Pengaruh Berbagai Produksi Kompos Terhadap Populasi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne sp.) Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Main Author: | Pratama, Budi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130198/1/BUDI_PRATAMA_-_0810483025.pdf http://repository.ub.ac.id/130198/ |
Daftar Isi:
- Nematoda puru akar Meloidogyne sp., adalah salah satu jenis nematoda endoparasit yang penting di dunia. Nematoda ini bersifat parasit obligat dan tersebar luas baik pada daerah yang beriklim tropis maupun pada daerah yang beriklim subtropis. Nematoda ini memiliki kisaran inang yang luas. Bersifat polifag dan menyerang lebih dari 2000 spesies tumbuhan. Berbagai usaha pengendalian telah dilakukan diantaranya pengaturan pola tanam, penggunaan varietas unggul, penggunaan bahan organik, penggunaan tanaman perangkap, solarisasi tanah, pemanfaatan agen pengendali hayati, sampai dengan penggunaan pestisida (nematisida). Salah satu alternatif pengendalian nematoda puru akar (Meloidogyne sp.), dengan menggunakan bahan organik berupa kompos, selain ramah lingkungan, bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Secara fisik kompos dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk memperbesar ruang pori pada tanah untuk menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan, secara kimia kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah dan memperbaiki pH tanah, dan secara biologi kompos dapat memacu perkembangan mikroorganisme dan musuh alami serta memberi kondisi yang bersifat kurang menguntungkan bagi perkembangan nematoda. Kompos merupakan salah satu sumber bahan organik tanah yang dapat dimanfaatkan dalam usaha pengendalian nematoda. Pada saat ini, kompos komersial dapat diperoleh secara bebas di pasaran dengan harga terjangkau. Pengomposan biasanya dilakukan guna menanggulangi permasalahan sampah di lingkungan instansi-instansi dan lembaga-lembaga, sedang pada perusahaan atau industri yang berbahan baku organik, kompos merupakan produk sampingan. Kondisi semacam itu dipandang sebagai permasalahan jika kompos tersebut akan dimanfaatkan untuk upaya pengendalian patogen dan pendukung pertumbuhan tanaman. Permasalahan tersebut terletak pada ketersediaan bahan baku kompos. Kompos hanya tergantung pada sisa-sisa tanaman dan sampah yang tersedia tanpa pertimbangan komposisi dan kebutuhan. Selain itu kompos yang diperjual belikan (komersial) di pasaran juga tidak dilengkapi sertifikasi kualitas atau standart mutu dari Badan Standardisasi Nasional. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kualitas kompos dalam kaitannya dengan pengendalian nematoda puru akar maupun perbaikan sifat fisik, biologi, kimia tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Mengingat, pentingnya aspek bahan organik dalam kaitannya dengan usaha pengendalian nematoda puru akar (Meloidogyne sp.). Maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah kompos di pasaran dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan perkembangan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) yang menyerang pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca dan di Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang pada bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Penelitian menggunakan empat macam perlakuan berdasarkan penambahan kompos, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali, disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan pertama, media tanam tanpa penambahan kompos (TK); perlakuan kedua, perlakuan ketiga dan perlakuan keempat dengan penambahan kompos, masing-masing secara berurutan adalah; Kompos produksi UPT, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang (KU), Kompos Produksi Sempurna, Gedung kandang-Malang (KS), dan Kompos Produksi Trubus Sejati, Buring-Malang (KT). Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis menggunakan uji-Fisher (uji-F) pada taraf kepercayaan 5 %. Jika dalam Uji-F terdapat perbedaan antar perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (uji BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penambahan kompos pada tanah dapat mengurangi jumlah populasi dan perkembangan nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) pada tanaman tomat dibandingkan tanah yang tidak di tambah dengan kompos. Tanaman tumbuh lebih baik pada tanah yang diperlakukan dengan penambahan kompos. Kompos juga dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, gejala infeksi nematoda pada tanah yang diperlakukan dengan penambahan kompos muncul secara perlahan serta mampu menyembuhkan diri dari infeksi nematoda bahkan tidak menampakkan reaksi atau gejala terhadap infeksi nematoda. Namun demikian, tidak semua kompos memiliki kemampuan yang sama dalam mempengaruhi perkembangan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) dan pertumbuhan tanaman. Perlakuan dengan penambahan Kompos Produksi Sempurna (KS) dan Kompos Produksi Trubus Sejati (KT) berpengaruh baik dalam menekan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne sp.), dan memberikan pengaruh yang lebih baik pula terhadap variabel pertumbuhan tanaman yang meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, berat akar dan panjang akar. Selanjutnya, pada perlakuan Tanpa Penambahan Kompos (TK) memperlihatkan jumlah populasi akhir nematoda (Meloidogyne sp.) tertinggi dalam tanah, akar, maupun jumlah puru dan variabel pertumbuhan tanaman. Sedangkan, pada perlakuan dengan penambahan produksi UPT Kompos Jur. Tanah FP-UB (KU) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap perkembangan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) dan variabel pertumbuhan tanaman jika dibandingkan tanaman yang Tanpa Penambahan Kompos (TK). Tanaman pada perlakuan Kompos Produksi UPT Kompos Jur. Tanah FP-UB (KU) lebih cepat menunjukkan gejala dan tidak mampu menyembuhkan diri dari infeksi nematoda jika dibanding perlakuan kompos yang lain. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada tiga produksi kompos yang diujikan memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengendalikan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne sp). Hasil penelitian pada Kompos Produksi Trubus Sejati (KT) menunjukkan lebih tinggi dalam penekanan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) dalam tanah, akar maupun jumlah puru, dan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap variabel pertumbuhan tanaman.