Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Daun (Alium Fistulosum) Pada Stratifikasi Petani Berdasarkan Kepemilikan Luas Lahan Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo

Main Author: Sani, CholidaSeptianaRiyani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130258/1/Full_Teks.pdf
http://repository.ub.ac.id/130258/
Daftar Isi:
  • Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Merupakan Salah Satu Sentra Produksi Bawang Daun. Bawang Daun Merupakan Salah Satu Tanaman Sayuran Yang Sering Dikonsumsi Masyarakat Sebagai Sayuran Penyedap Makanan. Tingginya Kebutuhan Akan Tanaman Bawang Daun Dari Dalam Maupun Dari Luar Negeri Menyebabkan Produksi Bawang Daun Dari Tahun Ke Tahun Terus Ditingkatkan. Namun Pada Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Petani Yang Menanam Tanaman Bawang Daun Sudah Semakin Berkurang. Hal Ini Dikarenakan Petani Banyak Yang Beralih Menanam Komoditas Lain Yang Lebih Menguntungkan Seperti Kentang. Walaupun Demikian Sampai Saat Ini Masih Ada Beberapa Petani Yang Masih Membudidayakan Bawang Daun Seperti Di Desa Ngadas, Wonokitri Dan Ngadisari. Dari Sekian Banyak Petani Bawang Daun Di Desa Ngadas, Wonokitri Dan Ngadisari, Memiliki Perbedaan Pada Aspek Kepemilikan Luas Lahan. Terdapat Petani Yang Memiliki Lahan Luas, Sedang Bahkan Sempit. Di Daerah Pedesaan Ketimpangan Distribusi Kepemilikan Lahan Akan Berdampak Pada Ketimpangan Distribusi Pendapatan. Untuk Mengetahui Apakah Usahatani Bawang Daun Memberikan Keuntungan Dan Layak Untuk Dibudidayakan Maka Dilakukan Analisis Tingkat Pendapatan Dan Analisis Kelayakan Usahatani Pada Stratifikasi Petani Berdasarkan Luas Lahan. Penelitian Ini Dilakukan Untuk Memberi Gambaran Tentang Kelayakan Usahatani Bawang Daun Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Khususnya Di Desa Ngadas, Wonokitri Dan Ngadisari Pada Berbagai Tingkatan Strata Petani. Penelitian Ini Dilakukan Sejak Bulan Januari Hingga Maret 2015 Di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Ngadisari Kecapatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Dan Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Pengambilan Sample Dilakukan Dengan Unprobability Sampling Yaitu Purposive Sampling Yang Melibatkan 45 Orang Petani Bawang Daun Sebagai Responden. Pengambilan Lokasi Dilakukan Secara Sengaja Di Tiga Desa Tersebut Dengan Pertimbangan Bahwa Ketiga Desa Tersebut Mewakili Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Dimana Terdapat Usahatani Bawang Daun. Untuk Menganalisis Data Yang Diperoleh Maka Dilakukan Analisis Kelayakan Usahatani Menggunakan R/C Ratio Dan Bep. Hasil Penelitian Stratifikasi Petani Dibedakan Menurut Kepemilikan Luas Lahan Yaitu Petani Kecil Dengan Luas Lahan ≤0,5 Ha, Petani Menengah Dengan Luas Lahan 0,5 > D ≥ 1 Ha Dan Petani Besar Dengan Luas Lahan > 1 Ha. Pada Petani Kecil, Tingkat Pendapatan Paling Tinggi Diperoleh Pada Desa Ngadisari Yaitu Sebesar Rp 27.178.667. Sedangkan Tingkat Pendapatan Terkecil Diperoleh Pada Desa Ngadas Yaitu Sebesar Rp 26.05.000. Pada Petani Menengah, Tingkat Pendapatan Paling Tinggi Diperoleh Pada Desa Ngadas Yaitu Sebesar Rp 40.873.193. Sedangkan Tingkat Pendapatan Terkecil Diperoleh Pada Desa Wonokitri Yaitu Sebesar Rp 16.405.208. Pada Petani Besar, Tingkat Pendapatan Paling Tinggi Diperoleh Pada Desa Ngadisari Yaitu Sebesar Rp 35.392.471. Sedangkan Tingkat Pendapatan Terkecil Diperoleh Pada Desa Wonokitri Yaitu Sebesar Rp 12.108.062 Kegiatan Usahatani Bawang Daun Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Telah Layak Diusahakan Dan Menguntungkan Petani. Karena Dari Hasil Nilai R/C Ratio Di Ketiga Desa Pada Berbagai Strata Luas Lahan > 1, Pada Petani Kecil Ushatani Bawang Daun Yang Paling Tinggi Nilai R/C Rationya Adalah Pada Desa Ngadisari Yaitu Sebesar 2,40 Sedangkan Nilai R/C Ratio Paling Rendah Diperoleh Pada Desa Ngadas Yaitu Sebesar 1,42. Pada Petani Menengah, Usahatani Bawang Daun Yang Paling Tinggi Nilai R/C Rationya Adalah Pada Desa Ngadisari Yaitu Sebesar 2,16 Sedangkan Nilai R/C Ratio Terkecil Diperoleh Pada Desa Wonokitri Yaitu Sebesar 1,63. Pada Petani Menengah, Usahatani Bawang Daun Yang Paling Tinggi Nilai R/C Rationya Adalah Pada Desa Ngadisari Yaitu Sebesar 2,57 Sedangkan Nilai R/C Ratio Paling Kecil Diperoleh Pada Desa Wonokitri Yaitu Sebesar 1,40