Pemanfaatan Mikroorganisme Antagonis Rhizosfer Kedelai Untuk Menekan Penyakit Rebah Semai Sclerotium Rolfsii Sacc. Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merill)

Main Author: Rusdiana, IkaAgustin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130158/1/Ika_Agustin_Rusdiana_105040201111109.pdf
http://repository.ub.ac.id/130158/
Daftar Isi:
  • S. rolfsii ialah penyakit potensial yang dapat menurunkan produksi kedelai karena dapat menyebabkan tanaman mati bahkan dapat menimbulkan kegagalan panen (Pontjoweni et al., 1997). Sastrahidayat et al. (2007) menyatakan penyakit rebah semai dapat menyebabkan kehilangan hasil 75 hingga 100% pada tanaman kedelai dan kacang-kacangan. Seiring berkembangnya teknologi, banyak petani sadar akan pengendalian secara hayati. Mikroorganisme yang dapat hidup pada daerah rhizosfer sangat sesuai digunakan sebagai agens pengendalian hayati, mengingat bahwa rhizosfer adalah daerah utama dimana akar tumbuhan terbuka terhadap patogen. Jika terdapat mikroorganisme antagonis pada daerah ini, patogen akan berhadapan selama menyebar dan menginfeksi akar (Hassanudin, 2003). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan rumah kaca di daerah Tanjung Malang pada bulan Oktober hingga Januari 2015. Penelitian ini terdapat 5 tahapan, yakni Isolasi dan identifikasi jamur patogen, Eksplorasi dan pendahuluan uji antagonis isolat rhizosfer kedelai, Uji antagonis mikroorganisme rhizosfer potensial terhadap patogen S. rolfsii dan pengujian antibiosis secara in vitro dan Pengujian pengaruh mikroorganisme potensial terhadap jamur S. rolfsii secara in vivo. Hasil penelitian in vitro menunjukkan terdapat 5 isolat yang memiliki sifat antagonis yakni jamur Trichoderma sp. dengan mekanisme penghambatan hiperparasit dan 4 isolat dari golongan bakteri antagonis yang terdiri dari isolat 1, isolat 2, isolat 3 dan isolat 4 dengan mekanisme penghambatan antibiosis yang menyebabkan lisis pada hifa jamur S. rolfsii. Hasil penelitian in vivo menunjukkan perlakuan pemberian isolat antagonis potensial berpengaruh terhadap persentase kejadian penyakit rebah semai. Persentase kejadian penyakit S. rolfsii tertinggi pada perlakuan kontrol atau tanpa antagonis sebesar 80,71% sedangkan persentase terendah terjadi pada perlakuan pemberian jamur antagonis Trichoderma sp. sebesar 24,76%.