Percepatan Durasi Proyek Modernisasi PG Jatiroto dengan Precedence Diagram Method dan Crash Programming

Main Author: Hakim, Darmawan Arief Rahman
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13002/
Daftar Isi:
  • KSO Hutama-Uttam-Euroasiatic (KSO HEU) adalah kontraktor yang mengerjakan proyek Modernisasi PG Jatiroto. Pelaksanaan proyek Modernisasi PG Jatiroto dibagi menjadi dua pekerjaan utama, yaitu pekerjaan sipil dan pekerjaan mekanikal. Proyek ini mulai direncanakan selama 23 bulan (Januari 2017 – November 2018) yang terbagi menjadi empat fase. Pada penelitian ini dilakukan pada pekerjaan sipil yang terdapat pada Fase 1 & 2. Berdasarkan data laporan pelaksanaan proyek terjadi keterlambatan proyek dan terjadi peningkatan deviasi keterlambatan tiap bulannya sebesar 30,5% sehingga perlu adanya analisa untuk mengurangi terjadinya keterlambatan proyek. Pada penelitian ini dilakukan perencanaan jaringan dengan metode Precedence Diagram Method. Perencanaan jaringan didasarkan pada schedule dan diskusi dengan pihak kontraktor guna mengetahui lintasan kritis yang akan dijadika dasar dilakukannya percepatan proyek. Percepatan proyek dilakukan pada aktivitas yang terpilih dari beberapa alternatif aktivitas yang diperoleh dari perencanaan jaringan kerja. Percepatan proyek dilakukan dengan metode crash programming dengan membandingkan percepatan dengan penambahan jam lembur dan penambahan tenaga kerja. Selanjutnya dilakukan analisa durasi optimal dengan mempertimbangkan penambahan biaya akibat penambahan jam lembur, penambahan tenaga kerja serta biaya denda jika proyek dibiarkan terlambat. Sehingga diperoleh rekomendasi durasi optimal untuk pelaksanaan proyek. Berdasarkan percepatan yang dilakukan, diperoleh biaya optimum untuk masing masing aktivitas. Pada penambahan jam lembur digunakan waktu lembur sebesar 4 jam per hari, sehingga aktivitas Drainase memiliki biaya yang optimal dengan durasi 141 hari sebesar Rp 5.113.153.627,00, dan durasi yang minimal untuk aktivitas Drainase yaitu selama 103 hari dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp5.241.711.534,00. Kemudian biaya lembur pada aktivitas Perkerasan Jalan yang optimal terjadi dengan durasi 279 hari dengan biaya sebesar Rp 27.899.541.935,00, sedangkan durasi tercepat yaitu selama 214 hari dengan biaya yang dikeluarkan Rp 28.409.591.940,00. Pada aktivitas Power House Building biaya optimal dengan durasi pengerjaan selama 223 hari sebesar Rp18.813.427.391,00, sedangkan percepatan durasi yang paling sedikit terletak dengan durasi pengerjaan selama 188 dengan biaya sebesar Rp 18.794.048.040,00. Selain itu juga dilakukan dengan alternatif penambahan tenaga kerja dengan durasi percepatan yang sama, sehingga didapatkan perbedaan biaya yang dikeluarkan. Biaya pada aktivitas Drainase memiliki durasi percepatan selama 103 hari dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.064.675.675,81. Sedangkan untuk aktivitas Perkerasan Jalan diketahui durasi tercepat yaitu 214 hari dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp27.695.452.921,00. Kemudian pada aktivitas Power House Building memiliki durasi tercepat yaitu 188 hari dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp18.627.429.560,00. Berdasarkan data tersebut pilihan terbaik yang dapat direkomendasikan adalah dengan penambahan biaya tenaga kerja, karena menghasilkan durasi waktu dan biaya yang optimal. Percepatan proyek didapatkan dari sub aktivitas dari ketiga aktivitas dengan penambahan jumlah tenaga kerja pada aktivitas terpilih.