Pengaruh Asal Bibit Bud Chip Pada Fase Vegetatif Tiga Varietas Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.)
Main Author: | Adinugraha, Ibnu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130107/1/Skripsi_Ibnu_Adinugraha_105040200111016_2.pdf http://repository.ub.ac.id/130107/ |
Daftar Isi:
- Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia, kebutuhan pangan termasuk gula terus meningkat. Peningkatan konsumsi gula tersebut belum dapat diimbangi oleh produksi gula dalam negeri. Permasalahan yang sering timbul pada rendahnya produksi gula dalam negeri antara lain dari segi budidaya tebu, diantaranya penyiapan bibit dan kualitas bibit. Teknik pembibitan bud chip ialah pembibitan tebu secara vegetatif menggunakan bibit satu mata tunas yang dapat menghasilkan bibit berkualitas tinggi dan tidak memerlukan penyiapan melalui kebun berjenjang sehingga dapat menghemat waktu serta tidak memerlukan tempat yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh berbagai asal bibit tanaman tebu dari batang atas, tengah dan bawah dengan menggunakan teknik pembibitan bud chip terhadap fase pertumbuhan vegetatif tiga varietas tanaman tebu dan untuk menentukan asal bibit bud chip yang tepat dalam pembibitan tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Hipotesis dalam penelitian ini ialah asal bibit dari batang atas memiliki pertumbuhan yang lebih baik terhadap fase pertumbuhan vegetatif tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014-Oktober 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Keadaan geografis lokasi penelitian terletak pada ketinggian 303 m dpl dengan suhu berkisar antara 21-330C, curah hujan rata-rata bulanan antara 102-297 mm. Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini ialah bibit budchip tanaman tebu yang berasal dari batang atas, tengah dan bawah varietas PSJT 941, VMC 76-16 dan Bululawang, tanah, pasir, kompos, pupuk Phonska, insektisida Cruiser 350FS, zat pengatur tumbuh Atonik, fungisida Deslend MX-80WP. Peralatan yang dipergunakan pada percobaan ini ialah polibag, cangkul, meteran, penggaris, gembor, kamera digital, jangka sorong, LAM, oven dan alat tulis-menulis. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tiga ulangan. Petak utama ialah varietas (V) yang terdiri dari 3 macam: (V1) Varietas PSJT 941, (V2) Varietas VMC 76-16 dan (V3) Varietas Bululawang. Sedangkan anak petak ialah asal bibit (B) yang terdiri dari 3 macam: (B1) Batang atas, (B2) Batang Tengah dan (B3) Batang Bawah. Parameter yang diamati ialah Tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, luas daun, Jumlah anakan, bobot basah daun, bobot kering daun, bobot basah batang, bobot kering batang, bobot basah akar, bobot kering akar yang diamati saat tanaman berumur 30, 60, 90 dan 120 hst, Kadar klorofil yang diamati saat tanaman berumur 90, 100, 110 dan 120 hst, diameter batang yang diamati saat tanaman berumur 120 hst. Data pengamatan yang diperoleh dianalis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata (F hitung > F tabel 5%), maka akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5% untuk melihat perbedaan diantara perlakuan. Perlakuan asal bibit memberikan pengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tebu. Mata tunas pada batang atas memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan mata tunas pada batang bawah. Asal bibit dari batang bagian atas merupakan asal bibit yang tepat dalam pertanaman tanaman tebu untuk varietas PSJT 941, VMC 76-16 dan Bululawang.