Daftar Isi:
  • Kebutuhan rata-rata kentang pertahun masyarakat Indonesia mencapai 1.178.000 ton sedangkan produksi nasional tahun 2012 hanya mencapai 1.094.240 ton sehingga untuk menutupi kebutuhan kentang harus melakukan impor kentang dari Negara penghasil kentang lainya (BKP, 2013). Produktivitas kentang di Indonesia masih tergolong rendah bila di bandingkan dengan Negara-negara maju. Produksi kentang di Indonesia hanya 16,58 ton per hektar sedangkan di Negara-Negara Eropa mencapai 35 ton per hektar sedangkan potensi produksi kentang nasional sebesar 20 ton per hektar (BPS, 2013). Rendahnya produktivitas ini di sebabkan beberapa hal seperti varietas yang akan dikembangkan terbatas, mutu benih yang digunakan rendah, teknik budidaya yang kurang tepat serta bibit kentang yang di produksi secara turun-temurun (Sunaryono, 2007). Selain bibit yang bermutu, permasalahan lain yang terjadi pada tanaman kentang ialah tidak mampu untuk beradaptasi pada suhu tinggi terutama suhu udara pada malam hari sehingga membatasi produksi umbi kentang di daerah tropika (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Sehingga perlu diadakannya suatu penelitian untuk memodifikasi tingginya suhu tanah dengan aplikasi penggunaan mulsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis mulsa plastik dengan kombinasi warna yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Hipotesis yang diajukan adalah 1) penggunaan mulsa plastik dengan kombinasi warna yang berbeda akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kentang, 2) Mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik dengan kombinasi warna yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Berada di ketinggian 1300 m di atas pemukaan laut sehingga tergolong dataran tinggi. Curah hujan rata-rata 1807 mm/ tahun dengan suhu udara antara 18oC – 26oC, dan kelembaban udara antara 75 – 85 %, dan jenis tanah Andisol. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pengolah tanah, timbangan analitik, termometer suhu udara, knapsack sprayer, oven, Leaf Area Meter (LAM), alat pelubang plastik, selang air, penggaris, dan kamera digital. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah umbi bibit kentang varietas Granola lokal, umbi bibit kentang varietas Granola generasi tiga (G3), umbi bibit kentang varietas Granola generasi empat (G4) pupuk kandang Ayam, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCL dan ZA sesuai dengan dosis rekomendasi, mulsa plastik hitam perak, mulsa plastik perak perak, fungisida, insektisida, bakterisida. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan yang diulang 3 kali, yaitu (P1) : Tanpa mulsa + umbi bibit G3 (P2) : Mulsa plastik hitam perak + umbi bibit G3, (P3): Mulsa plastik perak + umbi bibit G3, (P4) : Mulsa Plastik hitam + umbi bibit G3, (P5): Tanpa mulsa + umbi bibit G4, (P6) : Mulsa plastik hitam perak + umbi bibit G4, (P7): Mulsa plastik perak + umbi bibit G4, (P8) : Mulsa plastik hitam + umbi bibit G4, (P9) : Tanpa mulsa + umbi bibit lokal, (P10) : Mulsa plastik hitam perak + umbi bibit lokal, (P11) : Mulsa plastik perak + umbi bibit lokal, (P12) : Mulsa plastik hitam + umbi bibit lokal. Terdapat 3 jenis pengamatan yaitu pengamatan pertumbuhan tanaman, pengamatan komponen hasil dan pengamatan lingkungan yang dilakukan pada 4, 6, 8, 10 MST. Untuk variabel pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks panen, dan laju pertumbuhan tanaman. Untuk variabel pengamatan komponen hasil yaitu berat segar umbi per petak, berat segar umbi panen total dan berat segar umbi berdasarkan klasifikasi umbi konsumsi yang dilaksanakan pada saat tanaman siap panen yang di tandakan dengan daun dan batang tanaman mengering 80%. Untuk variabel pengamatan lingkungan yaitu pengamatan suhu tanah pada kedalaman 25 cm menggunakan thermometer. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% dengan tujuan untuk mengetahui nyata tidaknya pengaruh dari perlakuan. Apabila terdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunujukan bahawa terdapat pengaruh nyata akibat penggunaan berbagai macam mulsa plastik dan Generasi umbi bibit yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Pengaruh nyata tersebut meliputi tinggi tanaman (42 dan 56 hst), jumlah daun (42 dan 56 hst), luas daun (42 dan 56 hst), indeks luas daun (42 dan 56 hst), laju pertumbuhan tanaman (28 – 42 hst), bobot kering umbi (56 dan 70 hst), bobot kering total tanaman (56 dan 70 hst). Pada komponen hasil perlakuan P2, P3, P6, P7, P10, dan P11 mampu menghasilkan bobot segar umbi panen lebih besar dibanding perlakuan P1, P5, dan P9 yang merupakan perlakuan kontrol. Perlakuan P2, P3, P4, P6, P7, P8, P10, P11, dan P12 memiliki potensi hasil panen sebesar 23,57 – 32,95 ton ha ̄1. Sedangkan perlakuan kontrol P1, P5, dan P9 memiliki potensi hasil panen sebesar 12,60 – 16,08 ton ha ̄1.