Kajian Hasil Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa L) Terhadap Model Pertanian Ramah Lingkungan
Daftar Isi:
- Revolusi Hijau Memberi Dampak Negatif Terutama Pada Kelestarian Lingkungan. Salah Satu Sistem Yang Dapat Memperbaiki Kondisi Lingkungan Yaitu Sistem Pertanian Ramah Lingkungan Yang Mengintregasikan Antara Tanaman Usaha Tani Dengan Hewan Ternak Dan Meminimalkan Penggunaan Input Kimia. Menurut Suriapermana Et Al., 1990 Integrasi Padi-Itik-Ikan Dapat Memberi Keuntungan Bersih Sebesar Rp.889.000-Rp.1.160.000/Musim Tanam, Dimana 12,4-14,7% Diantaranya Adalah Berasal Dari Pemeliharaan Itik. Sistem Intregasi Padi Dan Ternak Itik Mempunyai Fungsi Sebagai Fertilisator, Pestisidator, Dan Sekaligus Sebagai Herbisidator (Mahfudz Et Al., 2004). Azolla Dapat Dipadukan Dengan Sistem Integrasi Padi-Itik-Ikan Sebagai Pakan Itik Dan Ikan. Batan, (2006) Mengatakan Dengan Menginokulasikan 200 Gr Azolla Segar /M2 Memberikan Hasil Terbaik Terhadap Berat Kering Tanaman Per Rumpun, Hasil Gabah 63,60 G /Rumpun. Pola Tanam Jajar Legowo Dapat Memberikan Keuntungan Yang Sinergis Terhadap Pemeliharaan Ikan, Itik Dan Penggunaan Azolla. Menurut Bobihoe, (2011) Penanaman Jajar Legowo Dapat Meningkatkan Produktivitas Padi 12-22% Dan Jumlah Rumpun Padi Meningkat Sampai 33% /Ha. Tujuan Penelitian Ini Dilakukan Untuk Mempelajari Respon Tanaman Padi Terhadap Integrasi Padi-Itik-Ikan-Azolla (Sistem Pertanian Ramah Lingkungan) Dengan Menggunakan Pola Tanam Jajar Legowo. Hipotesis Yang Diajukan Yaitu Terdapat Respon Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Perlakuan Paling Komplek P5 Yang Akan Meningkat Dengan Adanya Integrasi Padi-Ikan-Itik-Azolla Dibandingkan Dengan Perlakuan Kurang Komplek. Penelitian Dilaksanakan Pada Mei-Agustus 2014 Di Desa Kepanjen, Kabupaten Malang, Dengan Ketinggian 335 M Dpl, Temperature Rata – Rata 25o C – 27o C. Alat Yang Digunakan: Lam, Timbangan Analitik, Oven, Kamera, Cangkul, Plastik, Meteran, Penggaris, Jarring, Kandang Bebek, Kolam Ikan. Bahan Yang Diperlukan: Benih Padi Varietas Ciherang, Tanaman Azolla, Bebek Pedaging (Jantan) Dan Ikan Nila, Pupuk Kandang Bebek, Pupuk Phonska (N:P:K =15:15:15),Urea (N 46%) Dan Za (N 21%), Pestisida Nabati. Metode Yang Digunakan Adalah Rak, Terdiri :(K) Konvensional (Petani Lokal),(P1) Integrasi Padi + Pupuk Kandang Bebek, (P2) Integrasi Padi + Pupuk Kandang Bebek + Azolla, (P3) Integrasi Padi + Pupuk Kandang Bebek, Azolla + Bebek Pedaging (Jantan), (P4) Integrasi Padi + Pupuk Kandang Bebek, Azolla + Ikan Nila, (P5) Integrasi Padi + Pupuk Kandang Bebek + Bebek + Ikan Nila. Pengamatan Dilakukan Pada 2, 4, 6, 8, 10, 12 Dan 14 Mst. Pengamatan Terdiri Dari Tiga Aspek ; Jumlah Anakan Per Rumpun, Luas Daun Per Rumpun Dengan Menggunakan Lam, Bobot Kering Total Tanaman Per Rumpun Dengan Menimbang Seluruh Bagian Tanaman Yang Telah Dioven Pada Suhu 81°C Selama 2 X 24 Jam Hingga Diperoleh Bobot Konstan (G). (2) Jumlah Malai Per Rumpun, Bobot Gabah Kering Panen (Per 100 M2), Bobot 1000 Butir Gabah (G), Jumlah Gabah Per Malai, Bobot Kering Total Tanaman Saat Panen (G). (3) Analisis Pertumbuhan Tanaman, Indeks Luas Daun (Ild), Laju Pertumbuhan Tanaman Cgr.. Pengamatan Bebek Dan Ikan, Berat Bebek, Ikan Dan Azolla Setelah Panen, Data Yang Diperoleh Dari Hasil Pengamatan Dianalisis Dengan Menggunakan Analisis Ragam (Uji F) Pada Taraf 5% Untuk Mengetahui Pengaruh Perlakuan Dan Apabila Terdapat Pengaruh Nyata Maka Akan Dilanjutkan Dengan Uji Bnt Pada Taraf 5%. Integrasi Perlakuan Paling Kompleks (P5) Yakni Integrasi Padi, Pupuk Kandang Bebek, Bebek, Ikan Dan Azolla Berpengaruh Nyata Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi. Hasil Panen Per Hektar Yang Lebih Tinggi Didapatkan Pada Tanaman Yang Diberi Perlakuan Sistem Integrasi Kompleks (P5) (8,44 Ton Ha-1) Sedangka Pada Perlakuan Konvensional (K) Hasil Panen Yang Didapatkan Tidak Berbeda Nyata Dengan Perlakuan Komples (P5) (7,28 Ton Ha-1).