Daftar Isi:
  • Kebutuhan penduduk akan pangan, papan, pakan dan tempat tinggal berkorelasi negatif dengan luasan tutupan hutan. Perubahan penggunaan lahan ini akan berakibat terhadap menurunnya cadangan karbon pada suatu ekosistem, karena kehilangan biomassa di atas permukaan tanah dan penurunan bahan organik dalam tanah. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan hutan lestari yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai penyimpan karbon. Agroforestri Di DAS Konto bagian hilir umumnya didominasi oleh agroforestri berbasis kopi dengan penaung umumnya leguminose (gamal, lamtoro atau dadap) atau dapat juga dikombinasi dengan pohon bermanfaat lainnya seperti buah-buahan (alpukat, durian, nangka, duku dan rambutan). Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi potensi agroforestri sebagai penyimpan karbon di DAS Konto Hilir. Penelitian ini dilakukan di DAS Kali Konto Hilir, di Desa Bayem dan Pait Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang pada bulan November 2012-Januari 2013. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap: pengambilan contoh di lapangan dan analisa laboratorium. Kegiatan diawali dengan pengumpulan data sekunder yang digunakan untuk klasifikasi tutupan lahan di lokasi penelitian, kemudian observasi wilayah untuk menentukan plot pengukuran cadangan karbon yang mewakili sistem penggunaan lahan (SPL) yang umum ditemui di lokasi penelitian. Plot pewakil berukuran 20x20 m2 dipilih di setiap jenis penggunaan lahan untuk pengukuran semua komponen penyusun karbon di lahan, yaitu biomasa dari pohon (tajuk dan akar, dimana akar diestimasi dengan menggunakan default value, rasio tajuk : akar adalah 4:1) dan tumbuhan bawah, nekromasa (kayu mati, cabang ranting dan seresah), dan bahan organik tanah kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan karbon rata-rata tertinggi Monokultur Mahoni dengan kisaran umur 6-8 tahun (179,6 Mg ha-1), sedangkan cadangan karbon terendah terdapat pada Agroforestri Sederhana Kopi dengan kisaran umur 12-15 tahun (67,6 Mg ha-1). Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan umur tanaman, struktur, komponen penyusun, dan kerapatan populasi pohon pada lahan. Rata-rata nilai cadangan karbon diatas permukaaan tanah mengkontribusi sekitar 73% (126,5 Mg ha-1), sedangkan bahan organik tanah hanya mengkontribusi karbon sekitar 27% (47,3Mg ha-1). Kontribusi nekromasa, tumbuhan bawah, dan seresah, terhadap total cadangan C relatif kecil bila dibandingkan dengan kontribusi biomasa pohon.