Isolasi Jamur Patogen Serangga dari Tanah Gambut dengan Pola Tanam Sawi-Jagung dan Sawi di Kalimantan Tengah serta Uji Virulensi terhadap Plutella xylostella Linnaeus (Lepidoptera: Plutellidae) di Lab

Main Author: Risbianti, EnggarNingtyas
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130148/1/COVER_DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/2/BAB_I.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/3/BAB_II.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/4/BAB_III.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/5/BAB_IV.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/6/BAB_V.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/7/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/8/LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/130148/
Daftar Isi:
  • Jamur patogen serangga adalah salah satu agens hayati yang berpotensi untuk mengendalikan serangga hama. Jamur patogen serangga telah banyak dimanfaatkan sebagai pengendali serangga hama yang efektif dalam mengendalikan hama sasaran. Selain itu dampaknya terhadap lingkungan dan prospek jamur patogen serangga sebagai substitusi insektisida kimia sintetik juga cukup baik. Jamur patogen serangga dapat diperoleh dari serangga hama yang terinfeksi di lapang maupun dari habitat (lingkungan pertanaman) tempat serangga hama tersebut berada. Keberadaan jamur patogen serangga dipengaruhi oleh kondisi agroekosistem asal isolat seperti jenis tanaman penaung, ketinggian tempat, praktek budidaya maupun perbedaan karakteristik yang dimiliki setiap daerah asal isolat seperti kondisi iklim ataupun geologi lahan. Salah satu jenis tanah yang dapat menjadi habitat mikroorganisme adalah tanah gambut. Tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, hal ini baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, khususnya jamur patogen serangga. Salah satu tanaman yang dibudidayakan di tanah gambut adalah sawi. Sawi merupakan tanaman inang serangga hama P. xylostella. Pengendalian P. xylostella dapat dilakukan dengan menggunakan jamur patogen serangga. Diketahui bahwa tanah gambut memiliki potensi adanya isolat jamur patogen serangga, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jamur patogen serangga dari tanah gambut pada pola tanam berbeda yaitu monokultur sawi dan polikultur sawi-jagung serta mengukur virulensi isolat jamur yang diperoleh pada larva P. xylostella. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nematologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Februari-November 2014. Metode penelitian yang digunakan meliputi isolasi, identifikasi, dan uji virulensi jamur patogen serangga. Isolasi jamur patogen serangga dilakukan dengan metode umpan serangga pada tanah dari lahan gambut pedalaman di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Identifikasi dilakukan dengan mengamati morfologi jamur patogen serangga secara makroskopis dan mikroskopis. Selanjutnya jamur patogen serangga yang diperoleh diuji virulensi terhadap larva P. xylostella di laboratorium. Jamur patogen serangga yang diperoleh dari tanah gambut sebanyak 19 isolat, yaitu terdiri dari 8 isolat dari pola tanam monokultur sawi dan 11 isolat dari pola tanam polikultur sawi-jagung. Terdapat masing-masing 5 jenis jamur patogen serangga pada pola tanam monokultur sawi dan polikultur sawi-jagung. Isolat yang diperoleh dari pola tanam monokultur sawi adalah Aspergillus sp., Fusarium sp. 1, Fusarium sp. 2, Metarhizium sp. 1, Metarhizium sp. 2, Metarhizium sp. 3, Trichoderma sp. dan Isolat GM (Gambut Monokultur). Isolat yang diperoleh dari pola tanam polikultur sawi-jagung adalah Aspergillus sp., Fusarium sp. 1, Fusarium sp. 2, Fusarium sp. 3, Fusarium sp. 4, Metarhizium sp. 1, Metarhizium sp. 2, Metarhizium sp. 3, Penicillium sp., Trichoderma sp. 1 dan Trichoderma sp. ii 2. Dari 9 isolat jamur yang diujikan mampu menyebabkan mortalitas pada larva P. xylostella. Jamur patogen serangga yang mampu menyebabkan mortalitas tertinggi dan efektif dalam mematikan larva P. xylostella. adalah Metarhizium sp. Sedangkan jamur Aspergillus sp., Fusarium sp., Penicillium sp., dan Trichoderma sp. digolongkan sebagai jamur oportunistik.