Studi Karakteristik Fisiologi DominanPada Galur Harapan F4 Hasil Persilangan Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill.) Varietas Anjasmoro dengan Tanggamus, Argopuro, AP, UB, dan Grobogan
Daftar Isi:
- Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman kacang-kacangan yang menjadi sumber nabati bagi sebagian besar penduduk Indonesia, namun ketersediaan kedelai nasional masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa diperkirakan membutuhkan kedelai sekurang-kurangnya 2,5 juta ton per tahun (BPS, 2014), sedangkan produksi kedelai di Indonesia baru mencapai 807.568 ton (BPS, 2014) dengan produktivitas rendah yaitu sebesar 14,57 Ku/Ha atau masih sekitar 50% dari potensi hasil varietas kedelai unggul yang dianjurkan (2-3,5 ton ha-1) (Adisarwanto, 2013), sehingga produksi kedelai nasional belum mampu mencukupi kebutuhannya, untuk itu sebanyak 70% berasal dari kedelai impor (Suswono, 2013). Untuk mengurangi kecenderungan impor, maka perlu upaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai, salah satunya adalah dengan penggunaan varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi.Peningkatkan potensi hasil kedelai dapat dilakukan melalui kegiatan persilangan untuk mendapatkan varietas unggul dengan masing-masing keunggulan yang dimilikinya. Karakter fisiologi dapat dijadikan sebagai kriteria efektif dalam program perbaikan hasil kedelai (Suwardi et al., 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mempelajari keragaman daya hasil bobot biji dan jumlah polong isi pada galur kedelai F4 hasil persilangan varietas Anjasmoro dengan Tanggamus, AP, UB, dan Grobogan 2). Mempelajari sifat yang mendukung daya hasil pada galur F4 hasil persilangan varietas Anjasmoro dengan Tanggamus, AP, UB, dan Grobogan.. Hipotesis yang diajukan adalah. 1) Terdapat keragaman daya hasil pada bobot biji dan jumlah polong pada galur F4 persilangan varietas Anjasmoro dengan Tanggamus, AP, UB, dan Grobogan.. 2)Mempelajari sifat utama yang mendukung daya hasil pada galur F4 hasil persilangan varietas Anjasmoro dengan Tanggamus, Argopuro, AP, UB, dan Grobogan. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Jatikerto Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yangberlokasi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Percobaan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 - Mei 2014. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 303 meter. Suhu rata-rata berkisar antara 27-29oC dan curah hujan rata-rata 100mm/bulan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pengolah tanah (cangkul), timbangan analitik, Label, roll meter dan kamera digital. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kedelai dari F4 hasil persilangan tetua betina Anjasmoro dengan persilangan Anjasmoro x Tanggamus, Anjasmoro x Grobogan, Anjasmoro x AP, dan Anjasmoro x UB. Pupuk yang diberikan adalah NPK dengan perbandingan 50:50:50. Metode penelitian ini menggunakan metode Single plant. Parameter pengamatannya adalah jumlah cabang, jumlah buku subur per tanaman, jumlah polong isi, dan bobot biji per tanaman. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan akan dilakukan analisis data yang meliputi: analisiregresi, dana analisis korelasi, Koefisien Keragaman Fenotip (KKF) dan Koefisien Keragaman Genetik (KKG) , Heritabilitas dan kemajuan genotip harapan, Hasil dari penelitian menunjukkan tanaman F4 kedelai Galur Anjasmoro x Tanggamus, Anjasmoro x Grobogan dan Anjasmoro x UB memiliki keragaman daya hasil yang tinggi yaitu bobot biji dan jumlah polong tinggi. Jumlah buku subur adalah sifat yang dominan yang mendukung daya hasil pada semua galur persilangan. Galur Anjasmoro x UB memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan galur Anjasmoro x Grobogan, Anjasmoro x Grobogan memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan galur Anjasmoro Tanggamus, dan Anjasmoro Tanggamus memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan Anjasmoro x AP, dan Nilai KKF, KKG, heritabilitas, dan KGH termasuk dalam kriteria sedang sampai tinggi pada galur F4 kedelai pada semua kombinasi persilangan sehingga dapat diseleksi dan dilanjutkan untuk generasi F5.