Kajian Kemantapan Agregat Tanah pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik di Perkebunan Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre)
Main Author: | Utomo, BudySatya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130072/1/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/2/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/3/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/4/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/5/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/6/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/7/DAPUS.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/8/LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/130072/ |
Daftar Isi:
- Alih fungsi hutan untuk perluasan areal perkebunan dan penggunaan pupuk tanpa organik secara terus menerus berpotensi menimbulkan kerusakan tanah dengan terjadinya pemadatan tanah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktifitas lahan secara berkelanjutan yaitu dengan pemberian bahan organik. Penggunaan bahan organik berupa vermikompos, pupuk kulit buah, dan pupuk kandang sapi, diharapkan dalam jangka panjang dapat memperbaiki sifat fisik tanah di perkebunan kopi robusta (Coffea canephora Pierre). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui kandungan bahan organik tanah tertinggi pada pemberian beberapa jenis bahan organik di kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm dan 20-30 cm, (2) Membandingkan pemberian beberapa jenis bahan organik, antara lain vermikompos, pupuk kulit buah kopi, pupuk kandang sapi, dan tanpa pemberian bahan organik (NPK) terhadap kemantapan agregat tanah, (3) Mengetahui hubungan bahan organik tanah terhadap kemantapan agregat pada kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2014, di kebun kopi robusta milik PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero), Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada tiga kedalaman tanah yaitu 0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm dengan memilih secara acak 3 pohon kopi yang memiliki kerapatan kanopi dan tinggi pohon yang kurang lebih sama pada masing-masing plot dengan penggunaan beberapa jenis bahan organik yang berbeda, yaitu vermikompos, pupuk kulit buah kopi, pupuk kandang sapi, dan tanpa penggunaan bahan organik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial pola Tersarang yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor pertama sebagai perlakuan jenis bahan organik yang meliputi plot tanpa bahan organik sebagai kontrol (P0), plot vermikompos (P1), plot pupuk kulit buah kopi (P2), dan plot pupuk kandang sapi (P3), kemudian faktor kedua sebagai tingkat kedalaman tanah yang meliputi kedalaman 0-10 cm (K1), 10-20 cm (K2), dan 20-30 cm (K3). Masing-masing faktor dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian vermikompos mengakibatkan kandungan bahan organik tanah lebih tinggi dibandingkan pemberian pupuk kulit buah kopi, dan pupuk kandang sapi di kedalaman 0-10 cm. Sementara itu, pemberian beberapa jenis bahan organik tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan bahan organik tanah di kedalaman 10-20 dan 20-30 cm. Namun demikian, kandungan bahan organik tanah di kedalaman 10-20 dan 20-30 cm lebih rendah dibandingkan kedalaman 0-10 cm, (2) Pemberian vermikompos, pupuk kulit buah kopi, dan pupuk kandang sapi mengakibatkan agregat tanah lebih mantap dibandingkan tanpa pemberian bahan organik (NPK), (3) Bahan organik tanah berhubungan positif terhadap kemantapan agregat tanah di kedalaman tanah 0-10 cm (r = 61%), sehingga dengan semakin tingginya kandungan bahan organik tanah berdampak terhadap peningkatan kemantapan agregat tanah, sedangkan di kedalaman 10-20 cm dan 20-30 cm tidak terdapat hubungan yang nyata.