Analisis Daya Saing Ekspor Ubi Jalar Indonesia Di Pasar Internasional
Main Author: | Riani, FikaAndita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130290/ |
Daftar Isi:
- Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama (Apridar, 2009). Perdagangan internasional merupakan sumber pertumbuhan, sehingga daya saing menjadi sangat penting bagi suatu negara. Suatu negara akan lebih baik melakukan spesialisasi pada keunggulan (daya saing) dan untuk memenuhi kebutuhan negaranya dilakukan dengan berdagang dengan bangsa lain (Salvatore, 2006). Spesialisasi dan daya saing sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi globalisasi perdagangan. Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan unggulan ekspor Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu produsen dan pengeskpor ubi jalar dalam pasar internasional. Akan tetapi dalam memasuki globalisasi perdagangan, pengembangan ubi jalar menghadapi berbagai tantangan. Semakin terbukanya pasar mengakibatkan persaingan yang terjadi terhadap ekspor ubi jalar mrnjadi semakin ketat. Apabila suatu negara tidak bisa meningkatkan daya saing, maka impor ubi jalar menjadi semakin banyak dan akan mempengaruhi perekonomian nasional. Oleh karena itu, spesialisasi perdagangan dan daya saing dibutuhkan untuk mengetahui posisi bersaing Indonesia dalam perdagangan ubi jalar di pasar internasional. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis spesialisasi perdagangan ubi jalar Indonesia di pasar internasional, (2) Menganalisis daya saing komparatif ubi jalar Indonesia di pasar internasional (3) Menganalisis daya saing kompetitif ubi jalar Indonesia di pasar internasional. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis spesialisasi perdagangan ubi jalar di pasar internasional adalah Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Sedangkan untuk menganalisis daya saing ubi jalar Indonesia dari keunggulan komparatif dengan menggunakan Revealed Comparative Trade Advantage (RCTA) dan dari keunggulan kompetitif dengan menggunakan Export Competitiveness Index (XCi). Ubi jalar Indonesia yang dianalisis diperbandingkan dengan negara lain yang juga pengekspor ubi jalar di pasar Internasional seperti China, Belanda, Mesir, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian tentang daya saing eskpor ubi jalar Indonesia di pasar internasional antara lain: 1. Spesialisasi Perdagangan ubi jalar Indonesia yang dianalisis dengan menggunakan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) pada periode 1994-2013 memiliki nilai rata-rata positif sebesar 0,962. Nilai yang positif menunjukkan ubi jalar Indonesia mempunyai daya saing yang kuat atau Indonesia cenderung sebagai eksportir ubi jalar dan berada pada tahap kematangan. Sama halnya dengan negara Mesir (0,993), China (0,984), dan Amerika Serikat (0,575) yang juga mempunyai daya saing ubi jalar yang kaut atau cenderung sebagai eksportir ubi jalar dan berada pada tahap kematangan tetapi Amerika Serikat masih berada pada tahap pertumbuhan. Sedangkan negara Belanda (-0,220) mempunyai daya saing ubi jalar yang rendah atau cenderung sebagai importir ubi jalar dan berada pada tahap substitusi impor. 2. Daya saing komparatif ubi jalar Indonesia yang dianalisis dengan menggunakan Revealed Comparative Trade Advantage (RCTA) diketahui bahwa dari ubi jalar Indonesia pada periode 1994-2013 memiliki daya saing komparatif yang kuat karena memiliki nilai rata-rata RCTA lebih besar dari nol yaitu sebesar 5,456. Posisi daya saing ubi jalar Indonesia dilihat dari daya saing komparatif berada pada peringkat ketiga setelah Mesir (24,685) dan China (6,403), tetapi masih lebih unggul daripada Amerika Serikat (4,243) dan Belanda (-1,221). 3. Daya saing kompetitif ubi jalar Indonesia yang dianalisis dengan menggunakan Export Competitiveness Index (XCi) diketahui bahwa Indonesia pada periode 1994-2013 memiliki daya saing kompetitif pada ubi jalar atau kemampuan trend daya saing ubi jalar yang meningkat di pasar internasional dan memiliki kemampuan untuk bersaing dengan negara lain yang merupakan negara pesaingnya. Posisi daya saing kompetitif ubi jalar Indonesia memiliki rata-rata nilai XCi sebesar 1,184 berada pada peringkat ketiga setelah Mesir (1,592) dan Belanda (1,192) diikuti oleh Amerika Serikat (1,148) dan China (0,975). Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan spesialisasi perdagangan dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai ekspor ubi jalar seperti meningkatkan harga eskpor melalui peningkatan kualitas ubi jalar dan juga informasi terkait kualitas ubi jalar yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu untuk meningkatkan daya saing komparatif yaitu dapat dilakukan dengan peran pemerintah dalam meningkatkan produksi dan produktivitas ubi jalar dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan menanam varietas unggul dan menerapkan teknologi budidaya yang lebih maju. Ekstensifikasi dilakukan dengan meningkatkan luas areal tanam ke lahan kering dengan berbagai jenis tanah. Sedangkan untuk meningkatkan daya saing kompetitif adalah pemerintah perlu membidik pasar-pasar baru yang potensial bagi ekspor ubi jalar dan mengikuti pameran dagang untuk mengenalkan ubi jalar Indonesia ke pasar internasional.