Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Sapi dan Paitan (TithoniadiversifoliaL.) terhadap Produksi Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Daftar Isi:
- Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan memiliki potensi ekspor yang besar. Masalah yang sering dihadapi oleh petani tomat adalah tingginya harga pupuk anorganik. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dengan dosis yang lebih tinggi dari rekomendasi akan berdampak negatif yaitu menurunnya tingkat kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pemberian kompos kotoran sapi dan paitan terhadap hasil produksi tomat dan mengetahui perbandingan pertumbuhan dan hasil produksi tomat antara aplikasi kombinasi kompos kotoran sapi dan paitan dibandingkan aplikasi pupuk anorganik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian kompos kotoran sapi dan paitan terhadap hasil produksi tomat dan Pemberian macam dan komposisi pupuk organik yang sesuai dapat menunjukan pertumbuhan dan hasil produksi benih tomat yang lebih baik dari pada tanaman yang diberi pupuk anorganik. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai dengan November 2012 di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Jl. Joyo Agung nomor 2 Tlogomas Kota Malang, dengan ketinggian tempat 429 – 667 mdpl dan kisaran suhu antara 22,2°C – 24,5°C. Alat yang digunakan adalah :cangkul, sabit, pisau, gembor, penggaris, ember besar, meteran, timbangan, baki, dan oven. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tomat local varietas Karina, pupuk anorganik Urea (45% N), SP36 (36% P2O5), KCl (60% K2O) tanaman paitan segar, kotoran sapi, pestisida organik, dan ajir. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan, yaituP0 = Anorganik (urea 0,526 ton/ha-1 + SP36 0,256 ton/ha-1 + KCl 0,162 ton/ha-1), P1 = Kompos kotoran sapi 25% (4,556 ton/ha-1) + Paitan 75% (3,876 ton/ha-1), P2 = Kompos kotoran sapi 50% (9,113 ton/ha-1) + Paitan 50% (2,584 ton/ha-1), P3 = Kompos kotoran sapi 75% (13,669 ton/ha-1) + Paitan 25% (1,292 ton/ha-1), P4 = Kompos kotoran sapi 100% (18,226 ton/ha-1), P5= Paitan 100% (5,168 ton/ha-1). Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada 20, 40 dan 60 HST. Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman, jumlah bunga, jumlah bakal buah, jumlah buah panen per tanaman, bobot segar buah per tanaman, dan analisis kimia tanah. Analisis data menggunakan analisis ragam dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilakukan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman tomat menggunakan kompos kotoran sapi dan paitan berpengaruh nyata pada jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, luas daun, bobot basah daun, bobot basah batang, bobot basah akar, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, jumlah buah pertanaman dan bobot segar buah per tanaman, namun tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman. Penanaman tomat dengan perlakuan pupuk anorganik (P0) menghasilkan hasil bobot segar buah tomat sebesar 341,7 g/tan dan perlakuan kompos kotoran sapi 75% dan paitan 25% (P3) menghasilkan hasil bobot segar buah tomat sebesar 419,83 g/tan lebih tinggi disbanding perlakuan yang lain. Dari penelitian ini dengan pengaplikasian pupuk anorganik, kompos kotoran sapi dan paitan secara umum menunjukkan adanya peningkatan residu tertinggal dalam tanah seperti persentase N total, P dan K. Persentase residu N yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan P4, persentase residu P yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan P5 dan persentase residu K yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan P4.