilai positif, kecuali input pupuk anorganik. Berdasarkan hasil analisis DEA, rata-rata nilai efisiensi teknis di daerah penelitian adalah sebesar 97,6%. Petani yang telah mencapai tingkat efisien sebanyak 32 petani dan 12 petani. Hasil tersebut membuktikan bahwa petani di daerah penelitian belum beroperasi secara full efisien. Berdasarkan hasilcross tabulation menjelaskan bahwa Petani responden pengguna pupuk organik dari 19 responden sebanyak 89,5% memiliki nilai efisiensi diatasrata-rata keseluruhan responden, yaitu 97,6%.. Petani responden yang bukan pengguna pupuk organik dari 25 responden, hanya sebanyak 72% memiliki nilai efisiensi diatas rata-rata. Rata-rata tingkat efisiensi petani pengguna pupuk organik jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 99%, apabila dibandingkan dengan petani yang tidak menggunakan hanya 96,1%.