Analisis Faktor Brand Image Dalam Pembelian Produk Jenang Dodol (Studi Kasus Di Agroindustri “Teguh Rahardjo” Dan “Mirah” Di Kabupaten Ponorogo
Main Author: | Rizanti, ErikaDiana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130062/1/SKRIPSI_ERIKA_DIANA_RIZANTI_0910440070.pdf http://repository.ub.ac.id/130062/ |
Daftar Isi:
- Salah satu industri yang berkembang pesat saat ini adalah industri makanan. Seperti yang dikutip Citra Indonesia.com, menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman bahwa pertumbuhan industri makanan mencapai 12,75 %. Industri makanan tradisional termasuk didalamnya. Jenang dodol merupakan salah satu jenis makanan yang dikategorikan makanan tradisional dan masih bertahan serta disukai masyarakat. Makanan ini merupakan sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan manis. Selain Kabupaten Garut, Kabupaten Ponorogo juga terkenal akan jenang dodolnya, antara lain Agroindustri “Teguh Rahardjo” dan “Jenang Mirah”. Mahardika (2013), menyatakan bahwa jenang dodol merek ‘Teguh Rahardjo’ dan jenang merek ‘Mirah’ merupakan produk unggulan Kabupaten Ponorogo. Kedua brand ini sudah melekat dibenak konsumen. Brand image yang positif pada kedua brand membuat konsumen memiliki persepsi tersendiri yang berdasarkan faktorfaktor brand image (popularitas perusahaan, jaringan distribusi perusahaan, kredibilitas perusahaan, penghasilan, umur, manfaat, kemasan, merek, harga, dan rasa). Perilaku pembelian yang berbeda mengakibatkan pangsa pasar antara jenang dodol merek “Teguh Rahardjo” dan jenang merek “Mirah” juga berbeda. Maka dari itu dilakukan penelitian tentang analisis faktor brand image yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli jenang dodol merek “Teguh Rahardjo” dan jenang merek “Mirah”. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor brand image yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli jenang dodol merek ‘Teguh Rahardjo’ dan jenang merek ‘Mirah’ serta mendeskripsikan perbedaan dari faktor faktor brand image tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Berdasarkan hasil analisis, dari 10 variabel penelitian hanya 9 variabel yang dianalisis karena variabel X5 (umur) bernilai kurang dari 0,5. Dari 9 variabel tersebut diperoleh 3 faktor brand image yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli jenang dodol merek ‘Teguh Rahardjo’ dan jenang merek ‘Mirah’. Pada jenang dodol merek ‘Teguh Rahardjo’, faktor-faktor tersebut adalah faktor product image (citra produk) dengan nilai eigen 2,430 mampu menjelaskan 27,003 persen varians dari sembilan variabel penelitian, dengan variabelnya adalah rasa, kemasan, merek, dan harga. Dengan variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen adalah rasa dengan nilai faktor loading sebesar 0,792. Faktor kedua adalah corporate image (citra pembuat) dengan nilai eigen 2,154 mampu menjelaskan 23,936 persen varians dari sembilan variabel penelitian, dengan variabelnya adalah popularitas perusahaan, kredibilitas perusahaan, dan jaringan distribusi perusahaan. Dengan variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen adalah popularitas perusahaan dengan nilai faktor loading sebesar 0,858. Faktor ketiga adalah user image (citra pemakai) dengan nilai eigen 1,459 mampu menjelaskan 16,207 persen varians dari sembilan variabel penelitian, dengan variabelnya adalah penghasilan dan manfaat. Dengan variabel yang dominan dipertimbangkan adalah penghasilan dengan nilai faktor loading sebesar 0,747. Begitu juga pada analisis faktor jenang merek ‘Mirah’, diperoleh 3 faktor yang dipertimbangkan konsumen yaitu corporate image (citra pembuat), dengan nilai eigen 2,260 mampu menjelaskan 25,108 persen varians dari sembilan variabel penelitian, dengan variabelnya adalah popularitas perusahaan, merek, jaringan distribusi perusahaan, dan kredibilitas perusahaan. Dengan variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen adalah popularitas perusahaan dengan nilai faktor loading sebesar 0,829. Faktor kedua adalah product image (citra produk), dengan nilai eigen 2,047 mampu menjelaskan 22,739 persen varians dari sembilan variabel penelitian, dengan variabelnya adalah harga, rasa, dan kemasan. Variabel harga merupakan variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dengan nilai faktor loading sebesar 0,886. Faktor ketiga adalah user image (citra pemakai), dengan nilai eigen 1,554 mampu menjelaskan 17,269 persen varians dari Sembilan variabel penelitian, dengan variabelnya adalah penghasilan dan manfaat. Variabel penghasilan merupakan variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dengan nilai faktor loading sebesar 0,814.