Pengaruh Kebijakan Tarif Impor Kedelai terhadap Volume Impor Kedelai di Indonesia
Main Author: | Rahmania, AndanTrihandini |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130033/1/Ringkasan_full_Andan_Trihandini.pdf http://repository.ub.ac.id/130033/2/Skripsi_full_Andan_Trihandini.pdf http://repository.ub.ac.id/130033/ |
Daftar Isi:
- Sektor pertanian, terutama komoditas pangan, menjadi sektor yang penting untuk menunjang keberhasilan pembangunan Indonesia. Selain beras dan jagung, kedelai telah menjadi komoditas pangan yang penting di Indonesia (Harsono, 2010). Banyaknya produk olahan yang berbahan baku kedelai, menjadikan jumlah konsumsi kedelai nasional mencapai 2,6 juta ton per tahun (Wiryawan dalam Wibisono, 2012). Angka tersebut tergolong tinggi, karena produksi kedelai Indonesia setiap tahun belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai. Maka, salah satu solusi yang diambil pemerintah Indonesia adalah melakukan impor kedelai dari negara lain. Tarif impor merupakan kebijakan yang telah lama diberlakukan dengan tujuan untuk melindungi produsen dalam negeri, termasuk untuk komoditas kedelai. Sejak pertama kali diberlakukan, tarif impor kedelai di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Alasan di balik perubahan tarif impor kedelai diantaranya adalah tingginya harga kedelai di pasar domestik, konsekuensi dari penandatanganan Letter of Intent dengan IMF, dan perubahan tarif impor secara berkala. Perubahan tarif impor kedelai diduga akan mempengaruhi harga kedelai impor di pasar domestik. Hal tersebut juga akan mengakibatkan perubahan permintaan masyarakat terhadap kedelai impor. Oleh karena itu penting untuk mengetahui pengaruh kebijakan tarif impor kedelai terhadap volume impor kedelai di Indonesia Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui kondisi produksi kedelai, impor kedelai dan kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang menyangkut impor kedelai. (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai Indonesia. (3) Menganalisis dampak kebijakan tarif impor kedelai terhadap volume impor kedelai di Indonesia Penelitian ini mengambil wilayah penelitian yaitu wilayah negara Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder sejumlah 30 data tiap variabel. Data yang digunakan dimulai dari semester pertama tahun 1998 hingga semester kedua tahun 2012. Variabel yang digunakan meliputi volume impor kedelai di Indonesia, produksi kedelai domestik, harga kedelai dunia, jumlah penduduk Indonesia, pendapatan per kapita penduduk Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan tarif impor kedelai di Indonesia. Metode kualitatif yang digunakan adalah deskriptif. Sedangkan metode kuantitatif yang digunakan adalah regresi linear berganda dan korelasi. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan antara lain (1) Selama kurun waktu tahun 1998 hingga 2012, produksi kedelai Indonesia cenderung mengalami penurunan. Produksi tahun 1998 mencapai 1.304.950 ton kedelai, sedangkan tahun 2012 produksi kedelai nasional sebesar 843.153 ton, dengan lebih dari 50% produksi tetap berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berbeda dengan produksi kedelai domestik, volume impor kedelai cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 1998, impor kedelai hanya berkisar 104.867 ton dan pada tahun 2012 Indonesia mengimpor 1.920.490 ton kedelai. Untuk mengatur jalannya impor beserta mengantisipasi dampak-dampaknya, pemerintah menetapkan berbagai kebijakan. Beberapa diantaranya adalah penetapan tarif impor kedelai, harga jual kedelai impor di tingkat perajin tahu/tempe, dan harga pembelian kedelai di tingkat petani lokal. (2) Faktor yang berpengaruh nyata terhadap volume impor kedelai di Indonesia adalah jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia (PI) memiliki hubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap volume impor (VI) pada taraf nyata 1%. Setiap penambahan 1 (satu) jiwa penduduk Indonesia, maka akan meningkatkan volume impor kedelai sebesar 0,021 ton atau setara dengan 21 kilogram. (3) Variabel volume impor kedelai dan tarif impor kedelai berkorelasi negatif namun tidak signifikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,499 pada uji korelasi antar kedua variabel tersebut. Tidak nyatanya hubungan antara volume impor dan tarif impor kedelai diduga diakibatkan oleh besar tarif impor kedelai selama tahun 1998 hingga 2012 sebagian besar hanya berkisar 0%-10%. Sehingga belum dapat menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap volume impor.