Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kopi Di Ukm Sido Luhur Sawojajar Kota Malang
Main Author: | Julianti, Fifin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130170/7/GABUNGAN_SKRIPSI_FIFIN_JULIANTI_%28115040113111006%29_%28PDF%29.pdf http://repository.ub.ac.id/130170/ |
Daftar Isi:
- Pertanian Merupakan Salah Satu Faktor Yang Perlu Dikelola Menjadi Suatu Sektor Dengan Keunggulan Yang Kompetitif. Pertanian Tidak Hanya Dipandang Kegiatan Pengahasil Komoditas Off Farm Saja. Oleh Karena Itu, Pengembangan Agroindustri Yang Sangat Strategis Perlu Dilakukan, Karena Melalui Agroindustri Akan Memberi Nilai Tambah Yang Lebih Banyak Keuntungan Dibandingkan Dengan Usaha On Farm. Salah Satunya Yaitu Dengan Mengembangkan Agroindustri-Agroindustri Yang Berskala Kecil Sehingga Dapat Menjadi Menjadi Agroindustri Yang Mampu Bersaing Dengan Perusahaan Besar Dan Memberikan Keuntungan Yang Lebih Besar. Dalam Menjaga Persaingan Ketat, Maka Semua Perusahaan Baik Manufaktur, Menengah Atau Kecil Berusaha Untuk Menjaga Terjadi Kekurangan Bahan Baku. Sehingga Perusahaan Mampu Mencapai Tujuan Yang Diinginkan Secara Optimal. Dalam Mencapai Tujuan Tersebut Terdapat Beberapa Faktor Yang Mendukung, Salah Satunya Adalah Adanya Persediaan Material Yang Memadai. Jadi Pada Umumnya Semua Perusahaan Baik Itu Perusahaan Besar, Menengah, Dan Kecil Melakukan Persediaan Bahan Baku Untuk Kelancaran Proses Produksi. Hal Tersebut Sangatlah Penting Untuk Diperhatikan Dan Dilakukan Di Setiap Perusahaan. Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kopi Merupakan Salah Satu Faktor Yang Mendukung Kontinyuitas Produksi Kopi Bubuk Instan Dalam Ukm Sido Luhur. Hal Ini Sangat Diperlukan Karena Sebagai Pertimbangan Dalam Menentukan Kuantitas Dan Kebutuhan Bahan Baku Kopi Yang Akan Digunakan Sehingga Permintaan Konsumen Dapat Terpenuhi. Sistem Penerapan Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Yang Kurang Baik Akan Menimbulkan Permasalahan Bagi Perusahaan Yaitu Terhambatnya Proses Produksi Akibat Kekurangan Bahan Baku Dan Kelebihan Bahan Baku Yang Mengakibatkan Bertambah Besarnya Biaya Persediaan. Permasalahan Yang Terdapat Pada Ukm Sido Luhur Yaitu Terjadi Kelebihan Bahan Baku Kopi Sehingga Biaya Penyimpanan Atas Persediaan Bahan Baku Kopi Yang Telah Diadakan Lebih Besar. Selain Itu Juga Dapat Mempengaruhi Kuantitas Akhir Dari Produk, Akibat Terlalu Lama Disimpan Dan Bahan Baku Lebih Banyak Mengalami Penyusutan. Berdasarkan Permasalahan Tersebut Maka Peneliti Melakukan Penelitian Ini Bertujuan Untuk (1) Mengidentifikasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kopi Di Ukm Sido Luhur, (2) Menganalisis Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Kopi Di Ukm Sido Luhur, Dan (3) Menganalisis Tingkat Efesiensi Biaya Persediaan Di Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Metode Eoq (Economic Order Quantity). Berdasarkan Hasil Realita, Ukm Sido Luhur Memiliki Sejumlah Persediaan Bahan Baku Kopi Untuk Menunjang Kontinyuitas Produksinya. Pemesanan Bahan Baku Kopi Dilakukan Sebanyak Seminggu Sekali (48 Kali Dalam Satu Tahun). Jumlah Bahan Baku Yang Dipesan Tidak Tentu Yakni 1000 Kilogram Dan 1200 Kilogram. Selain Itu Perusahaan Ini Juga Memilki Persediaan Pengaman (Safety Stock) Sebanyak 850 Kilogram. Hal Ini Dilakukan Untuk Berjaga-Jaga Ketika Terjadi Kekurangan Bahan Baku Kopi. Hasil Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dapat Dijadikan Perusahaan Sebagai Pertimbangan Dalam Menentukan Perencanaan Persediaan. Analsis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Menggunakan Winter,S Method. Hasil Tingkat Kesalahan Didasarkan Pada Nilai Mape Sebesar 1,136, Made Sebesar 10,798, Dan Nilai Msd Sebesar 181,579. Dari Hasil Analisis Peramalan Tersebut Diperoleh Kebutuhan Bahan Baku Kopi Rata-Rata Untuk Masa Yang Akan Datang Yaitu Sebesar 974,09 Kilogram Per Minggu. Berdasarkan Hasil Analsisis Economic Order Quantity (Eoq), Tingkat Pemesanan Ekonomis Yang Harus Dilakukan Oleh Perusahaan Dalam Upaya Meminimalisasikan Biaya Persediaan Yaitu Sebesar 2016,25 Kilogram. Frekuensi Pemesanan Sebanyak 0,5 Per Minggu Dengan Siklus Pemesanan 14 Hari (1 Kali Pesan Dalam 2 Minggu Atau 24 Kali Pemesanan Per Tahun). Persediaan Pengaman (Safety Stock) Sebesar 417,714 Kilogram Dan Titik Pemesanan Kembali (Reoder Point Atau Rop) Sebesar 437,613 Kilogram. Hal Ini Berarti Pada Saat Bahan Baku Kopi Di Gudang Mencapai 437, 613 Maka Pemesanan Bahan Baku Harus Dilakukan Dengan Jumlah Maksimal Sebesar 2433,964 Kilogram Dan Persediaan Minimal Sebesar 19,89 Kilogram. Dengan Adanya Persediaan Maksimal Dan Minimal Maka Dapat Mengurangi Resiko Kekurangan Maupun Kelebihan Persediaan Bahan Baku Kopi. Hasil Perhitungan Eoq Didapatkan Total Biaya Persediaan Minimal Yang Seharusnya Dikeluarkan Oleh Perusahaan Sebesar Rp 10.676.256,- Per Tahun Per Tahun Sama Dengan Rp 222.422,- Per Minggu. Dibanding Dengan Sistem Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Metode Eoq, Biaya Yang Dikeluarkan Lebih Besar Yaitu Sebesar Rp 14.730.000,- Per Tahun Sama Dengan Rp 306.875,- Per Minggu. Dari Hasil Penelitian Ini, Menunjukkan Bahwa Total Biaya Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Eoq Lebih Efesien Jika Dibanding Dengan Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Metode Eoq. Dengan Demikian Penulis Memberikan Saran Kepada Ukm Sido Luhur Untuk Melakukan Metode Peramalan Dan Economic Order Quantity (Eoq) Dalam Melakukan Pengendalian Persediaan Bahan Baku. Sehingga Tidak Terjadi Kelebihan Bahan Baku Dan Juga Biaya Persediaan Yang Dikeluarkan Pun Efesien