Analisis Kinerja Penyuluh Upt Balai Penyuluhan (Upt Bp) Dalam Pelaksanaan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (Sl-Ptt) Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang
Main Author: | Prasetyo, AgusSubhan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130180/ |
Daftar Isi:
- UPT Balai Penyuluhan (UPT-BP) Kecamatan Dau salah satu instansi pemerintah yang melaksanakan program SL-PTT. UPT-BP Kecamatan Dau merupakan instansi pemerintahan yang bergerak di bidang pertanian khususnya di bidang penyuluhan pertanian. Salah satu program yang di laksanakan oleh UPTBP adalah Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu(SL-PTT). UPT-BP melaksanakan SL-PTT bertujuan untuk pengembangan teknologi komoditas padi di Kecamatan Dau. Pengembangan teknologi komoditas padi berupa pola penanaman. Pola penanaman tersebut yaitu jajar legowo. Tujuan utama dari tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolaholah tanaman padi berada di pinggir atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir. Penyuluh pertanian dapat melaksanakan program SL-PTT harus diimbangi dengan kinerja penyuluh. Kinerja penyuluh pertanian dapat dilihat dari respons atau perilaku individu terhadap keberhasilan kerja yang dicapai oleh individu secara aktual dalam suatu organisasi, yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Keberhasilan program SL-PTT di Kecamatan Dau bukan sematamata tergantung pada teknis penyuluh pertaniannya saja tetapi merupakan gabungan dari seluruh aspek mulai dari pelaksanaan, penyuluh pertanian, kelembagaan, metode penyuluhan pertanian yang digunakan, juga kondisi kelompok tani. Namun dalam pelaksanaan program SL-PTT terdapat permasalahan yaitu di Kecamatan Dau saat ini terdapat 10 Desa dengan 5 penyuluh dan 1 kepala penyuluh, dimana setiap penyuluh membina atau membawahi dua desa. Jumlah tenaga penyuluh di Kecamatan Dau belum memenuhi persyaratan satu desa satu penyuluh sebagaimana yang disebutkan dalam Undang SP3K Nomor 16 Tahun 2006 dan kebijakan Departemen Pertanian. Selain itu permasalahan dalam pelaksanaan program SL-PTT juga disebabkan oleh penyuluh seperti kurangnya sarana dan prasaran yang diberikan kepada penyuluh kurang memadai mengakibatkan penyuluh malas melakukan penyuluhan, serta penyuluh memeliki pekerjaan sampingan yang lebih menguntungkan, sehingga hal ini menjadikan kinerja penyuluh relatif belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kinerja penyuluh UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Dau dalam melaksanakan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). (2) Menganalisis hubungan faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Dau dalam pelaksanakan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tentang kinerja penyuluh UPT Balai Penyuluhan Kecamatan dalam melaksanakan program Sekolah Lapang ii Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Penelitian ini juga menggunakan skala likert dengan menggunakan skor 3 jenjang (3,2,1). Skala likert dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan positif sehingga untuk respon sangat setuju diberikan skor 3, sebaliknya sangat tidak setuju diberikan skor 1. Selain itu untuk mengetahui hubungan antara variabel kinerja penyuluh UPT-BP Kecamatan Dau seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, fasilitas, jarak wilayah binaan, dan intensitas penyuluhan, dengan kinerja penyuluh terhadap keberhasilan program SL-PTT masing-masing diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi dengan rank spearman. Analisa korelasi Rank Spearman (rs) digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara dua variabel atau variabel bebas dengan variabel terikat yang berskala ordinal. Berdasarkan hasil penelitian kinerja penyuluh UPT Balai Penyuluhan (UPT-BP) dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa kinerja penyuluh UPT-BP dikatagorikan tinggi, walaupun terdapat penilaian menganai intensitas penyuluhan rendah. Penilaian intensitas rendah dikarenakan karena penyuluh UPT-BP kurang melakukan pemantauan hasil pelaksanaan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dengan petani binaan. Kinerja penyuluh UPT-BP dikatakan baik dilihat juga dari indikator kinerja penyuluh seperti persiapan penyuluhan pertanian, pelaksana penyuluhan, evaluasi dan pelaporan, dan penerapan teknologi oleh petani binaan UPT-BP dalam pelaksanaan program SL-PTT di Kecamatan Dau secara umum termasuk dalam katagori tinggi dengan skor 34,69 atau 82,59% dari skor maksimal berjumlah 42. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja penyuluh UPT-B dalam melaksanakan program SL-PTT sudah sesuai dengan indikator kinerja penyuluh pertanian. Berdasarkan hasil analisis rank spearman menunjukan bahwa faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja UPT-BP dalam pelaksanaan program SL-PTT di Kecamatan Dau variabel pengetahuan dan ketrampilan memiliki hubungan korelasi dengan kerekatan sangat kuat dengan nilai Rs masing-masing 0,825 dan 0,750 serta arah hubungan positif, signifikan serta nyata. Variabel fasilitas dan jarak wilayah binaan didapatkan hasil hubungan korelasi dengan kerekatan kuat dengan nilai masing-masing 0,675 dan 0,560 serta arah hubungan positif, signifikan serta nyata. Sedangkan untuk variabel sikap dan intensitas penyuluha tergolong kategori hubungan lemah dengan nilai Rs masing-masing 0,375 dan 0,325 serta arah hubungannya positif, signifikan serta nyata. Dari hasil dan kesimpulan penelitian, hal yang dapat disarankan yaitu bagi penyuluh UPT-BP Kecamatan Dau untuk meningkatkan kordinasi dengan petani, penyuluh UPT-BP dapat meninggalkan nomer telepon sehingga petani dapat berkordinasi dengan penyuluh UPT-BP apabila terdapat permasalah dalam berusahatani. Bagi petani apabila membutuhkan bantuan dari penyuluh UPT-BP dapat mengunjungi kantor pusat UPT-BP Kecamatan Dau untuk berkordinasi secara langsung dengan penyuluh UPT-BP dalam memecahkan permasalahan dalam usaha tani. Bagi pemerintah hendaknya lebih memperhatikan kinerja penyuluh terutama penyuluh UPT-BP Kecamatan Dau. Mengingat keterbatasan keberadaan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) disetiap kecamatan yang ada di Indonesia sehingga dalam hal ini perlu adanya tambahan petugas PPL yang akan lebih memfasilitasi kelompok tani yang ada di Indonesia agar program pemerintah akan mudah terlaksana sesuai dengan tujuannya.