Daftar Isi:
  • Kampus merupakan suatu lingkungan yang dapat membantu mahasiswa untuk membentuk sikap mereka terhadap lingkungan dimana mereka tumbuh. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat diperlukan keberadaannya dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kenyamanan lingkungan terlebih di dalam suatu kampus. Salah satu bentuk ruang terbuka hijau adalah jalur hijau jalan dengan elemen utama pohon tepi jalan. Mengingat pentingnya fungsi pohon tepi jalan dan kontribusinya terhadap kualitas lingkungan maka perlu dilakukan pengelolaan secara efisien. Pohon merupakan elemen pembentuk lanskap utama yang ditemukan sepanjang jalan. Kelapa sawit adalah salah satu contoh pohon tepi jalan yang ditanam untuk menunjukkan identitas pada suatu jalur hijau jalan raya di kampus Universitas Brawijaya. Fungsi identitas dimaksudkan untuk memberikan kesan yang mendalam sehingga pengguna jalan dapat mengetahui dirinya akan memasuki atau keluar dari ruas jalan hanya dengan melihat tata hijau di sekitarnya. Identitas lokasi jalan dapat terwujud jika kontinyuitas penanaman, seperti jarak tanam ideal telah dilakukan. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah metode survei dan studi pustaka. Metode survei dilakukan dengan mengetahui kondisi fungsional pohon kelapa sawit di kampus Universitas Brawijaya, sedangkan studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai standar pemeliharaan pohon. Selain itu juga dilakukan penilaian evaluasi masyarakat sebagai pengguna jalan terhadap tanaman kelapa sawit dengan kuesioner dan wawancara. Kemudian akan didapatkan hasil evaluasi dan pemberian rekomendasi terhadap pengelolaan yang akan dilakukan. Persepsi masyarakat dimaksudkan untuk mengetahui evaluasi masyarakat setempat terhadap pohon kelapa sawit sebagai pohon tepi jalan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dibuat kuisioner terhadap keberadaan kelapa sawit. Responden merupakan masyarakat sekitar/pengguna jalan berjumlah sekitar 60 orang yang kemudian diolah melalui program SPSS (Statistical Product Service Solutions). Untuk evaluasi terhadap tanaman, maka akan dilakukan inventarisasi tanaman yaitu berupa pengumpulan data tinggi tanaman dan tinggi tajuk paling bawah. Serta pengamatan dan penilaian fungsi kelapa sawit seperti fungsi sebagai pengarah, fungsi peneduh, penyerap polusi, pembatas visual, pengontrol cahaya dan pemberi identitas. Penilaian tiap fungsi dilakukan sesuai referensi dan kriteria penilaian fungsi tanaman didapatkan dari berbagai sumber sesuai dengan ilmu Arsitektur Lanskap. Hasil dari penelitian tersebut pada aspek fungsional kelapa sawit mempunyai nilai rata-rata baik yaitu dengan skor 73,76% pada seluruh segmen. Pada hasil tersebut disimpulkan bahwa kelapa sawit mempunyai peranan yang cukup baik dalam segi fungsional dan dalam mengendalikan lingkungan. Pada aspek sosial, nilai fungsional kelapa sawit terhadap evaluasi masyarakat dinyatakan signifikan yang artinya hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh antara nilai fungsional kelapa sawit dengan evaluasi masyarakat diterima. Demikian untuk hasil pertanyaan deskriptif, sebagian masyarakat setuju akan kelapa sawit dijadikan sebagai tanaman identitas Universitas Brawijaya karena mempunyai nilai estetika yang menonjol pada bagian tajuk. Kelapa sawit juga mampu menyerap karbon dioksida (CO2) sebesar 0,00045 kg/pohon/jam. Jika dihitung total dari jumlah pohon kelapa sawit di kampus Universitas Brawijaya (605 pohon) maka total seluruh kelapa sawit mampu menyerap CO2 adalah 0,272 kg/jam. Hal tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan daya serap pada pohon mahoni yaitu 0,037 kg/pohon/jam, terlebih jumlah mahoni lebih banyak daripada jumlah pohon kelapa sawit. Untuk itu kelapa sawit sebagai pohon penyerap CO2 masih dinilai kurang. Saran yang dapat dilakukan adalah perlu ditambahkan tanaman perdu atau semak untuk menambah keragaman pada tata jalur hijau jalan dan menambah nilai fungsi pada pohon tepi jalan. Jumlah kelapa sawit perlu diperbanyak agar setidaknya minimal 50% pohon di Universitas Brawijaya adalah kelapa sawit sebagai tanaman identitas di kampus.