Daftar Isi:
  • Kebutuhan bawang merah yang terus meningkat, tidak hanya di pasar dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, sehingga terbuka peluang untuk ekspor. Dalam periode tahun 2001-2005, ekspor bawang merah Indonesia mencapai 89.678 kg senilai US $ 14.309, dengan sasaran utama Singapura, Malaysia dan Hongkong.Sementara di lain pihak produktivitas bawang merah di Indonesia masih rendah (rata-rata 5,4 tonha-1), sedangkan potensinya dapat mencapai 10-12 tonha-1(BPS, 2009). Pemberian pupuk anorganik yang berlebihan di tingkat petani dapat menyebabkan produktivitas lahan menurun, salah satu upaya untuk mengatasi ini adalah dengan aplikasi bahan organik yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar misalnya adalah pupuk kompos kandang sapi dan pupuk kompos kandang ayam. Dengan cara memanfaatkan ketersediaan lahan yang terbatas dan pemanfaatan lahan sempit misalnyapenggunaan polybag atau pot, akan dapat membatu masyarakat agar dapat membangun kemandirian pangan, sehingga terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri dengan memberdayakan modal manusia, sosial dan ekonomi (termasuk lahan pekarangan dan pertanian serta sekitarnya) dan mempengaruhi kepada peningkatan kehidupan sosial serta ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dengan berbagai macam dan dosis pupuk organic pada kondisi penanamn di lahan dan di polybag. Hipotesis yang diajukan adalah Semakin tinggi dosis pupuk organik yang diberikan semakin meningkatkan hasil tanaman bawang merah ; pemberian berbagai macam pupuk organik memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dan Pemberian pupuk kompos ayam dapat menghasilkan nilai pertumbuahan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk kompos sapi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014, di desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro (lahan) dan desa Ploso (polybag), Kecamatan Nganjuk. Alat yang digunakan pada pelaksanaan penelitian misalnya kamera digital, alat tulis, gunting, timbangan analitik, cangkul, penggaris, oven, Leaf Area Meter (LAM). Bahan yang digunakan ialah bibit bawang merah, kompos kotoran sapi, kompos kotoran ayam, polybag dan pupuk anorganik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dan pengulangan 3. Terdapat 6 perlakuan dan 1 kontrol pada kondisi penanaman di lahan (L) dan di polybag (P) ialah L0/P0: pupuk anorganik (sebagai kontrol); L1/P1 : 15 ton ha-1 kompos kotoran sapi; L2/P2 : 30 ton ha-1 kompos kotoran sapi; L3/P3 : 45 ton ha-1 kompos kotoran sapi dan L4/P4 : 15 ton ha-1 kompos kotoran ayam; L5/P5: 30 ton ha-1kompos kotoran ayam; L6/P6: 45 ton ha-1 kompos kotoran ayam. Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif serta pengamatan panen. Pengamatan dilaksanakan pada saat tanaman berumur 14, 28, 42 dan 56 hst (panen). Pengamatan komponen pertumbuhan meliputi panjang tanaman, luas daun, jumlah daun per rumpun tanaman, jumlah anakan per rumpun, bobot segar umbi per rumpun, bobot kering umbi oven per rumpun. Pengamatan lingkungan dengan parameter pengamatan meliputi suhu tanah dan curah hujan dan pengamatan panen meliputi jumlah umbi panen, bobot segar umbi panen, bobot kering matahari total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian macam dan dosis bahan organik pada berbagai perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata pada semua variabel pertumbuhan dan panen, kecuali variabel panjang tanaman pada penanaman. Dengan pemberian pupuk kompos ayam dengan dosis 45 ton ha-1 menghasilkan bobot segar total tanman sebesar 2,93 ton ha-1 pada kondisi di penanaman lahan dan pemberian pupuk kompos ayam dengan dosis yang sama menghasilkan bobot segar total tanman sebesar 2,10 ton ha-1 pada kondisi di penanaman di polybag