Analisis Kelayakan Usahatani Kentang (Solanum Tuberosum L.) Pada Berbagai Strata Kepemilikan Luas Lahandi Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo

Main Author: Lustra, Aini
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130253/1/Skripsi_Aini_Lusra.pdf
http://repository.ub.ac.id/130253/
Daftar Isi:
  • Kentang (Solanum Tuberosum L.) Adalah Jenis Tanaman Sayuran Umbi Yang Banyak Dijumpai Dipasar. Tanaman Ini Memiliki Banyak Kegunaan Bagi Manusia, Karena Mengandung Karbohidrat Yang Cukup Tinggi Dan Sebagai Zat Penghasil Kalori Yang Mampu Menggeser Kedudukan Beras Sabagai Bahan Makanan Pokok Sehari-Hari (DS. Soewito, 1991). Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Dan Malang Merupakan Wilayah Yang Termasuk Dalam Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Yang Mayoritas Penduduknya Berasal Dari Suku Tengger Yang Bermata Pencaharian Sebagai Petani Dan Memiliki Potensi Pada Produk Hortikultura, Yaitu Kentang. Tetapi Pada Kenyataannya Masyarakat Yang Mayoritas Bermata Pencaharian Sebagai Petani Tidak Mencapai Kesejahteraan Hidup. Petani Suku Tengger Ini Dalam Melakukan Usaha Budidaya Kentang Masih Menggunakan Sistem Konvensional. Hal Ini Dikarenakan Ada Berbagai Masalah Yang Muncul, Antara Lain: Modal Yang Sedikit, Lemahnya Manajemen Usahatani, Keadaan Lahan Dan Kondisi Lingkungan, Harga Kentang Yang Fluktuatif, Dan Informasi Yang Kurang. Sehingga Membuat Pendapatan Petani Menurun Dan Membutuhkan Perhatian Khusus. Berdasarkan Berbagai Uraian Diatas Telah Menjadi Landasan Diperlukannya Penelitian Mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kentang Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Pada Berbagai Strata Kepemilikan Luas Lahan Sehingga Dapat Menetapkan Rencana Usaha Dan Menetapkan Strategi Pengelolaan Usaha Yang Berorientasi Kepada Keuntungan. Rumusan Masalah Dalam Penelitian Ini Adalah: (1) Bagaimana Tingkat Pendapatan Usahatani Petani Kentang Pada Berbagai Strata Kepemilikan Luas Lahan Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo; Dan (2) Bagaimana Kelayakan Usahatani Petani Kentang Pada Berbagai Strata Kepemilikan Luas Lahan Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo. Metode Penentuan Lokasi Dilakukan Secara Purposive, Yaitudi Ketiga Desa Yang Termasuk Dalam Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo, Antara Lain: Desa Ngadas, Desa Wonokitri, Dan Desa Ngadisari. Metode Penarikan Responden Dalam Penelitian Ini Adalah Secara Purposive Sampling Yaitu Petani Kentang Yang Berada Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Yang Berjumlah 42 Responden. Metode Pengumpulan Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini, Antara Lain: Observasi, Wawancara, Dan Dokumentasi. Sedangkan Metode Analisis Data Menggunakan Analisis Data Secara Kuantitatif Dengan Menggunakan Statistik Deskriptif. Analisis Data Kuantitatif Dengan Menggunakan Statistik Deskriptif Untuk Mengetahui Tingkat Pendapatan Petani Dan Kelayakan Usahatani Kentang Dengan Indikator Perhitungan R/C Ratio Dan BEP (Break Event Point). Hasil Dari Penelitian Ini, Antara Lain: (1) Tingkat Pendapatan Tertinggi Di Petani Desa Ngadas Dengan Strata Lahan Luas (> 1 Ha) Dengan Rata-Rata Nilai Pendapatan Sebesar Rp 52.724.958/MT/Ha Dengan Faktor Tingginya Penerimaan Yang Disebabkan Bibit Berkualitas Dan Di Imbangi Dengan Harga Jual Yang Relatif Tinggi Yaitu Sebesar Rp 6.250/Kg. Sedangkan Tingkat Pendapatan Terendah Petani Desa Wonokitri Dengan Strata Lahan Sempit (< 0,5 Ha) Dengan Rata-Rata Nilai Pendapatan Sebesar Rp 11.875.724/MT/Ha Yang Dikarenakan Lebih Fokus Terhadap Pekerjaan Sampingan Sebagai Pelaku Wisata Bromo Yang Lebih Menguntungkan Dan Kurangnya Modal Untuk Biaya Perawatan Kentang Karena Dialokasikan Untuk Modal Pekerjaan Sampingan. (2) Usahatani Kentang Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Telah Layak Diusahakan Serta Menguntungkan Dengan Nilai R/C Ratio Terkecil Di Petani Desa Wonokitri Strata Lahan Sempit (< 0,5 Ha) Rata-Rata Nilai R/C Ratio Sebesar 1,424 Dan R/C Ratio Terbesar Di Petani Desa Ngadas Strata Lahan Luas (> 1 Ha) Dengan Rata-Rata Nilai R/C Ratio Sebesar 4,094. Sedangkan Usahatani Yang Paling Layak Dilihat Dari Nilai BEP Adalah Petani Pada Strata Lahan Luas (> 1 Ha) Desa Ngadas, Karena Hasil Rata-Rata Produksi Jauh Lebih Tinggi Dari BEP Volume (10.833 Kg > 2.545 Kg) Dan Rata-Rata Harga Jual Jauh Lebih Tinggi Dari BEP Harga (Rp 6.250/Kg > Rp 1.585/Kg). Berdasarkan Dari Hasil Analisis Yang Dilakukan, Maka Saran Yang Dapat Diberikan Antara Lain: (1) Agar Kegiatan Usahatani Ketiga Desa Di Kawasan Agroekologi Dataran Tinggi Bromo Dapat Berkembang Dan Berjalan Dengan Baik Maka Dibutuhkan Kerjasama Dan Hubungan Yang Sangat Baik Dalam Bidang Infrastruktur, Informasi, Dan Modal Dengan Pihak Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Selaku Penguasa Wilayah Sekitar Bromo. (2) Agar Pendapatan Petani Kecil Dapat Meningkat Maka Dibutuhkan Investor Bibit Kentang Dengan Harga Yang Terjangkau (Rp 5.000 – Rp 6.000/Kg) Tetapi Tetap Berkualitas (F1 – G3) Dan Diharapkan Petani Lebih Terbuka, Komunikatif, Lebih Pandai Membaca Peluang Pasar, Dan Mencari Banyak Informasi Mengenai Cara Berusahatani Yang Baik Dan Bersifat Komersil.