Daftar Isi:
  • Peternakan merupakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kekayaan alam biotik berupa ternak untuk memenuhi kebutuhan manusia terutama protein hewani. Dampak positif yang timbul dari perkembangan usaha peternakan adalah penyediaan protein hewani bagi manusia dan terciptanya lapangan kerja baru serta peningkatan pendapatan bagi masyarakat, namun ada konsekuensi lain yang ditimbulkan dengan meningkatnya usaha peternakan, yaitu limbah yang dihasilkan juga ikut meningkat dengan pesat. Limbah peternakan merupakan bahan organik yang mudah terurai, dan menghasilkan bahan pencemar baik berbentuk padat, cair ataupun gas. Rumput gajah merupakan keluarga rumput-rumputan (graminae) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia). Di Indonesia, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksinya dianjurkan oleh banyak pihak (Rismunandar, 1995). Terong merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Produksi tanaman terong di Indonesia tahun 2008 sampai 2010 (427,166; 451,564; 482,305) terus mengalami peningkatan antara 24.398 ton sampai 30.741 ton pertahun (BPS, 2012). Untuk memecahkan masalah limbah peternakan yang sudah terlalu banyak dapat dilakukan dengan cara mengkonversi limbah peternakan menjadi produk lain (pupuk kandang sapi) yang berguna, sehingga nilai ekonominya dapat ditingkatkan. Dari uraian tersebut di atas, maka perlu dipelajari pengaruh dosis pupuk kandang sapi (biokonversi dari limbah peternakan sapi) dan pengaturan pola tanam tumpangsari untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terong sebagai sayuran dan rumput gajah sebagai pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman terong (Solanum melongena L) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) pada lahan yang sudah pernah dialiri limbah kotoran sapi dan juga untuk mengetahui pengaruh pola tanam tumpangsari bagi pertumbuhan dan hasil tanaman terong dan rumput gajah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Diduga dosis pupuk yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen tanaman terong (Solanum melongena L) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan juga adanya interaksi pada pola tanam tumpangsari pada pertumbuhan dan hasil tanaman terong dan rumput gajah. Penelitian dilaksanakan di lahan PT. Green Field (Farm and Milk Product) di desa Babadan Kecamatan Ngajum Kota Malang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Desember 2012. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 1.200 meter dpl dengan suhu udara rata-rata 16-20oC. Curah hujan sekitar 2.997 mm/tahun. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah jangka sorong, timbangan analitik, meteran, peralatan lapang lainnya dan alat tulis. Bahan penelitian yang digunakan adalah benih terong varietas terung hijau, pupuk kandang sapi, rumput gajah varietas rumput gajah odot, dan pupuk Urea, SP-36, dan KCL. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 perlakuan yaitu pemberian pupuk kandang dan sistem tanam. Perlakuan-perlakuan tersebut terdiri dari pola tanam tumpangsari yaitu: pola tanam tumpangsari barisan tunggal (J1) dan pola tanam tumpangsari barisan ganda (J2). dan pemberian pupuk kandang sapi: P1 = 5 t Ha-1 , P2 = 10 t Ha-1, P3 = 15 t Ha-1 dan P4 = 20 t Ha-1. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara non destruktif dengan peubah meliputi untuk terong tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, buah jadi dan fruit set sedangkan untuk rumput gajah pengamatan meliputi tinggi tanaman. Pengamatan hasil meliputi, untuk terong bobot segar buah, diameter buah terong dan panjang buah terong sedangkan untuk tanaman rumput gajah pengamatan meliputi bobot segar tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam uji F taraf 5% kemudian dilanjutkan uji perbandingan antar perlakuan. Perlakuan yang berbeda nyata akan diuji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi tumpangsari dan pemberian dosis pupuk kandang sapi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata, perlakuan kombinasi terbaik pada pengamatan pertumbuhan tanaman juga hasil panen didapatkan pada perlakuan tumpangsari barisan ganda dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi 5 ha-1, begitu juga dengan hasil keuntungan ekonomi.