Analisis Perilaku Biaya Produksi pada Usahatani Padi Anorganik dan Semi Organik (Studi di Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora)
Main Author: | Sholihah, Dalilatus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130003/1/DALILATUS_SHOLIHAH_Skripsi_%28Analisis_Perilaku_Biaya_pada_Usahatani_Padi_Anorganik_dan_Semi_Organi.pdf http://repository.ub.ac.id/130003/ |
ctrlnum |
130003 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/130003/</relation><title>Analisis Perilaku Biaya Produksi pada Usahatani Padi Anorganik dan Semi Organik (Studi di Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora)</title><creator>Sholihah, Dalilatus</creator><subject>338.1 Agriculture</subject><description>Kementrian Pertanian mencanangkan program “Go Organic 2010” dalam rangka untuk mengupayakan peningkatan produksi dan mendapatkan produk pertanian yang berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai kaidah–kaidah ekologi. Produksi padi di Indonesia masih belum optimal dan beragam karena pada kondisi aktual rata–rata produktivitas padi hanya 4,88 ton per hektar, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 sampai 7 ton per hektar (Rochavati, 2011). Kelompok tani ”sumber Pangan” Desa Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora mulai mengembangkan padi semi organik dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian. Menjalankan usahatani padi sistem anorganik maupun semi organik tidak terlepas dari biaya produksi. Perspektif biaya produksi, perbedaan kegiatan budidaya dalam penggunaan sarana produksi juga akan mempengaruhi total biaya usahatani. Terdapat perbedaan biaya total pada petani sistem usahatani padi anorganik dan semi organik. Perbedaan biaya total tersebut dikarenakan jenis, kuantitas, dan harga input yang digunakan kedua usahatani berbeda khususnya input pupuk, pengendalian hama penyakit, dan irigasi. Tanah masih dalam tahap pemulihan dan perbaikan unsur hara sehingga membutuhkan perawatan lebih intensif daripada usahatani anorganik. Penelitian ini dalam rangka untuk mendeskripsikan tentang perilaku produsen padi dalam menghasilkan pertanian anorganik dan semi organik.. Perbedaan sistem pertanian yaitu anorganik dan semi organik dengan perbedaan penggunaan input usahatani yang mengakibatkan perbedaan jumlah produksi dan total biaya. Penelitian ini juga melihat fungsi biaya tidak tetap rata–rata per unit output (average variable cost), pada usahatani padi anorganik dan semi organik, serta perbandingan kurva yang terbentuk pada kondisi output tertentu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja dengan mempertimbangkan: (1) kelompok tani “Sumber Pangan” dapat mewakili responden sistem usahatani padi anorganik dan semi organik; (2) Satu kelompok tani yang berlokasi satu desa kemungkinan besar lahan memiliki karakteristik geografis yang sama. Waktu penelitian pengumpulan data dilaksanakan bulan Mei sampai Juni 2014 pada 1 musim tanam. Selanjutnya, Penentuan responden usahatani padi semi organik dan anorganik menggunakan metode pencacahan penuh (sensus). Responden dalam penelitian ini terdiri dari 29 petani yang berusahatani padi anorganik, dan 10 petani semi organik. Metode analisis meliputi metode pengukuran biaya dan metode estimasi fungsi. Pengukuran biaya meliputi pengukuran biaya tetap, biaya variabel dan kemudian diperoleh total biaya (total cost). Biaya tetap usahatani padi anorganik dan semi organik yaitu biaya sewa bajak, penyusutan alat pertanian, pajak lahan, dan irigasi. Biaya variabel usahatani padi anorganik yaitu biaya benih, pupuk urea, TSP, NPK, pestisida, dan tenaga kerja, sedangkan pada semi organik yaitu ii biaya benih, pupuk urea, pupuk kandang, biopestisida, dan tenaga kerja. Metode estimasi fungsi meliputi estimasi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usahatani padi anorganik dan semi organik. Selanjutnya estimasi fungsi average variable cost usahatani padi anorganik dan semi organik. Hasil penelitian menujukkan jumlah produksi secara riil kondisi di lapang usahatani padi anorganik lebih besar 5.135,56 kg/ha dibandingkan semi organik 5.004,27 kg/ha dengan rasio 1,206 : 1,00. Hal tersebut dikarenakan usahatani padi semi organik baru diusahakan kurang lebih 3 tahun sehingga masih dalam tahap transisi dimana tanah masih memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Sedangkan secara