Daftar Isi:
  • Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan banyak permintaan pating dari swalayan dan restoran cepat saji yang membutuhkan jagung dalam jumlah yang besar. C. juncea L. ialah tanaman leguminoceae yang dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak, tanaman orok-orok ini berpotensi sebagai pupuk hijau serta LCC (Legume Cover Crop) karena tanaman ini mudah tumbuh dan banyak menghasilkan biomassa dengan cepat, tinggi kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat memompa unsure hara kelapisan permukaan (Sutejo, 2002). Hasil pangkasan orok-orok dapat dimanfaatkan sebagai mulsa. Beberapa keutungan dari pemulsaan antara lain dapat mengendalikan gulma, meningkatkan penyerapan air oleh tanah, Penelitian dalam bentuk lapang dilaksanakan di Jl. Rogoboyo, Dusun Bundar, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, kabupaten Malang. Jenis tanah Alfisol, dominasi lempung liat dengan ketinggian tempat mencapai 330 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 – April 2014. Alat yang digunakan ialah alat pengolah tanah seperti cangkul, timbangan, jangka sorong, oven, petak kuadran ukuran 50 cm x 50 cm dan leaf area meter (LAM). Sedangkan Bahan yang digunakan meliputi benih jagung varietas BISI 2, tanaman orok – orok (Crotalaria juncea L), fungisida Dhitane M-45, insektisida Decis 2.5 EC, nematisida Furadan 3G dan pupuk. Pupuk yang dipergunakan ialah Urea (45% N), Sp 36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Adapun Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 10 level perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 30 satuan percobaan. Adapun perlakuan tersebut meliputi : 100 orok-orok,tanpa disiang, 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung disiang 2 kali, pada 20 hst dan 40 hst, 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 60 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 60 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan. Variabel pengamatan pertumbuhan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi dan menimbang bobot kering gulma. Variabel pengamatan tanaman jagung dilakukan secara destruktif dan non destruktif, kemudian, komponen hasil meliputi: diameter tongkol tanpa klobot, panjang tongkol serta bobot pipilan. Untuk Analisis data pengamatan yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 %. Keberadaan 100 orok-orok/petak, selama 40 hst dan 60 hst kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dan keberadaan 200 orok-orok/petak percobaan 40 hst dan 60 hst kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dapat mengendalikan gulma pada pertanaman jagung. Pada pengamatan umur 45 hari setelah tanam, perlakuan tersebut menghasilkan bobot kering gulma lebih rendah dibandingkan perlakuan 100 orok-orok tanpa penyiangan yang menghasilkan bobot kering gulma 29.2 g. Hal ini dikarenakan pertumbuhan gulma terganggu oleh tanaman penutup tanah orok-orok. Selain itu, Interaksi antara 10 perlakuan yang di ulang sebanyak 3 kali menunjukan bahwa perlakuan dengan memanfaatkan tanaman orok-orok dipangkas dan kemudian di mulsakan, menunjukan tingkat pertumbuhan tanaman meningkat lebih baik dibandingkan dari perlakuan yang pemangkasannya tidak dimulsakan.