Desain Ulang Alat Setrika Baju Dengan Metode RULA Dan OWAS Untuk Mengurangi Risiko Cedera Operator
Main Author: | Azmi, Ahmad Ulul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13005/ |
Daftar Isi:
- C&F Laundry merupakan salah satu penyedia jasa laundry yang berada di Jl. Kerto Pamuji no.25 Kota Malang. Pada dasarnya untuk proses laundry di C&F Laundry ada 4 proses, yaitu: pencucian & spining, pengeringan, setrika & pelipatan, dan packaging. Dari 4 proses tersebut ada yang dikerjakan secara otomatis menggunakan mesin dan manual. Untuk proses yang dikerjakan secara otomatis oleh mesin adalah proses pencucian & spinning serta proses pengeringan. Sedangkan proses yang dikerjakan secara manual adalah proses setrika & pelipatan serta proses packing. Proses setrika & pelipatan baju dikerjakan oleh operator dengan posisi duduk dilantai selama ± 6 jam. Selain itu untuk memulai proses setrika & pelipatan baju, operator harus mengambil baju yang diletakkan di sebelah kanan operator. Setalah melakukan proses setrika & pelipatan baju , operator meletakkan baju yang telah diproses di sebelah kiri operator. Gerakan ketika memulai dan menyelesaikan proses ini, operator melakukan gerakan membungkuk & twist untuk mengambil dan meletakkan baju. Dengan posisi dan gerakan demikian, operator sering merasakan nyeri pada bagian leher, bahu, pergelangan tangan, punggung, dan lutut ketika selesai bekerja. Oleh karena itu dibutuhkan adanya pengembangan teknologi yang dapat mengurangi beban pekerja dan mengurangi resiko cedera pada operator. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dilakukan analisis pada proses kerja operator menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) yang berfungsi untuk menilai setiap potensi cedera pada tubuh bagian atas (kepala, leher, bahu, lengan bagian atas, dan pinggang). Metode selanjutnya adalah Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) Yang berfungsi untuk menganalisis postur serta gerakan dari operator untuk menghindari kecelakaan kerja. Setelah diketahui faktor apa saja yang menjadi penyebab cedera tersebut, akan dilakukan perancangan alat bantu dengan studi Anthropometri sebagai acuan dalam perancangan alat bantu agar sesuai dengan ukuran dan dimensi tubuh operator. Penelitian ini menggunakan studi Anthropometri karena proses perbaikan alat bantu kerja melibatkan operator sebagai user. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan ukuran dan dimensi produk dengan operator agar alat bantu yang dihasilkan dapat digunakan seacara mudah dan dapat mengurangi beban operator. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat risiko cedera pada operator setrika & pelipatan saat melakukan pekerjaannya. Hasil analisis dengan metode RULA didapatkan score sebesar 7, nilai tersebut dapat diartikan bahwa postur operator pada saat melakukan pekerjaannya memiliki risiko cedera sehingga harus dilakukan penelitian lebih lanjut dan perbaikan langsung. Untuk hasil analisis dengan metode OWAS didapatkan score sebesar 2, nilai tersebut dapat diartikan bahwa postur operator pada saat melakukan pekerjaannya memiliki risiko cedera sehingga harus dilakukan perbaikan. Setelah dilakukan perbaikan didapatkan nilai score RULA sebesar 3, nilai tersebut dapat diartikan bahwa setelah dilakukan perbaikan risiko cedera operator berkurang dari sebelumnya. Begitu pula dengan metode OWAS didapatkan nilai score OWAS sebesar 1, nilai tersebut dapat diartikan bahwa setelah dilakukan perbaikan risiko cedera operator berkurang dari sebelumnya.