Daftar Isi:
  • Kelancaran Program KRPL Ditentukan Oleh Banyak Faktor, Salah Satunya Adalah Adanya Peran Penyuluh Pertanian Dalam Program Tersebut. Permasalahannya Adalah Bahwa Peran Penyuluh Pertanian PNS Dinilai Hanya Sekedar Sebagai Penyampai (Diseminator) Teknologi Dan Informasi. Padahal Penyuluh Pertanian Dituntut Lebih Ke Arah Sebagai Motivator, Dinamisator, Fasilitator Dan Konsultan Bagi Petani. Sasaran Program KRPL Adalah Rumah Tangga Di Pedesaan. Hal Ini Dimaksudkan Agar Rumah Tangga Atau Keluarga Tani Memiliki Ketersediaan Pangan Murah Dan Cukup. Dalam Mencukupi Kebutuhan Hidup Sehari-Hari Maka Terjadi Pembagian Kerja Antar Anggota Rumah Tangga Atau Keluarga. Pembagian Kerja Antara Anggota Keluarga Tidak Saja Ditentukan Oleh Investasi Sumber Insani Dan Produksi, Tetapi Juga Oleh Gender. Pembagian Kerja Berdasarkan Gender Sering Berkaitan Dengan Tingkat Upah, Dimana Wanita Seringkali Menerima Upah Yang Lebih Rendah Dibandingkan Pria. Untuk Itu Perlu Adanya Analisis Gender. Penelitian Ini Bertujuan : 1. Mendeskripsikan Keterlibatan Wanita Tani Pada Program KRPL. 2. Menganalisis Peran Wanita Tani Dalam Program KRPL .3 Mendeskripsikan Peran Penyuluh Dalam Program KRPL Pemilihan Lokasi Dalam Penelitian Ini Dilakukan Secara Sengaja Di Desa Banjarsari, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Informan Dalam Penelitian Ini Adalah Kelompok Rumah Tangga Yang Mengikuti Program KRPL Sebanyak 20 Orang. Metode Analisis Data Yang Digunakan Adalah Analisis Deskriptif Kualitatif. Untuk Mendeskripsikan Pelaksanaan KRPL Maka Dilakukan Analisis Deskriptif Kualitatif Dengan Menelaah Dan Menyimpulkan Hasil Quisioner, Observasi, Dan Dokumen Yang Ada Yang Terkait Dengan Program KRPL. Untuk Mendeskripsikan Peran Penyuluh Maka Dilakukan Dengan Wawancara, Observasi, Dan Dokumentasi Tentang Kegiatan Penyuluhan Dalam Program KRPL .Sedangkan Untuk Menganalisis Peranan Wanita Tani Maka Dilakukan Dengan Metode Analisis Kesenjangan Gender Yang Terdiri Dari 4 Aspek, Yaitu Aktivitas, Akses, Kontrol, Dan Manfaat. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa: 1. Penyelenggaraan Program KRPL Terdiri Dari Kegiatan Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan Dan Pengendalian. Pada Kegiatan Perencanaan, Laki-Laki Terlibat Dalam Hal Persiapan, Pembentukan Kelompok, Dan Perencanaan Kegiatan. Pada Kegiatan Pengorganisasian, Perempuan Terlibat Dalam Hal Penggunaan Anggaran, Penyelenggaraan Sesuai Jadwal, Pemberian Pengarahan Sesuai Anggaran, Dan Pengalokasian Rencana Hasil. Pada Kegiatan Pelaksanaan, Perempuan Terlibat Dalam Hal Pelaksanaan Kegiatan Penanaman, Pembibitan, Dan Pemasaran. Pada Kegiatan Pengendalian, Perempuan Dan Laki-Laki Sama-Sama Terlibat Dalam Hal Pemahaman Pentingnya Diversifikasi Pangan, Perlunya Pembinaan Lebih Lanjut, Dan Perlunya Penyuluhan Budidaya Hortikultura. Artinya Wanita Tani Memiliki Keterlibatan Yang Tinggi Dalam Program KRPL Di Desa Banjarsari. 2. Hasil Analisis Gender Menunjukkan Peran Perempuan Lebih Banyak Dalam Program KRPL, Terutama Pada Aspek Akses Kontrol Dan Manfaat. Sedangkan Peran Laki-Laki Lebih Dominan Pada Aspek Aktivitas, Akses, Dan Kontrol . Keduanya Memiliki Peran Yang Sama Pada Pasca Produksi Dan Informasi Dan Teknologi. 3. Dalam Hal Peran PPL, Dari Kelima Peran Tersebut, Peran Penyuluh Sebagai Teknisi Dan Fasilitator Yang Paling Baik Yaitu Sebesar 60 Persen. Sedangkan Peran Penyuluh Sebagai Advisor, Organisator Dan Agen Pembaharu Sebesar 50 Persen. Dengan Demikian Peran Penyuluh Perlu Ditingkatkan Dalam Hal Cara Membimbing Di Lapangan, Cara Membuatkan Kelompok KRPL, Dan Cara Member Inovasi Budidaya. Biasanya Para Penyuluh Lebih Sering Mengajarkan Teknik Budidaya Dan Mencarikan Benih Atau Bibit Untuk Peserta Yang Mengikuti KRPL. Dengan Demikian Diharapkan Perlunya Peningkatan Peran Khususnya Dalam Aktivitas Perencanaan Dan Pengawasan/Pengendalian, Keterlibatan Wanita Tani Yang Tinggi Dalam Program KRPL Diharapkan Tidak Mengganggu Tugas-Tugasnya Dalam Keluarga Sebagai Ibu Rumah Tangga. Serta Perlunya Peningkatan Peran PPL Khususnya Sebagai Advisor,Organisator Dan Agen Pembaharu