Daftar Isi:
  • Cabai besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia karena kebutuhan cabai yang terus meningkat. Badan Pusat Statistik (2013) mencatat luas areal panen tahun 2009-2011 berturut-turut adalah 233.904 ha, 237.105 ha dan 239.770 ha, sedangkan produksinya mencapai 1.378.727 ton, 1.328.864 ton dan 1.483.079 ton. Dari data tersebut, diperoleh produktivitas cabai berturut-turut 5,89 ton ha-1, 5,60 ton ha-1 dan 6,19 ton ha-1. Produktivitas tersebut masih tergolong rendah karena menurut Syukur et al. (2010) potensi cabai nasional dapat mencapai 22 ton ha-1. Usaha perbaikan genetik tanaman cabai memerlukan adanya plasma nutfah dengan keragaman yang luas. Dalam kegiatan pemuliaan, pada pengujian varietas-varietas baru untuk suatu lingkungan tertentu diperlukan informasi genetiknya, diantaranya adalah nilai duga heritabilitas. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui keragaman dan menduga nilai heritabilitas 10 genotip cabai besar. Hipotesis yang diajukan ialah 1) Terdapat satu atau lebih karakter yang memiliki keragaman genotip dan fenotip yang luas pada 10 genotip cabai yang dievaluasi, 2) Terdapat satu atau lebih karakter yang memiliki nilai heritabilitas tinggi pada 10 genotip cabai yang dievaluasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Agustus 2013. Lokasi percobaan berada di Kecamatan Pandesari, Kabupaten Pujon, dengan ketinggian tempat ± 1.100 m dpl. Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yaitu genotip, terdiri dari sepuluh cabai besar sebagai perlakuan yang masing-masing terdiri dari tiga ulangan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 genotip cabai hasil penggaluran varietas lokal dan introduksi, media semai cocopeat dan kompos dengan perbandingan 2:1, pupuk daun Gandasil D, pupuk kotoran ayam, dolomit, pupuk NPK mutiara (16:16:16), mulsa plastik hitam perak, ajir, tali rafia, kertas label dan kantong panen. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tray persemaian, sprayer, cangkul, gembor, alat pelubang mulsa, meteran, timbangan analitik, jangka sorong, kamera digital dan alat tulis. Pengendalian hama menggunakan insektisida berbahan aktif Karbofuran 3%, Beta-siflutrin dan Imidakloprid dan pengendalian penyakit menggunakan fungisida berbahan aktif Propineb 70% dan Tembaga Hidroksida. Pelaksanaan percobaan diawali dengan teknik budidaya tanaman cabai besar, yaitu persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen. Pengamatan dilakukan pada setiap individu tanaman. Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif dilakukan berdasarkan Descriptor for Capsicum yang diterbitkan oleh International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI, 1995). Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menampilkan data kualitatif dalam bentuk gambar yang secara visual dapat terlihat keragamannya. Analisa data kuantitatif menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan dilakukan dengan uji F, apabila terdapat beda nyata maka dilakukan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, berat per buah, panjang buah, panjang tangkai buah, diameter buah dan tebal daging buah memiliki nilai KKG dan KKF rendah sehingga menunjukkan keragaman sempit dan penampilan seragam. Karakter kualitatif yang menunjukkan seragam ialah bentuk buah, warna buah muda dan warna buah masak, sedangkan karakter lainnya yaitu tipe pertumbuhan, warna batang, warna buku batang, warna mahkota, warna kepala sari, posisi putik saat bunga mekar dan bentuk ujung buah menunjukkan adanya keragaman dalam genotip. Karakter umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, berat per buah, panjang buah, panjang tangkai buah, diameter buah dan tebal daging buah memiliki kriteria heritabilitas tinggi sehingga dapat digunakan sebagai program pemuliaan tanaman selanjutnya.