Analisis Beban Kerja Dan Marjin Pemasaran Pada Proses Distribusi Kentang (Solanum Tuberosum L.) Di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan
Daftar Isi:
- Pada Proses Distribusi Kentang Diharapkan Terjadinya Keselarasan Antara Beban Kerja Dan Keuntungan Yang Diperoleh Petani Dan Lembaga Pemasaran, Selain Itu Didapatkan Saluran Distribusi Yang Paling Efektif Berdasarkan Alur Dan Margin Pemasarannya. Penelitian Ini Dilaksanakan Di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan Yang Merupakan Salah Satu Sentra Produksi Kentang Di Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur Merupakan Salah Satu Wilayah Yang Berpotensi Sebagai Penghasil Kentang Di Indonesia, Produksi Kentang Jawa Timur Sebesar 207.645 Ton Pada Tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2013). Jumlah Tersebut Menempati Urutan Ketiga Sebagai Daerah Penghasil Kentang Terbanyak Setelah Jawa Tengah Dan Jawa Barat. Sentra Produksi Kentang Di Jawa Timur Salah Satunya Adalah Kabupaten Pasuruan Khususnya Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. Kabupaten Pasuruan Merupakan Pemasok Lebih Dari 50% Kebutuhan Kentang Di Jawa Timur, Sehingga Dapat Dikatakan Sebagai Daerah Penghasil Kentang Terbesar Di Jawa Timur. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Proses Distribusi Kentang Dari Desa Wonokitri, Kemudian Untuk Mengukur Beban Kerja Pada Proses Distribusi Yang Dilakukan Dengan Metode Full Time Equivalent (Fte). Metode Analisis Nilai Tambah Hayami Juga Digunakan Untuk Mengetahui Nilai Tambah Pada Petani Dan Lembaga Pemasaran, Selain Itu Juga Digunakan Analisis Marjin Pemasaran Untuk Mengetahui Total Marjin Pemasaran Pada Setiap Saluran Distribusi. Hasil Dari Ketiga Proses Analisis Tersebut Menunjukkan Beban Kerja Petani Memiliki Nilai Terbesar Yakni 0,14507 Menit/Tahun, Keseluruhan Nilai Beban Kerja Petani Dan Lembaga Pemasaran Berada Dibawah Nilai 1 Yang Berarti Bahwa Beban Kerja Petani Dan Lembaga Pemasaran Masih Dibawah Beban Kerja Optimal Dan Termasuk Dalam Kategori Underload. Saluran Distribusi Yang Banyak Dilakukan Petani Yakni Menuju Tengkulak Kemudian Dijual Ke Pedagang Besar Dan Ke Pengecer. Nilai Tambah Terbesar Sesungguhnya Diperoleh Pemborong Dengan Nilai Rp. 1.425,40/Kg Dengan Keuntungan Rp. 1.361,01/Kg Atau 22,71%. Apabila Dilihat Dari Aktifitas Beban Kerja Yang Ditanggung Petani Maka Petani Justru Memperoleh Nilai Tambah Dan Keuntungan Yang Lebih Kecil Daripada Lembaga Pemasaran Seperti Pemborong Dan Pedagang Besar. Marjin Pemasaran Terkecil Terdapat Pada Saluran Keempat Dengan Total Rp. 2.576,45 Karena Hanya Terdapat Petani Dan Dua Lembaga Pemasaran Yakni Pedagang Besar Dan Pengecer. Berdasarkan Hasil Penelitian Maka Masih Diperlukan Bantuan Pemerintah Terhadap Petani Agar Dapat Bersaing Mengenai Harga Jual Dengan Lembaga Pemasaran. Selain Itu Dapat Dilakukan Perbaikan Beban Kerja Pada Petani Maupun Lembaga Pemasaran Berdasarkan Pengalokasian Waktu Dan Penggabungan Aktivitas Yang Dapat Dilakukan Bersamaan.