Uji Patogenisitas Jamur Entomopatogen Metarhizium anisopliae (Moniliales: Moniliaceae) Terhadap Hama Uret Lepidiota Stigma F. (Coleoptera: Scarabaeidae)
Daftar Isi:
- Uret Lepidiota stigma F. (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan hama yang sering ditemukan pada lahan berpasir. Beberapa komoditas sebagai inang L. stigma adalah tebu, nanas, pepaya, jagung, dan pisang. Lepidiota stigma memiliki tubuh melengkung seperti huruf C, anus berbentuk seperti huruf V, dan bergerak dengan menggunakan salah satu sisi tubuhnya. Pada fase larva L. stigma menyerang pada bagian perakaran tanaman dan pada fase imago menyerang pada bagian daun. Sesuai dengan konsep PHT penggunaan bahan kimia berangsur-angsur dikurangi, karena telah menimbulkan masalah yang cukup serius terhadap lingkungan. Penggunaan pestisida yang tidak benar mengakibatkan munculnya hama yang resisten terhadap bahan kimia. Untuk mengurangi penggunaan bahan kimia maka alternatif lain dapat menggunakan musuh alami hama, baik predator, parasitoid, dan patogen (Untung, 1993). Salah satu jamur entomopatogen yang diproduksi sebagai bioinsektisida adalah Metarhizium anisopliae (Moniliales: Moniliaceae). Jamur M. anisopliae dapat menginfeksi serangga dengan tingkat patogenesitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat patogenesitas jamur entomopatogen M. anisopliae terhadap uret L. stigma pada instar 2 dan instar 3. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan sub Laboratorium Pengembangan Agens Hayati Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, sebagai faktor pertama adalah konsentrasi 108 konidia/ml (M1), 109 konidia/ml (M2), 1010 konidia/ml (M3), dan 100 konidia/ml (M0). sedangkan faktor kedua adalah instar 2 (I2) dan instar 3 (I3) yang diulang sebanyak 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat mortalitas L. stigma secara nyata dipengaruhi oleh tingkat kerapatan spora M. anisopliae. Rata-rata mortalitas L. stigma instar 2 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata mortalitas L. stigma instar 3. Pada pengamatan 8 hingga 10 hari setelah aplikasi menunjukkan interaksi antara konsentrasi dan instar berpengaruh nyata. Rata-rata mortalitas tertinggi 10 hari setelah aplikasi terdapat pada perlakuan M3U2 (kerapatan M. anisopliae 1010 konidia/ml diaplikasikan pada L. stigma instar 2) sebesar 68,86% dan terendah pada perlakuan M1U3 (kerapatan M. anisopliae 108 konidia/ml diaplikasikan pada L. stigma instar 3) sebesar 41,16%. Konsentrasi mematikan (LC50) L. stigma instar 2 pada konsentrasi 2,9 x 1010 konidia/ml dan waktu mematikan (LT50) mencapai 5,8 hari. Konsentrasi mematikan (LC50) L. stigma instar 3 pada konsentrasi 8,2 x 109 konidia/ml dan waktu mematikan (LT50) mencapai 7,7 hari.