Perbandingan Metode Alih Ragam Hujan menjadi Debit dengan FJ. Mock dan NRECA di DAS Kemuning Kabupaten Sampang
Main Author: | Alby, Lyn |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13013/ |
Daftar Isi:
- Pengalihragaman hujan ke aliran adalah suatu proses permodelan yang merubah data hujan menjadi debit yang bertujuan untuk merubah data hujan ke debit. Data debit dalam suatu DAS (daerah aliran sungai) diperlukan guna untuk mengetahui seberapa besar debit yang tersedia dalam suatu sungai tersebut yang digunakan untuk memenuhi hajat hidup baik untuk manusia, hewan maupun tumbuhan. Dalam suatu DAS hampir dipastikan terdapat stasiun penakar curah hujan, akan tetapi hal tersebut tidak untuk stasiun pencatat debit, sehingga diperlukan suatu permodelan yang merubah dari data hujan ke data debit. Dalam kajian ini tidak hanya data curah hujan yang digunakan dalam perhitungan alih ragam ini, namun terdapat data-data penunjang lainnya seperti data evapotranspirasi, data Karakteristik DAS, Peta Jenis Tanah, Peta Topografi, Peta Geologi, dan Peta Tata Guna Lahan. Namun yang paling berpengaruh untuk perhitungan adalah data Karakteristik DAS, karena terdapat parameter-parameter yang harus terpenuhi, sebab apabila salah satu dari parameter tidak terpenuhi maka tidak dapat dilakukan perhitungan selanjutnya. Perhitungan alih ragam hujan ini membutuhkan data debit hasil pengamatan (AWLR) sebagai pembanding, agar dapat mengetahui metode yang paling sesuai untuk daerah DAS Kemuning. Perbandingan metode dilakukan dengan cara menganalisa kesuaian metode, dengan berbagai kriteria yang harus terpenuhi. Dengan berhasilnya simulasi ini, parameter-parameter yang merupakan hasil akhir dari kedua metode tersebut dapat digunakan atau diterapkan untuk DAS-DAS yang lainnya disekitar DAS Kemuning yang mempunyai karakteristik yang sama dengan DAS ini. Hasil perhitungan alih ragam hujan menjadi debit ini dapat disimpulkan bahwa diantara Metode FJ. Mock dan NRECA didapatkan hasil yang paling sesuai dengan data hasil pengamtan (AWLR) adalah Metode NRECA, dengan nilai Koefisien Efisiensi Nash- Sutcliffe sebesar 0,858, Mean Absolute Error (MAE) sebesar 2,928, Koefisien Korelasi sebesar 0,977, dan Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata 27,924%, dengan nilai parameter kalibrasi yang dihasilkan (karakteristik DAS) untuk metode NRECA adalah koefisien reduksi 0,9, PSUB (prosentase dari limpasan yang bergerak keluar dari DAS melalui limpasan permukaan) yaitu 0,4, dan GWF (prosentase dari tampungan air tanah yang mengalir ke sungai sebagai aliran dasar) yaitu 0,6 d. Sedangkan Metode FJ. Mock dengan nilai Koefisien Efisiensi Nash-Sutcliffe sebesar 0,234, Mean Absolute Error (MAE) sebesar 6,330, Koefisien Korelasi sebesar 0,898, dan Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata 61,911%, dengan nilai kalibrasi yang dihasilkan (karakteristik DAS) untuk metode FJ. Mock adalah Soil Moisture Capacity (SMC) yaitu 250,000 mm, koefisien infiltrasi yaitu 0,3, faktor resesi air tanah yaitu 0,6, dan permukaan lahan terbuka yaitu 38%.