Daftar Isi:
  • Dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara makro esensial, terdapat persaingan antar unsur hara akibat dampak dari ion yang bermuatan sama. Syekhfani (2013), menyatakan bahwa kelebihan unsur hara Kalium dapat menyebabkan defisiensi (induced chlorosis) unsur hara lain akibat kompetisi (common ion effect) atau antagonis, salah satunya unsur Nitrogen. Hal tersebut dikarenakan Nitrogen, yang diserap tanaman dalam bentuk NH4 + disamping NO3 -, maupun unsur Kalium (K+) sama-sama mempunyai muatan ion positif (Hofman et al., 2004). Usaha yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan memberikan dosis yang seimbang antara pupuk nitrogen dan kalium. Penyeimbangan tersebut tidak hanya berlaku bagi pupuk anorganik tetapi juga dengan pupuk organik. Menurut Sutanto (2002), dewasa ini pelaku pertanian terus berfikir kreatif untuk menciptakan pupuk-pupuk organik sebagai pupuk alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian abu sabut kelapa dan kompos lamtoro serta mengetahui pemberian dosis yang seimbang antara abu sabut kelapa dan kompos lamtoro terhadap kandungan Nitrogen dan Kalium tanah serta pertumbuhan tanaman jagung. Penelitian ini menggunakan bahan berupa tanah alfisol Kecamatan Bantur serta pupuk organik yang berasal dari kompos Leucana leucocephala sebagai sumber Nitrogen dan abu sabut kelapa (Cocos nucifera L.) sebagai sumber Kalium. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah (P1) Kontrol (Tanah); (P2) Tanah + Kompos Leucana leucocephala 100%; (P3) Tanah + Abu sabut kelapa 100%; (P4) Tanah + Kompos Leucaena leucocephala 75% + Abu sabut kelapa 25%; (P5) Tanah + Kompos Leucaena leucocephala 50% + Abu sabut kelapa 50%; (P6) Tanah + Kompos Leucaena leucocephala 25% + Abu sabut kelapa 75%. Variabel pengamatan pada inkubasi tanah yaitu pH, C-Organik N tersedia, dan Kalium (dd) pada 15 dan 45 hari setelah inkubasi (HSI). Pengamatan pada tanaman indikator meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun pada 15, 30, dan 45 hari setelah tanam (HST) serta berat kering tanaman pada 45 HST. Untuk megetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel digunakan analisis ragam atau Uji F (p=0,05) dilanjutkan Uji BNT (p=0,05). Untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antar parameter pengamatan dilakukan uji regresi dan korelasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian abu sabut kelapa dan kompos lamtoro meningkatkan N tersedia tanah dan K+ tanah Dosis optimum kombinasi 75% kompos lamtoro dan 25% abu sabut kelapa pada 45 HSI meningkatkan kadar N tersedia dan K+ pada kriteria sama-sama tinggi (seimbang). Korelasi menunjukkan hubungan positif sangat nyata pada NH4 + dan NO3 - namun keduanya berkorelasi negatif terhadap kadar K+