Efektivitas Pestisida Nabati Untuk Pengendalian Jamur Patogen Sclerotium rolfsii Sacc Penyebab Penyakit Rebah Semai Pada Tanaman Kedelai
Main Author: | Tawa, MuhammadArsys |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130174/1/SKRIPSI_ARSYS_TAWA_2010.pdf http://repository.ub.ac.id/130174/ |
Daftar Isi:
- Salah satu penyakit tanaman kedelai yang dapat menurunkan produksi adalah penyakit rebah semai oleh jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Serangan penyakit meningkat terutama pada saat lingkungan memiliki kelembaban tinggi. Pengendalian penyakit ini biasanya menggunakan pestisida kimia ataupun teknik pengendalian lain seperti pemanasan tanah dan praktek budidaya. Penggunaan pestisida kimia memang efektif dan ampuh mengendalikan sebagian besar penyakit, tetapi memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang pengendalian penyakit rebah semai menggunakan pestisida nabati berasal dari bagian tanaman yang diduga mengandung senyawa antijamur atau senyawa metabolit sekunder untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit rebah semai ini. Beberapa tanaman tersebut antara lain daun cengkeh, daun tembakau, bawang putih dan kayu manis. Tanaman diproses menjadi ekstrak tanaman dan diuji pengaruhnya terhadap pertumbuhan koloni jamur secara in vitro di media Potato Dextrose Agar. Ekstrak tanaman paling efektif adalah yang memiliki nilai penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan koloni jamur S. rolfsii Sacc. Ekstrak yang paling efektif selanjutnya digunakan untuk pengujian in vivo di rumah kaca untuk mendapatkan teknik aplikasi dan konsentrasi yang tepat sebagai pestisida nabati pengendali penyakit rebah semai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang dan Rumah Kaca STPP II Ijen Nirwana, Malang pada April 2014 sampai Februari 2015. Penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu secara in vitro di laboratorium untuk menguji ekstrak tanaman dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur S. rolfsii dan secara in vivo untuk menguji ekstrak tanaman yang paling efektif hasil dari pengujian di laboratorium sebagai formula pestisida nabati dalam mengendalikan penyakit rebah semai kedelai di rumah kaca. Teknik penelitian in vitro yaitu media PDA dicampur ekstrak tanaman dengan jumlah yang sama banyak, sehingga menjadi media beracun (metode food poison technique). Pada media beracun, ditanami potongan jamur S. rolfsii umur tujuh hari tepat di tengah media. Parameter yang diamati adalah persentase penghambatan ekstrak tanaman terhadap jamur patogen dengan mengukur diameter pertumbuhan koloni jamur. Ekstrak tanaman yang paling efektif adalah yang memiliki persentase penghambatan tertinggi. Setelah diperoleh ekstrak paling efektif, kemudian dijadikan ekstrak tunggal untuk pengujian di rumah kaca dengan tujuan mencari konsentrasi dan teknik aplikasi yang tepat. Parameter pengamatannya adalah persentase serangan penyakit rebah semai. Semakin rendah tingkat serangan penyakit berarti konsentrasi yang digunakan paling efektif. Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan analisis ragam. Apabila terdapat beda nyata pada hasil analisis tersebut maka dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda sesuai dengan nilai koefisien keragaman. Hasil pengujian in vitro, dari keempat ekstrak tanaman yang diuji, diperoleh ekstrak paling efektif menghambat pertumbuhan koloni jamur S. rolfsii yaitu ekstrak daun cengkeh, dengan persentase penghambatan terhadap diameter koloni jamur sebesar 93,29%. Ekstrak tanaman lainnya juga dapat menghambat pertumbuhan koloni jamur patogen, akan tetapi lebih rendah daripada ekstrak daun cengkeh. Hasil pengujian in vivo yaitu ekstrak daun cengkeh dalam bentuk minyak atsiri yang digunakan untuk mengendalikan penyakit rebah semai pada konsentrasi 0,5%; 0,75%; 1%; 1,25% dan 1,5% mampu menghambat serangan penyakit rebah semai kedelai lebih kecil daripada perlakuan kontrol. Konsentrasi ekstrak daun cengkeh 1,5% paling efektif mengendalikan penyakit rebah semai dengan tingkat serangan hanya sebesar 3,25%.