statistik uji beda rata-rata, menunjukkan jumlah produksi usahatani padi anorganik sama dengan semi organik dimana nilai thitung kurang dari ttabel atau 0,291 &lt; 2,002 (tingkat kepercayaan 95 persen). Perbandingan total biaya (total cost) secara nominal menunjukkan biaya total usahatani padi anorganik Rp. 5.813.07,67/ha lebih kecil dibandingkan semi organik Rp.7.275.691,87/ha dengan rasio 1,00 : 1,25. Secara statistik dari 8 jenis input/biaya menunjukkan biaya input ke-i usahatani padi anorganik sama dengan biaya input ke-j usahatani semi organik. Sebanyak 6 jenis biaya, yaitu biaya input sewa bajak, penyusutan alat, pajak lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja. Selanjutnya, biaya input ke-i usahatani padi anorganik tidak sama dengan biaya input ke-j usahatani semi organik sebanyak 2 jenis biaya yaitu biaya input irigasi dan pengendalian hama penyakit. Average variable cost (AVC) usahatani padi anorganik (AVCan) dan semi organik (AVCso) dengan adanya penambahan output semakin mengalami penurunan. Kurva yang terbentuk menujukkan bahwa kurva average variable cost usahatani padi semi organik (AVCso) lebih curam atau penurunan biaya cepat dibandingkan average variable cost usahatani padi anorganik (AVCan). Selanjutnya, semakin adanya penambahan output perbedaan AVC kedua usahatani semakin berkurang. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Jumlah produksi usahatani padi semi organik lebih kecil dibandingkan anorganik, hal tersebut dikarenakan petani semi organik baru melakukan usahatani kurang lebih 3 tahun. (2) Total biaya usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan anorganik. (3) Hasil estimasi fungsi average variable cost usahatani padi anorganik dan semi organik menunjukkan AVCan dan AVCso semakin menurun dengan adanya penambahan output. Saran dari penelitian ini adalah: (1) Jumlah produksi usahatani padi semi organik yang masih rendah, petani perlu meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan pupuk Urea, selanjutnya, untuk peningkatan jumlah produksi usahatani padi anorganik petani disarankan juga meningkatkan penggunaan benih dan tenaga kerja. (2) Total cost usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan anorganik, disarakan perlu diminimalisir biaya untuk irigasi dan pengendalian hama penyakit. (3) Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui perkembangan dan potensi produksi padi khususnya sistem semi organik yang bernilai ekonomi tinggi, produk yang dihasilkan aman, dan berwawasan lingkungan.</description><date>2014-12-30</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/130003/1/DALILATUS_SHOLIHAH_Skripsi_%28Analisis_Perilaku_Biaya_pada_Usahatani_Padi_Anorganik_dan_Semi_Organi.pdf</identifier><identifier> Sholihah, Dalilatus (2014) Analisis Perilaku Biaya Produksi pada Usahatani Padi Anorganik dan Semi Organik (Studi di Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2014/516/051500665</relation><recordID>130003</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Sholihah, Dalilatus |
title |
Analisis Perilaku Biaya Produksi pada Usahatani Padi Anorganik dan Semi Organik (Studi di Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora) |
publishDate |
2014 |
topic |
338.1 Agriculture |
url |
http://repository.ub.ac.id/130003/1/DALILATUS_SHOLIHAH_Skripsi_%28Analisis_Perilaku_Biaya_pada_Usahatani_Padi_Anorganik_dan_Semi_Organi.pdf http://repository.ub.ac.id/130003/ |
contents |
Kementrian Pertanian mencanangkan program “Go Organic 2010” dalam rangka untuk mengupayakan peningkatan produksi dan mendapatkan produk pertanian yang berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai kaidah–kaidah ekologi. Produksi padi di Indonesia masih belum optimal dan beragam karena pada kondisi aktual rata–rata produktivitas padi hanya 4,88 ton per hektar, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 sampai 7 ton per hektar (Rochavati, 2011). Kelompok tani ”sumber Pangan” Desa Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora mulai mengembangkan padi semi organik dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian. Menjalankan usahatani padi sistem anorganik maupun semi organik tidak terlepas dari biaya produksi. Perspektif biaya produksi, perbedaan kegiatan budidaya dalam penggunaan sarana produksi juga akan mempengaruhi total biaya usahatani. Terdapat perbedaan biaya total pada petani sistem