Analisis Relationship Marketing Antara Agroindustri Tempe Dengan Pemasok Dan Pelanggan (Studi Kasus Pada Agroindustri Tempe Di Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi
Daftar Isi:
- Kedelai Merupakan Salah Satu Komoditas Pangan Utama Di Indonesia. Konsumsi Kedelai Sebagaian Besar Untuk Sektor Agroindustri Tahu, Kecap Dan Tempe. Tempe Merupakan Salah Satu Makanan Yang Menjadi Kegemaran Masyarakat Di Indonesia, Tingginya Konsumsi Tempe Dikarenakan Akan Fungsi Tempe Sebagai Bahan Makanan Yang Kaya Akan Protein Nabati Serta Harganya Yang Terjangkau (Sari, 2002). Potensi Tempe Dalam Meningkatkan Kesehatan Dengan Harga Yang Murah Memberikan Alternatif Pilihan Dalam Pengadaan Makanan Bergizi Yang Dapat Dijangkau Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat. Salah Satu Daerah Penghasil Tempe Di Jawa Barat Adalah Di Jalan Jaya Abadi Dan Jalan Sejahtera, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. Kota Bekasi Merupakan Salah Satu Kota Industri Di Jabodetabek Yang Berkembang. Pada Daerah Sejahtera Ada Beberapa Orang Yang Berwirausaha Memproduksi Tempe Dengan Skala Rumah Tangga. Sebagai Salah Satu Anggota Dalam Rantai Pasok Produksi Tempe, Agroindustri Tempe Harus Mampu Menjalin Hubungan Kerjasama Yang Baik Dengan Anggota Rantai Pasok Lainnya Dimulai Dari Bagian Hulu Dalam Menyediakan Bahan Baku Hingga Pada Bagian Hilir Dalam Proses Distribusi Dan Pemasaran. Saat Ini Permasalahan Yang Ada Di Agroindustri Tempe Berkaitan Dengan Pemasok Dan Pelanggannya. Penelitian Ini Menganalisis Permasalahan Dari 4 Simpul Hubungan Antara Agroindustri Tempe Dengan Pemasok Dan Pelanggannya. Simpul Pertama Yaitu Antara Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok, Simpul Kedua Yaitu Antara Pemasok Terhadap Agroindustri Tempe, Simpul Ketiga Yaitu Antara Agroindustri Tempe Terhadap Pelanggan, Dan Simpul Keempat Yaitu Antara Pelanggan Terhadap Agroindustri Tempe. Permasalahan Pada Simpul Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok Yaitu Tidak Adanya Ikatan Resmi Atau Kontrak Kerja, Harga Bahan Baku Tempe Yang Naik Turun, Komunikasi Yang Seadanya Dan Keterlambatan Pengiriman Barang, Sedangkan Pada Simpul Pemasok Terhadap Pelanggan Yaitu Tidak Adanya Ikatan Resmi Atau Kontrak Kerja Dan Sulitnya Melakukan Kunjungan Client Untuk Membina Hubungan Lebih Erat. Permasalahan Pada Simpul Agroindustri Tempe Terhadap Pelanggan Yaitu Sulitnya Mempertahankan Harga Murah Dengan Ukuran Tempe Yang Sama Dan Tidak Adanya Perjanjian Resmi Atau Kontrak Kerja, Sedangkan Permasalahan Antara Pelanggan Terhadap Agroindustri Tempe Yaitu Tidak Adanya Ikatan Kerja Dan Ukuran Tempe Yang Tidak Sesuai Harapan Karena Harga Kedelai Yang Naik Turun Sehingga Untuk Mempertahankan Kualitas Tempe Maka Ukuran Tempe Diperkecil, Dan Kurangnya Komunikasi. Hal Tersebut Merupakan Masalah Yang Dapat Menunjukkan Adanya Kualitas Hubungan (Relationship Marketing) Yang Berbeda-Beda Antara Agroindustri Tempe Dengan Pemasok Dan Pelanggannya. Adapun Tujuan Dari Pelaksanaan Penelitian Yaitu (1) Menganalisis Relationship Marketing Antara Agroindustri Tempe Dengan Pemasok Dan Pelanggan Ditinjau Dari 4 Dimensi Yaitu Kepercayaan, Komitmen, Kepuasan Dan Ketergantungan Pada Agroindustri Tempe Di Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. (2) Menganalisis Tingkat Perkembangan