Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan Produk Obat Herbal Agaric Pure (Studi Kasus di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa, Kecamatan Lawang)
Daftar Isi:
- Obat herbal berupa obat yang diramu dari tanaman-tanaman berkhasiat yang ditujukan untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Obat herbal terdiri dari obat tradisional terstandar, fitofarmaka dan jamu. BPOM dalam Lestari (2007) menyatakan bahwa konsumsi obat herbal mengalami peningkatan permintaan. Peningkatan permintaan obat herbal dapat dilihat dari perkembangan industri obat herbal di Indonesia. Industri obat herbal dibedakan menjadi dua bagian yaitu industri obat tradisional (IOT) dan industri kecil obat tradisional (IKOT). Industri obat tradisional (IOT) terdiri dari perusahaan dalam kategori industri menengah keatas, sedangkan Industri kecil obat tradisional (IKOT) teridiri dari perusahaan industri kecil. Pada tahun 2010 jumlah industry IKOT menurun menjadi 1.152 industri. Penurunan jumlah perusahaan IKOT karena terdapat perusahaan yang dikategorikan pada kelompok IOT. Hal tersebut disebabkan terjadi peningkatan permintaan yang berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan (Kementerian Kesehatan, 2011). CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (CV. ASIMAS) salah satu perusahaan IKOT.Volume penjualan agaric pure berfluktuasi mulai dari tahun 2010-2012. Pada tahun 2010 total penjualan sebesar 366 botol kemudian meningkat pada tahun 2011 menjadi sebesar 1.278 botol dan menurun pada tahun 2012 menjadi sebesar 1.150. Namun biaya promosi yang dikeluarkan setiap tahunnya meningkat. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan untuk menjawab tujuan yaitu mengidentifikasi penggunaan bentuk-bentuk promosi dan menganalisis pengaruh biaya bentuk promosi terhadap volume penjualan produk Agaric pure pada CV. ASIMAS. Metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive pada CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa, Desa Sumber Wuni,Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis path. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data biaya promosi yang disajikan dalam bentuk grafik, dalam bentuk gambar digunakan untuk mendeskripsikan media periklanan yang digunakan, dalam bentuk tabel untuk mendeskripsikan hasil korelasi, regresi, dan path. Metode analisis path digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian anatara lain: 1. Bentuk promosi yang digunakan oleh CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) terdiri dari periklanan, penjualan pribadi, dan promosi penjualan. Penggunaan media periklanan yang digunakan oleh CV. ASIMAS terdiri dari iklan radio, iklan majalah, website, katalog online, kartu nama, kartu lebaran, DVD company profile, baliho, dan brosur. Penjualan pribadi digunakan perusahaan untuk menjaring konsumen baru, menjalin hubungan dengan pelanggan serta mendukung kegiatan pameran yang disebut perusahaan dengan istilah follow up and maintenance customer, selain itu penggunaan telepon juga digunakan. Jenis kegiatan promosi penjualan yang digunakan perusahaan untuk produk Agaric pure terdiri dari kegiatan pameran dan pemberian produk gratis untuk uji khasiat. 2. Besarnya kontribusi biaya periklanan (X1) yang secara langsung mempengaruhi volume penjualan Agaric pure (Y) sebesar 4,41 persen. Besarnya kontribusi biaya penjualan pribadi (X2) yang secara langsung mempengaruhi volume penjualan Agaric pure (Y) adalah sebesar 26,01 persen. Besarnya kontribusi biaya promosi penjualan (X3) yang secara langsung mempengaruhi volume penjualan Agaric pure (Y) sebesar 15,67 persen. Besarnya koefisien jalur variabel lain diluar model yaitu sebesar 0,106. 3. Biaya promosi yang memiliki kontribusi terbesar yaitu personal selling. Menurut Tjiptono (2008) fakto-faktor yang mempengaruhi promosi terdapat faktor jenis pelanggan dan siklus daur hidup produk. Faktor jenis pelanggan produk Agaric pure yaitu distributor maka kegiatan promosi yang tepat personal selling. Pada siklus daur hidup produk ssat ini produk Agaric pure pada tahap kedewasaan, maka kegiatan promosi yang tepat yaitu personal selling. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Biaya promosi yang digunakan oleh CV. ASIMAS terdiri dari biaya periklanan, biaya penjualan pribadi dan biaya promosi penjualan. Pengaruh langsung secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebesar 89,4%. Biaya periklanan (X1) berkontribusi secara langsung terhadap volume penjualan (Y) dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,210, sedangkan biaya penjualan pribadi (X2) berkontribusi secara langsung terhadap volume penjualan (Y) dengan koefisien jalur sebesar 0,510, kemudian untuk biaya promosi penjualan (X3) berkontribusi secara langsung terhadap volume penjualan (Y) dengan koefisien jalur sebesar 0,392. Variabel bebas yang paling berkontribusi adalah biaya penjualan pribadi. Saran yang diberikan untuk bentuk personal selling yang dilakukan oleh perusahaan. Sebaiknya perusahaan lebih memperbaiki kegiatan penjualan pribadi dengan cara memberikan reward kepada distributor yang telah melakukan penjualan lebih banyak dan melakukan kontrak kerja dengan pihak distributor. Menjaring konsumen yaitu dengan bekerjasama dengan dokter-dokter yang menggunakan obat herbal dalam pengobatan. Peneliti lain yang melakukan penelitian di CV. ASIMAS dapat melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan variabel bebas lain yang mempengaruhi volume penjualan.