Efektivitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Gliocladium sp. dan Verticillium sp. Terhadap Sclerotium rolfsii Sacc. Penyebab Penyakit Rebah Semai pada Tanaman Kedelai Glycine max L. Merill
Main Author: | Kindi, Muhamad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130166/1/Muhamad_Kindi_105040200111063.pdf http://repository.ub.ac.id/130166/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan akan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita (Irwan, 2006). Upaya untuk meningkatkan produksi kedelai tidak terlepas dari berbagai kendala. Salah satu diantaranya adalah disebabkan oleh penyakit. Penyakit-penyakit tular tanah merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian (Sumartini, 2011). Semangun (2008) tanaman kacang-kacangan sering diserang oleh jamur yang dapat bertahan dalam tanah, yang dikenal dengan sebutan jamur tular tanah yaitu S. rolfsii. Penyakit ini, pada tingkat serangan lebih dari 5% di lapang sudah dapat merugikan secara ekonomi, tanaman kedelai yang terserang dapat hasilnya akan rendah atau sama sekali gagal panen (Budiman dan Thamrin, 1994 dalam Sastrahidayat, 2013). Salah satu alternatif pengendalian yaitu dengan menggunakan agens hayati. Agens pengendali hayati yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Verticillium sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari Trichoderma sp., Gliocladium sp., Verticillium sp. terhadap jamur S. rolfsii Sacc. Penelitian dilaksanakan dari April 2014 – Januari 2015 di Laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman dan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Braijaya. Dalam penelitian ini dilakukan 3 percobaan, dimana ketiganya menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila hasil analisis ragam menunjukan hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Uji oposisi langsung jamur antagonis dengan jamur patogen terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Uji uap biakan jamur antagonis dengan jamur patogen terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Uji antagonis di rumah kaca terdiri dari 4 perlakuan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukan pada uji oposisi langsung, persentase hambatan Trichoderma sp. 61,71%, Gliocladium sp. 59,74%, dan Verticillium sp., 34% pada 7 hsi. Pada uji uap biakan, diameter koloni patogen yang ditangkupkan di atas Trichoderma sp. 3,70 cm, Gliocladium sp. 3,24 cm, Verticillium sp. 6,82 pada 7 hsi. Pada uji antagonis di rumah kaca didapat persentase serangan dengan perlakuan Trichoderma sp., sebesar 51,67%, Gliocladium sp., sebesar 52,83%, sedangkan Verticillium sp., sebesar 91% dan kontrol (tanpa antagonis) 98% pada 8 hst