Pengaruh Kombinasi Proporsi Pemupukan Nitrogen Dan Kalium Pada Pertumbuhan, Hasil Dan Kualitas Tanaman Ubi Jalar (Ipomea Batatas (L.) Lamb) Varietas Cilembu Pada Dataran Rendah
Daftar Isi:
- Varietas Cilembu adalah salah satu diantara berbagai verietas ubi jalar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Umbi Cilembu berasal dari Desa Cilembu Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang merupakan desa yang terletak di dataran menengah hingga tinggi. Mengingat konsumen umbi cilembu ini tidak hanya berasal dari wilayah dataran tinggi Jawa Barat saja, akan tetapi juga berasal dari wilayah dataran rendah yang tersebar di seluruh Indonesia, maka dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, perlu dilakukan pengembangan tanaman ubi Cilembu di wilayah dataran rendah. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, apakah tanaman ubi cilembu yang ditanam di daerah dataran rendah khususnya di Jatikerto masih mampu memberikan pertumbuhan, hasil dan kualitas yang sama dengan tanaman ubi Cilembu yang ditanam di daerah Cilembu, walau kebutuhan nutrisi yang berupa N, P, K yang diaplikasikan di daerah Jatikerto adalah sama dengan kebutuhan optimum untuk tanaman ubi Cilembu yang ditanam di desa Cilembu, maka penelitian ini perlu untuk dilakukan. Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mempelajari pengaruh proporsi pemupukan nitrogen dan kalium pada pertumbuhan dan hasil serta kualitas dari tanaman ubi jalar Cilembu yang ditanam di daerah dataran rendah Jatikerto dan (2) Untuk menentukan proporsi pemupukan nitrogen dan kalium yang tepat agar diperoleh pertumbuhan, hasil serta kualitas umbi yang baik dari tanaman ubi jalar Cilembu yang ditanam di daerah dataran rendah Jatikerto. Hipotesis yang diajukan adalah untuk mendapatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas umbi ubi jalar yang baik yaitu pada kombinasi pemupukan 50 % N : 100 % K. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga bulan Juni 2014 di Kebun percobaan Universitas Brawijaya, yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, timbangan analitik, penggaris, kamera, kertas label, oven, gunting, dan LAM. Bahan yang digunakan meliputi stek pucuk tanaman ubi jalar varietas cilembu yang telah berumur 2 bulan dengan ukuran panjang 25 cm, pupuk kompos, pupuk N (Urea : 46% N), pupuk P (SP 36 : 36% P2O5) dan pupuk K (KCl : 50% K2O). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhana dengan menempatkan kombinasi proporsi pemupukan N dan K sebagai perlakuan dan terdiri dari 8 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu P0 : 100% N : 100% K, P1 : 0% N : 150% K, P2 : 25% N : 125% K, P3 : 50% N : 100% K, P4 : 75% N : 75% K, P5 : 100% N : 50% K, P6 : 125% N : 25% K, dan P7 : 150% N : 0% K. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 24 hst, 40 hst, 65 hst, 80 hst, 95 hst, dan pada saat panen (120 hst) yang meliputi komponen pertumbuhan, komponen hasil, analisis pertumbuhan tanaman, dan analisis tanah. Pengamatan komponen pertumbuhan meliputi : jumah daun, panjang sulur, jumlah cabang, luas daun, dan bobot kering total tanaman. Pengamatan komponen hasil meliputi : jumlah umbi per tanaman, bobot umbi per tanaman, bobot umbi ekonomis per tanaman, panjang umbi, diameter umbi, hasil panen (ha-1), dan hasil panen umbi ekonomis (ha-1). Analisis pertumbuhan tanaman meliputi : laju pertumbuhan relative (LPR), indeks pembagian, dan laju asimilasi bersih (LAB). Analisis tanah meliputi sifat kimia tanah yang mencakup kandungan N, P, K dalam tanah yang dilakukan pada saat awal (sebelum penelitian), setelah aplikasi perlakuan, dan setelah panen. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf α = 0,05 untuk mengetahui terdapat tidaknya pengaruh nyata dari perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji antar perlakuan dengan menggunakan BNT pada taraf p = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan yang paling baik pada parameter panjang sulur, jumlah daun dan luas daun didapatkan pada tanaman yang dipupuk 100 % N : 100 % K dan 150 % N : 0 % K, kemudian pada hasil panen yang lebih tinggi didapatkan pada seluruh kombinasi proporsi N dan K, kecuali perlakuan P1 (0 % N : 150 % K), namun hasil panen yang lebih optimum didapatkan pada proporsi pemberian 82,9 % N dan 65,9 % K yang setara dengan 265 kg ha-1 Urea dan 219,64 kg ha-1 KCl. Sedangkan untuk kualitas umbi yang terbaik didapatkan pada perlakuan P7 (150 % N : 0 % K.) untuk parameter total gula dengan 3,33 % dan pada perlakuan P2 (25 % N : 125 % K) untuk parameter kadar pati dengan 17,69 %.