Daftar Isi:
  • Seiring Dengan Semakin Meningkatnya Permintaan Dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pemenuhan Bahan Makanan Yang Sehat Dan Berkualitas. Hal Ini Mendorong Dikembangkannya Sistem Pertanian Secara Organik. Dampak Positif Yang Dihasilkan Dengan Pengelolaan Tanaman Secara Organik Yaitu Dapat Menjaga Kualitas Dan Kelestarian Lahan Atau Lingkungan. Sehingga Penambahan Bahan Organik Ke Dalam Tanah Adalah Salah Satu Cara Yang Tepat Untuk Mendapatkan Bahan Makanan Yang Sehat Dan Aman. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Organik Indonesia Tahun 2010, Luas Area Pertanian Organik Di Indonesia Mencapai 238.872,24 Ha. Dari Beberapa Tipe Lahan Organik Dalam SPOI 2011, Total Jumlah Produsen Adalah 12.512 (Termasuk Petani Kecil Dan Perusahaan). Nilai Ini Menurun 10% Dari Tahun 2010 (13.794). Jumlah Yang Masih Relatif Sedikit Ini Perlu Ditingkatkan Lagi. Sehingga, Meskipun Peluang Pasar Organik Semakin Meningkat, Ternyata Indonesia Masih Belum Mampu Menjadi Produsen Utama Produk Organik Di Dunia Jika Dibandingkan Dengan Negara-Negara Lainnya. Tanaman Terung Merupakan Tanaman Yang Responsif Terhadap Pemupukan N, P Dan K. Ketidak Tersediaan Salah Satu Unsur Hara Makro Tersebut Dapat Berpengaruh Pada Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Terung. Kebutuhan Unsur Hara Makro Pada Proses Budidaya Tanaman Terung Dapat Menggunakan Bahan Organik Berupa Kompos Kotoran Sapi Dan Paitan. Sebagaimana Yang Diungkapkan Oleh Nugroho (1998), Bahwa Peranan Bahan Organik Yang Berasal Dari Kompos Kotoran Sapi Dengan Dosis 10 Ton Ha-1 (Setara Dengan 100 Kg N Ha-1, 50 Kg P Ha-1 Dan 50 Kg K Ha-1) Sangat Besar Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung. Salah Satu Alternatif Pemenuhan Unsur Hara Makro Dapat Dengan Menggunakan Paitan ( Tithonia Diversifolia ) Sebagai Bahan Organik. Menurut Nagarajah Dan Nizar (1982), Bahwa Dari Hasil Penelitian Pada 100 Sampel Daun Dan Batang Lunak Paitan Di Sri Lanka Mengandung Kisaran 3,3 - 5,5% N, 0,2 - 0,5% P Dan 2,3 - 5,5% K. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mempelajari Pengaruh Aplikasi Pupuk An-Organik Maupun Organik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung, Serta Untuk Menentukan Dosis Yang Tepat Pada Tanaman Terung Agar Diperoleh Hasil Yang Paling Tinggi. Penelitian Telah Dilaksanakan Pada Bulan September 2012 Sampai Dengan Bulan Februari 2013 Di Lahan Pertanian Ponpes Bahrul Maqhfiroh, Jl. Joyo Agung Nomer 2 Tlogomas Kota Malang, Yang Terletak Pada Ketinggian 440 – 667 M Dpl. Jenis Tanah Alfisol. Suhu Rata – Rata Udara Harian Antara 17 oc – 29 oc, Suhu Maksimum Mencapai 30 oc Dan Suhu Minimum 16,5oc. Rata – Rata Kelembaban Udara Berkisar 71%, Kelembaban Maksimum 94% Dan Minimum Mencapai 48% (BMKG, 2012). Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Meliputi : Cangkul, Sabit, Gunting, Pisau, Gembor, Tali Rafia, Penggaris, Meteran, Timbangan, Kamera Digital, Baki, Oven Dan Alat Tulis. Sedangkan Bahan Yang Diperlukan Meliputi : Benih Terung Lokal Varietas Reza, Pupuk An-Organik N (Urea : 46% N), P (P2O5 35%), K (K2O : 60%) Tanaman Paitan Segar, Kompos Kotoran Sapi Serta Pestisida Organik. Rancangan Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Yang Terdiri Dari 6 Perlakuan Dan 4 Kali Ulangan, Yaitu P0 = An-Organik 100 % (Urea 0,434 Ton Ha-1 + SP36 0,257 Ton Ha-1 + Kcl 0,163 Ton Ha-1), P1 = Kompos Kotoran Sapi 25 % (3,759 Ton Ha-1) + Paitan 75 % (3,198 Ton Ha-1), P2 = Kompos Kotoran Sapi 50 % (7,519 Ton Ha-1) + Paitan 50 % (2,132 Ton Ha-1), P3 = Kompos Kotoran Sapi 75 % (11,278 Ton Ha-1) + Paitan 25 % (1,066 Ton Ha-1), P4 = Kompos Kotoran Sapi 100 % (15,037 Ton Ha-1), P5 = Paitan 100 % (4,264 Ton Ha-1). Pengamatan Tanaman Terung Dilakukan Secara Destruktif Dan Panen. Pengamatan Destruktif Dilakukan Sebanyak 3 Kali Dalam Berbagai Umur (20, 40, 60 Hst) Dengan Parameter Luas Daun, Bobot Kering Daun, Bobot Kering Batang, Bobot Kering Akar, Jumlah Buah Panen Dan Bobot Segar Buah Panen. Data Pengamatan Yang Diperoleh Dianalisis Dengan Sidik Ragam (Uji F Hitung) Pada Taraf 5 % Untuk Mengetahui Adanya Pengaruh Setiap Perlakuan. Apabila Hasil Nyata Maka Dilanjutkan Dengan Uji BNT Taraf 5 %. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Pemberian Bahan Organik Yang Berupa Kombinasi Kompos Kotoran Sapi 75% + Paitan 25%, Dan Perlakuan Pupuk An-Organik 100% Menghasilkan Pertumbuhan Yang Tidak Berbeda Nyata Terhadap Semua Parameter Pengamatan (Luas Daun, Bobot Kering Daun, Bobot Kering Batang, Bobot Kering Akar, Jumlah Buah Panen Dan Bobot Segar Buah Panen