Pengaruh Sumber Pupuk Nitrogen dan Waktu Pemberian Urea Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays Sturt. var. saccharata
Main Author: | Ramadhani, ResqiHapsari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130249/1/PENGANTAR.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/2/LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/2/cover.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/3/BAB_1-3.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/4/BAB_4.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/5/BAB_5.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/6/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/130249/ |
Daftar Isi:
- Permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri terhadap jagung manis cukup tinggi. Namun, hal tersebut tidak berbanding lurus dengan produktivitas jagung manis di Indonesia. Produktivitas jagung manis dalam 1 hektar lahan diperkirakan mencapai 2,9–3,6 ton ha-1 (Rahmi dan Jumiati, 2007). Sedangkan, potensi produktivitas jagung manis hibrida tanpa kelobot dapat mencapai 20 ton ha-1 (Syukur dan Rifianto, 2013). Salah satu penyebab rendahnya produktivitas jagung manis ialah kesuburan tanah yang rendah. Pupuk anorganik merupakan jalan tercepat dan termudah dalam menangani masalah kebutuhan nutrisi tanaman karena sifatnya yang mudah terurai dan dapat langsung diserap oleh tanaman. Akan tetapi, pemupukan secara anorganik mempunyai beberapa kelemahan, yaitu harganya yang mahal, tidak dapat menyelesaikan masalah degradasi tanah, serta pemupukan yang tidak tepat dan berlebihan menyebabkan pencemaran lingkungan (Hairiah et al., 2000). Pupuk organik menjadi alternatif untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan. Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu atau yang lebih dikenal LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan perlu digalakkan (Simanungkalit dan Suriadikarta, 2006). Selain penggunaan sumber pupuk, waktu dan cara pemberian pupuk juga berkaitan erat dengan laju pertumbuhan tanaman dimana hara dibutuhkan tanaman dan proses hilangnya pupuk yang terjadi melalui pencucian, penguapan dan fiksasi (Syafruddin et al., 2005 ). Untuk mengurangi kehilangan N, pemberian pupuk N harus dilakukan secara bertahap. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk memperoleh sumber pupuk N dan waktu pemberian urea yang tepat pada tanaman jagung manis. Hipotesis yang diajukan adalah pemberian 50% N urea yang diberikan dua kali dan 50% N pupuk kandang pada dosis 184 kg N ha-1 menghasilkan pertumbuhan dan hasil tertinggi pada tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai juni 2014 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kromengan, Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ialah cangkul, tugal, sabit, penggaris, timbangan analitik, meteran, jangka sorong, sprayer, kamera, oven, LAM. Bahan yang digunakan ialah benih jagung varietas SILO 12, pupuk kandang sapi, pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk Urea (46% N) , SP-36 (36% P2O5¬) KCl (60% K2O) Furadan 3G dan insektisida Ripcord 50 EC dan Decis 25 EC. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan tersebut terdiri dari : P1 = 100% N Urea yang diberikan 3 kali pada dosis 138 kg N ha-1; P2 = 100% N Urea yang diberikan 3 kali pada dosis 184 kg N ha-1; P3 = 75% N Urea yang diberikan 1 kali + 25% N pupuk kandang pada dosis 138 kg N ha-1; P4 = 75% N Urea yang diberikan 2 kali + 25% N pupuk kandang pada dosis 138 kg N ha-1; P5 = 75% N Urea yang diberikan 1 kali + 25% N pupuk kandang pada dosis 184 kg N ha-1; P6 = 75% N Urea yang diberikan 2 kali + 25% N pupuk kandang pada dosis 184 kg N ha-1; P7 = 50% N Urea yang diberikan 1 kali + 50% N pupuk kandang pada dosis 138 kg N ha-1; P8 = 50% N Urea yang diberikan 2 kali + 50% N pupuk kandang pada dosis 138 kg N ha-1; P9 = 50% N Urea yang diberikan 1 kali + 50% N pupuk kandang pada dosis 184 kg N ha-1; P10 = 50% N Urea yang diberikan 2 kali + 50% N pupuk kandang pada dosis 184 kg N ha-1. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil 2 tanaman contoh dan nondestruktif dengan cara mengamati 5 tanaman contoh pada petak panen untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hst, 28 hst, 42 hst, 56 hst dan saat panen pada umur 70 hst yang meliputi komponen pertumbuhan, komponen hasil, analisis pertumbuhan tanaman dan analisis penunjang yaitu analisis tanah dan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf nyata 5%. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan, dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sumber pupuk N dan waktu pemberian urea mampu meningkatkan komponen pertumbuhan yang meliputi jumlah daun, diameter batang dan luas daun dan komponen hasil yang meliputi diameter tongkol tanpa kelobot, bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol tanpa kelobot dan hasil tongkol tongkol berkelobot dibandingkan dengan perlakuan 100% N Urea yang diberikan 3 kali. Perlakuan 75% N Urea yang diberikan 2 kali + 25% N pupuk kandang pada dosis 184 kg N ha-1 mampu menghasilkan 29,67 ton ha-1 tongkol berkelobot, yang berarti 6,7% lebih tinggi dibandingkan perlakuan 100% N Urea yang diberikan 3 kali pada dosis 184 kg N ha-1 yaitu hanya mampu menghasilkan 27,67 ton ha-1.