Pengaruh Media Pupuk Majemuk Pada Produksi Benih Krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Secara In Vitro
Main Author: | LeksonoB, HusnulKhotimah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130090/1/skripsi_pengaruh_pupuk_majemuk_pada_produksi_benih_krisan_secara_in_vitro.pdf http://repository.ub.ac.id/130090/ |
Daftar Isi:
- Bunga krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk bunga potong yang menpunyai nilai ekonomis cukup tinggi karena memiliki warna, bentuk dan ukuran yang beragam serta daya simpan yang lama. Peningkatan produksi krisan di dalam negeri harus diiringi dengan tersedianya bibit yang bermutu dan tersedia dalam jumlah banyak. Salah satu kriteria bibit yang bermutu ialah bibit yang sehat. Untuk mendapatkan bibit krisan yang bermutu baik dan bebas hama dan penyakit dalam waktu relatif cepat dapat dilakukan dengan perbanyakan secara in vitro. Faktor yang turut menentukan keberhasilan pelaksanaan kultur jaringan ialah genotipe (varietas) tanaman dan komposisi media yang digunakan. Media yang sering digunakan untuk perbanyakan krisan secara in vitro yaitu media Murashige and Skoog (MS). Media MS dalam penggunaanya memerlukan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu perlu adanya media pengganti MS yang dapat menekan biaya produksi petani, tersedia dalam jumlah yang cukup, mudah untuk mendapatkan dan menghasilkan bibit yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pupuk majemuk yang efektif untuk menggantikan media MS untuk multiplikasi krisan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah terdapat pupuk majemuk yang dapat menggantikan media MS pada multiplikasi krisan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan Nopember 2014 di Laboratorium Kultur Jaringan jurusan Budidaya Pertanian FP UB. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah timbangan analitik, pH meter, magnetik stirrer, autoclave, shaker, labu takar, erlenmeyer, pengaduk gelas, gelas ukur, wadah kultur (botol kultur), Laminar air flow cabinet (LAFC), alat diseksi (scapel kecil/ pisau bedah, gunting dan pinset), hand sprayer, pipet, petridish, tissue steril, plastik wrap, karet gelang dan plastik tahan panas. Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah krisan varietas Grand White, krisan varietas Yellow Fiji, media MS, pupuk majemuk Growmore (20:20:20), Hortigro (19:19:19) dan Kristalon (18:18:18), Benzil Adenin Phosphat (BAP), indole acetic acid (IAA), agar, sukrosa, air destilata, NaOH, HCL dan spirtus. Bahan untuk sterilisasi eksplan krisan yaitu clorox, alkohol, bakterisida, fungisida, dan sabun cuci cair. Metode yang digunakan ialah Rancangan Petak Terbagi, varietas krisan (V) sebagai petak utama dan dan nutrisi media (N) sebagai anak petak. Varietas krisan terdiri dari 2 varietas yaitu varetas Yellow Fiji (V1) dan varietas Grand White (V2). Jenis nutrisi yang digunakan terdiri dari 3 pupuk majemuk MS dan media MS. Pupuk majemuk yang digunakan terdiri dari Growmore 1 g l-1 (N1). Growmore 2 g l-1 (N2), Growmore 3 g l-1 (N3), Hortigro 1 g l-1 (N4), Hortigro 2 g l-1 (N5), Hortigro 3 g l-1 (N6), Kristalon 1 g l-1 (N2), Kristalon 2 g l-1 (N8), Kristalon 3 g l-1 (N9) dan Murashige and Skoog (N0). Setiap masing-masing media ditambah dengan IAA 0,1 mg-1. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Variabel pengamatan terdiri dari: tinggi planlet, jumlah daun, jumlah nodus, jumlah akar, jumlah planlet, waktu inisiasi akar, waktu inisiasi tunas, panjang planlet, dan berat basah planlet. Pengamatan dilakukan 8 kali pengamatan selama 8 minggu. Data dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji F. Apabila hasil uji F berbeda nyata, maka dilakukan pengujian menggunakan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas dan media kultur berpengaruh nyata terhadap kultur in vitro krisan. Subtitusi unsur hara makro dan mikro pada media MS dengan pupuk majemuk Hortigro, Kristalon dan Growmore yang ditambah dengan IAA 0,1 mg l-1 tidak dapat digunakan untuk multiplikasi planlet krisan dalam menyediakan benih krisan secara in vitro, berdasarkan jumlah planlet, laju multiplikasi, vigor planlet dan morfologi planlet pada varietas Yellow Fiji dan Grand White pada umur 8 MST. Laju multiplikasi planlet media MS yaitu 4, 22 planlet per 4 minggu, sedangkan laju multiplikasi planlet pada media subtitusi paling tinggi yaitu 2, 38 planlet per 4 minggu. Planlet pada media subtitusi dengan Kristalon jumlah nodus lebih tinggi dibandingkan pada media MS pada varietas Yellow Fiji dan Grand White. Jika dilihat secara morfologi, planlet yang tumbuh tidak vigor dan menunjukan gejala defisiensi unsur hara. Kandungan hara P dan Mg lebih tinggi dibandingkan dengan MS pada media subtitusi dengan pupuk majemuk 2-3 g l-1, sedangkan kandungan N dan K lebih rendah sehingga pertumbuhan planlet pada media pupuk majemuk berbeda dengan pertumbuhan pada media MS