Peran Perempuan Dalam Usahatani Cabai Merah Varietas Imola dan Kontribusinya Dalam Pendapatan Rumah Tangga Studi Kasus di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Main Author: | Ghafur, Abdul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130004/1/Skripsi_jadi.pdf http://repository.ub.ac.id/130004/ |
Daftar Isi:
- Budaya patriarki yang telah mendiskreditkan peran perempuan dan menempatkan pria sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial telah membuat pandangan perempuan tentang kehidupan menjadi kabur, tidak dipahami oleh pria, bahkan oleh perempuan sendiri. Perempuan juga masih ditinggalkan dalam proses pengambilan kebijakan.Fenomena isu gender yang muncul di Indonesia di latar belakangi oleh struktur dan budaya masyarakat yang membuat adanya pembedaan peran antara pria dan perempuan, sehinggaperempuan menjadi termarginalkan. Desa Petungsewu merupakan salah satu desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tanaman cabai merah merupakan salah satu komoditas andalan di desa ini. Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan hampir sama banyak dengan jumlah penduduk berjenis kelamin pria. Perempuan di Desa Petungsewu umumnya merupakan ibu rumah tangga.. Untuk mengisi kegiatan mereka membantu suami di bidang pertanian. Meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga petani di Desa Petungsewu mengharuskan perempuan ikut serta dalam meninkatkan pendapatan. Sehingga kebutuhan sandang, pangan dan papan dapat terpenuhi. Adanya stereotip bahwa perempuan hanya bekerja di dalam rumah sedikit demi sedikit mulai terkikis. Terlibatnya perempuan dalam kegiatan ekonomi ini berarti perempuan telah melakukan fungsi ganda. Peranan ganda ini merupakan masalah yang cukup kompleks bagi perempuan. Di satu sisi mereka harus menjalankan fungsi sebagai istri dan ibu, di sisi lain perempuan harus mencari nafkah membantu suami. Pintu keluar dari permasalahan tersebut adalah dengan menjadi buruh tani dan buruh sortir. Menjadi buruh tani adalah pilihan yang tepat bagi perempuan. Berdasarkan deskripsi tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor menyebabkan perempuan bekerja di usahatani dan buruh sortir cabai merah.2. Mengidentifikasi dan menganalisis jenis kegiatan perempuan dalam usahatani cabai merah 3. Mengidentifikasi dan menganalisis kontribusi perempuan tani cabai merah terhadap pendapatan rumah tangga di daerah penelitian. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan mempertimbangkan bahwa di Desa Petungsewu merupakan salah satu sentral tanaman hortiluktura di Kabupaten Malang. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) pada perempuan tani cabai merah di Wilayah penelitian. Penentuan pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yang dilakukan dengan metode Sensus Maka responden diambil seluruhnya sebagai sampel. Responden yang diketahui hanya berjumlah 31 responden. Metode analisis yang digunakan diantaranya, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan profil responden yang meliputi jenis kelamin, usia responden, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan serta tingkat pendapatan petani. Analisis ini juga digunakan memaparkan factor-faktor perempuan bekerja. Analisis kontribusi adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk vi mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Analisis pendapatan rumah tangga petani digunakan untuk mengukur jumlah pendapatan dari sumber-sumber yang memungkinkan rumah tangga petani memperoleh pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan perempuan tani dalam usahatani cabai terhadap pendapatan keluarga petani dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Alasan perempuan bekerja pada usahatani cabai adalah faktor ekonomi. Kebutuhan keluarga yang semakin meningkat membuat perempuan bekerja di sektor publik dengan menjadi buruh tani. Perempuan yang bekerja menjadi perempuan tani cabai mendapatkan upah atau gaji yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. 2. Peranan perempuan dalam usahatani cabai hampir menyamai laki-laki, meski ada beberapa kegiatan yang perempuan lebih dominan. seperti, penyiangan, penyulaman. namun secara keseluruhan dalam usahatani cabai lebih di dominasi oleh laki-laki. 3. Kontribusi pendapatan perempuan terhadap pendapatan rumah tangga petani memang lebih kecil daripada kontribusi pendapatan laki-laki. Akan tetapi hampir menyamai total pendapatan laki-laki. Total kontribusi pendapatan perempuan sebesar Rp. 36.305.000 atau sebesar 47,66%, berbeda tipis dengan kontribusi pendapatan laki-laki sebesar Rp. 39.875.000 atau sebesar 52,34%.