Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Mulsa Organik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril)

Main Author: Pradoto, RendyWahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130280/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merril) ialah komoditas tanaman pangan penting di Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Konsumsi kedelai akan terus meningkat setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri pengolahan kedelai. Kebutuhan kedelai setiap tahunnya 2,3 juta ton biji kering, namun produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 776.491 ton dengan produktifitasnya sebesar 1,26 ton ha-1 dan pada tahun 2011 mencapai 850.226 ton dengan produktifitasnya sebesar 1,28 ton ha-1. Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa produktifitas tanaman kedelai di Indonesia masih rendah. Upaya dalam meningkatkan produksi kedelai ialah dengan menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kedelai diantaranya dengan aplikasi sistem olah tanah dan mulsa organik. Pengolahan tanah diperlukan dalam memperbaiki kondisi struktur tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat memperbaiki infiltrasi dan aerasi tanah sehingga mempermudah penetrasi akar tanaman lebih dalam untuk menyerap air. Aplikasi mulsa mempunyai keuntungan menekan fluktuasi suhu tanah dan menjaga kelembaban tanah, selain itu mulsa yang dihamparkan diatas permukaan tanah secara langsung akan menekan laju penguapan dan secara tidak langsung mempertahankan agregasi dan porositas tanah yang akan mempertahankan kapasitas tanah menahan air. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi mulsa organik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai serta untuk mendapatkan perlakuan yang tepat antara sistem olah tanah dan mulsa organik sehingga mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang optimal. Hipotesis yang diajukan adalah sistem olah tanah dan aplikasi mulsa organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penggunaan sistem olah tanah yang semakin intensif membutuhkan aplikasi mulsa pada tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, tugal, gembor, meteran, timbanagan analitik, oven, sabit, kamera, LAM (Leaf Area Meter). Bahan yang digunakan yaitu benih kedelai varietas Grobogan, jerami dan sekam . Pupuk yang digunakan yaitu Urea (46% N) 50 kg ha-1, SP36 (36% P2O5) 100 kg ha-1, KCl (50% K2O) 50 kg ha-1. Pestisida yang digunakan ialah insektisida Curacron 500 EC dan fungisida Antracol 70 WP, Furadan 3G serta herbisida pra tanam round. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 9 level perlakuan yang diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan yaitu M0 = tanpa olah tanah + tanpa mulsa, M1 = tanpa olah tanah + mulsa jerami 6 ton ha-1, M2 = tanpa olah tanah + mulsa sekam 6 ton ha-1, M3 = olah tanah minimal + tanpa mulsa, M4 = olah tanah minimal + mulsa jerami 6 ton ha- ii 1, M5 = olah tanah minimal + mulsa sekam 6 ton ha-1, M6 = olah tanah maksimal + tanpa mulsa, M7 = olah tanah maksimal + mulsa jerami 6 ton ha-1, M8 = olah tanah maksimal + mulsa sekam 6 ton ha-1. Pengamatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian merupakan pengamatan destruktif dan non destruktif. Pengamatan diamati pada umur 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan panen (75 hst). Variabel pengamatan komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, laju pertumbuhan relatif dan bobot kering total tanaman. Variabel pengamatan komponen hasil meliputi jumlah polong total/tanaman, bobot polong/tanaman, jumlah biji/polong, bobot biji/tanaman, hasil biji/ha, bobot 100 biji. Pengamatan komponen lingkungan meliputi suhu dan kelembaban tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem olah minimal tanah + mulsa jerami 6 ton ha-1 dan sistem olah tanah maksimal + mulsa jerami 6 ton ha-1 menghasilkan panen berturut-turut sebesar 2,26 ton ha-1 dan 2,11 ton ha-1, lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa olah tanah + tanpa mulsa sebesar 1,15 ton ha-1 dengan peningkatan hasil panen berturut-turut sebesar 96,52% dan 83,48 %.