Hubungan Kemitraan Bisnis Antara Agroindustri Tempe Dengan Pemasok Dan Pelanggan Pada Agroindustri Tempe Di Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. Penelitian Ini Dilakukan Di Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede. Penetuan Responden Pada Agroindustri Tempe Yaitu 4 Responden Dan Pelanggan Sebanyak 16 Responden Ditentukan Dengan Metode Sampling Jenuh (Sensus), Sedangkan Penentuan Responden Pemasok Sebanyak 8 Responden Menggunakan Metode Sampling Purposive. Penelitian Ini Menggunakan Analisis Deskriptif Dengan Menggunakan Skala Likert. Relationship Marketing Pada Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok Dan Pelanggan Diukur Melalui Dimensi Kepercayaan, Komitmen, Kepuasan, Dan Ketergantungan. Pada Tingkat Keterkaitan Relationship Marketing Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok Dan Pelanggan Terdiri Dari Level Kooperatif, Koordinatif, Dan Kolaboratif. Hasil Analisis Relationship Marketing Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok Diperoleh Tingkat Kepercayaan, Komitmen, Kepuasan, Dan Ketergantungan Yang Berada Pada Kategori Sedang Dengan Nilai Pada Masing-Masing Dimensi 25; 18; 18,5; 17,25. Relationship Marketing Pemasok Terhadap Agroindustri Tempe Diperoleh Tingkat Kepercayaan, Komitmen, Kepuasan, Dan Ketergantungan Yang Berada Pada Kategori Sedang Dengan Nilai Pada Masing-Masing Dimensi 23,5; 17; 11,5; 16,5. Relationship Marketing Agroindustri Tempe Terhadap Pelanggan Diperoleh Tingkat Kepercayaan, Komitmen, Kepuasan, Dan Ketergantungan Yang Berada Pada Kategori Sedang Dengan Nilai Pada Masing-Masing Dimensi 24,25; 17,75; 10,75; 16,75. Relationship Marketing Pelanggan Terhadap Agroindustri Tempe Diperoleh Tingkat Kepercayaan, Komitmen, Kepuasan, Dan Ketergantungan Yang Berada Pada Kategori Sedang Dengan Nilai Pada Masing-Masing Dimensi 24,25; 20; 19,25; 16. Tingkat Keterkaitan Relationship Marketing Yang Terjalin Antara Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok Dan Pelanggan Berada Pada Level Koordinatif. Pada Level Ini Diantara Ketiga Pelaku Bisnis Cukup Terbuka Dengan Informasi Yang Ada. Adapun Saran Dari Penelitian Untuk Mengatasi Masalah Yang Ada Antara Lain: (1) Dari Hasil Penelitian Yang Didapatkan Bahwa Keempat Simpul Memiliki Ketergantungan Dengan Mitra Bisnisnya Tidak Terlalu Tinggi, Sehingga Diperlukan Peningkatan Ketergantungan Dengan Cara Antara Rekan Bisnis Dapat Membantu Masalah Yang Ada Pada Rekan Bisnisnya, Seperti Contohnya Agroindustri Mampu Membantu Masalah Yang Ada Pada Pemasok Sehingga Hubungan Dengan Rekan Kerjanya Dapat Bertahan Dan Dapat Mencapai Tujuan Yang Diinginkan. (2) Dari Hasil Penelitian Tingkat Keterkaitan Relationship Marketing Yang Terjalin Antara Agroindustri Tempe Terhadap Pemasok Dan Pelanggannya Masih Mencapai Hubungan Koordinatif, Sehingga Dapat Ditingkatkan Lagi Pada Level Kolaboratif Yaitu Yang Saling Menguntungkan Antar Rekan Bisnis. (3) Penelitian Selanjutnya Disarankan Agar Menambahkan Beberapa Dimensi Atau Variabel Lain Untuk Menganalisis Tingkat Relationship Marketing Selain Dimensi Atau Variabel Yang Telah Dipergunakan Oleh Penulis Serta Penelitian Selanjutnya Dapat Menganalisis Relationship Marketing Produk Pertanian Lainnya Selain Penelitian Yang Digunakan Saat Ini Dan Yang Telah Digunakan Penelitian Sebelumnya.