Pengaruh Pemberian Biourine Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris L.)

Main Author: Anggara, Abi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130088/1/Cover_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/130088/2/Skripsi_Abi_Anggara_105040203111009.pdf
http://repository.ub.ac.id/130088/
Daftar Isi:
  • Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Salah satu produk dari komoditi buncis saat ini adalah buncis kalengan yang diekspor ke beberapa negara. Pemanfaatan limbah padat dan cair dari ternak bisa dijadikan sumber nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan. Limbah ternak yang dibiarkan dan tidak terkelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Sehingga diharapkan dari pengolahan limbah ternak bisa dijadikan salah satu langkah yang efektif dan efisien untuk pertanian yang terintegrasi. Tidak hanya kotoran padat dari ternak yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, urine ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair dalam jumlah banyak. Urine memiliki keunggulan karena mengandung berbagai unsur hara makro yaitu N (Nitrogen), Phospat (P), Kalium (K) dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang dibutuhkan oleh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemberian biourine terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis dan mendapatkan konsentrasi biourine yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Hipotesis yang di ajukan adalah pemberian biourine mampu memberikan pertumbuhan dan hasil pada tanaman buncis dan diharapkan dapat mengurangi jumah pemakaian pupuk anorganik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Karangploso Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2014. Alat yang digunakan adalah cangkul, tugal, ajir bambu, papan nama, gembor, ember, timbangan analitik dan jangka sorong. Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain benih buncis varietas Lebat 3, Furadan, Pupuk Urea, Pupuk SP 36, Pupuk KCl, EM 4, Molase dan Urine Kambing. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok non-faktorial dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah (P0) 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1, 100 kg K2O ha-1 ; (P1) 2300 L ha-1 Biourin + 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1, 100 kg K2O ha-1; (P2) 1725 L ha-1 Biourine + 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1, 100 kg K2O ha-1; (P3) 1150 L ha-1 Biourine + 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1,100 kg K2O ha-1; (P4) 2300 L ha-1 Biourine + 75 kg N ha-1, 225 kg P2O5 ha-1, 75 kg K2O ha-1; (P5) 1725 L ha-1 Biourine + 75 kg N ha-1, 225 kg P2O5 ha-1, 75 kg K2O ha-1 (P6) 1150 L ha-1 Biourine + 75 kg N ha-1, 225 kg P2O5 ha-1, 75 K2O kg ha-1. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan pengamatan hasil panen tanaman buncis. Pengamatan non destruktif meliputi jumlan daun, panjang tanaman, jumlah cabang, umur mulai berbunga, jumlah bunga dan saat muncul polong. Pengamatan hasil panen meliputi jumlah polong per tanaman, bobot segar polong, panjang polong, diameter polong, periode panen, bobot segar polong per petak dan bobot segar polong per hektar. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk anorganik dan biourine memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman buncis pada parameter jumlah daun dan jumlah cabang. Namun, pemberian pupuk anorganik dan biourine tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman buncis. Pemberian pupuk biourine dengan dosis 1725 L ha-1 dan pupuk anorganik 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1, 100 kg K2O ha-1 memberikan pertumbuhan jumlah daun dan jumlah cabang yang lebih baik, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman buncis. Pemberian biourine dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik.