Daftar Isi:
  • Seledri (Apium graveolens L.) termasuk dalam famili Umbeliferae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap rasa dan penghias hidangan. Selain sebagai tanaman sayur, seledri bermanfaat sebagai tanaman obat. Tanaman seledri dapat digunakan sebagai obat hipertensi, obat reumatik, peluruh keringat, penyembuh demam, sukar tidur, pertumbuhan rambut, serta penambah nafsu makan (Rukmana, 1995). Di Indonesia kebutuhan seledri semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah restoran, hotel dan tempat-tempat lain yang menyajikan masakan asing seperti salad dan masakan Cina. Upaya peningkatan seledri baik secara kuantitas maupun kualitas terhambat oleh adanya serangan hama dan penyakit. Penyakit daun keriting dan antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. merupakan penyakit penting pada tanaman seledri. Salah satu teknik pengendalian penyakit antraknosa pada seledri adalah dengan pemanfaatan jamur antagonis. Habitat jamur antagonis tersebar di lingkungan seperti area perakaran atau rhizosfer dan area permukaan daun. Mikroorganisme filoplan dapat menghindarkan infeksi patogen yang distimulasi olah nutrien yang berasal dari permukaan daun dan buah. Eksplorasi tentang jamur filoplane pada permukaan daun seledri diharapkan mampu memberikan informasi mengenai jamur-jamur filoplane yang berpotensi sebagai agen antagonis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplorasi dan metode uji oposisi langsung. Metode eksplorasi digunakan untuk mendapatkan jamur filoplane pada daun seledri, sementara metode oposisi langsung digunakan untuk mengetahui daya hambat jamur filoplane terhadap patogen Colletotrichum sp.. Dari hasil penelitian didapatkan 18 genus filoplane yaitu di antaranya Alternaria sp., Aspergillus spp. (4), Cylindrocarpon spp. (2), Curvularia sp., Dreshclera sp., Fusarium spp. (6), Gloeosporium sp., Nigrospora spp. (3), Penicillium spp. (4), Pestalotia sp., Rhizoctonia sp., Stemphylium sp., Trichoderma sp., Verticillium sp.. Terdapat tiga jenis jamur filoplane yang tidak teridentifikasi yaitu Filoplane isolat 1, Filoplane isolat 2, dan Filoplane isolat 3. Terdapat 10 genus jamur filoplane yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen Colletotrichum sp. hingga di atas 50 %, yaitu diantaranya genus Alternaria sp., Aspergillus sp., Cylindrocarpon sp., Curvularia sp., Dreschlera sp., Fusarium sp., Penicillium sp., Pestalotia sp., Rhizoctonia sp., dan Trichoderma sp. Dari hasil uji antagonis dengan patogen Colletotrichum sp., jamur Aspergillus sp. isolat 3 dan Trichoderma sp. memiliki daya hambat tertinggi yaitu mencapai 68% dan 67%. Sementara jamur filoplane dengan daya hambat terendah adalah Filoplane isolat 1, dengan hanya 14%.