usahatani padi anorganik dan semi organik. Perbedaan biaya total tersebut dikarenakan jenis, kuantitas, dan harga input yang digunakan kedua usahatani berbeda khususnya input pupuk, pengendalian hama penyakit, dan irigasi. Tanah masih dalam tahap pemulihan dan perbaikan unsur hara sehingga membutuhkan perawatan lebih intensif daripada usahatani anorganik. Penelitian ini dalam rangka untuk mendeskripsikan tentang perilaku produsen padi dalam menghasilkan pertanian anorganik dan semi organik.. Perbedaan sistem pertanian yaitu anorganik dan semi organik dengan perbedaan penggunaan input usahatani yang mengakibatkan perbedaan jumlah produksi dan total biaya. Penelitian ini juga melihat fungsi biaya tidak tetap rata–rata per unit output (average variable cost), pada usahatani padi anorganik dan semi organik, serta perbandingan kurva yang terbentuk pada kondisi output tertentu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja dengan mempertimbangkan: (1) kelompok tani “Sumber Pangan” dapat mewakili responden sistem usahatani padi anorganik dan semi organik; (2) Satu kelompok tani yang berlokasi satu desa kemungkinan besar lahan memiliki karakteristik geografis yang sama. Waktu penelitian pengumpulan data dilaksanakan bulan Mei sampai Juni 2014 pada 1 musim tanam. Selanjutnya, Penentuan responden usahatani padi semi organik dan anorganik menggunakan metode pencacahan penuh (sensus). Responden dalam penelitian ini terdiri dari 29 petani yang berusahatani padi anorganik, dan 10 petani semi organik. Metode analisis meliputi metode pengukuran biaya dan metode estimasi fungsi. Pengukuran biaya meliputi pengukuran biaya tetap, biaya variabel dan kemudian diperoleh total biaya (total cost). Biaya tetap usahatani padi anorganik dan semi organik yaitu biaya sewa bajak, penyusutan alat pertanian, pajak lahan, dan irigasi. Biaya variabel usahatani padi anorganik yaitu biaya benih, pupuk urea, TSP, NPK, pestisida, dan tenaga kerja, sedangkan pada semi organik yaitu ii biaya benih, pupuk urea, pupuk kandang, biopestisida, dan tenaga kerja. Metode estimasi fungsi meliputi estimasi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usahatani padi anorganik dan semi organik. Selanjutnya estimasi fungsi average variable cost usahatani padi anorganik dan semi organik. Hasil penelitian menujukkan jumlah produksi secara riil kondisi di lapang usahatani padi anorganik lebih besar 5.135,56 kg/ha dibandingkan semi organik 5.004,27 kg/ha dengan rasio 1,206 : 1,00. Hal tersebut dikarenakan usahatani padi semi organik baru diusahakan kurang lebih 3 tahun sehingga masih dalam tahap transisi dimana tanah masih memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Sedangkan secara statistik uji beda rata-rata, menunjukkan jumlah produksi usahatani padi anorganik sama dengan semi organik dimana nilai thitung kurang dari ttabel atau 0,291 < 2,002 (tingkat kepercayaan 95 persen). Perbandingan total biaya (total cost) secara nominal menunjukkan biaya total usahatani padi anorganik Rp. 5.813.07,67/ha lebih kecil dibandingkan semi organik Rp.7.275.691,87/ha dengan rasio 1,00 : 1,25. Secara statistik dari 8 jenis input/biaya menunjukkan biaya input ke-i usahatani padi anorganik sama dengan biaya input ke-j usahatani semi organik. Sebanyak 6 jenis biaya, yaitu biaya input sewa bajak, penyusutan alat, pajak lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja. Selanjutnya, biaya input ke-i usahatani padi anorganik tidak sama dengan biaya input ke-j usahatani semi organik sebanyak 2 jenis biaya yaitu biaya input irigasi dan pengendalian hama penyakit. Average variable cost (AVC) usahatani padi anorganik (AVCan) dan semi organik (AVCso) dengan adanya penambahan output semakin mengalami penurunan. Kurva yang terbentuk menujukkan bahwa kurva average variable cost usahatani padi semi organik (AVCso) lebih curam atau penurunan biaya cepat dibandingkan average variable cost usahatani padi anorganik (AVCan). Selanjutnya, semakin adanya penambahan output perbedaan AVC kedua usahatani semakin berkurang. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Jumlah produksi usahatani padi semi organik lebih kecil dibandingkan anorganik, hal tersebut dikarenakan petani semi organik baru melakukan usahatani kurang lebih 3 tahun. (2) Total biaya usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan anorganik. (3) Hasil estimasi fungsi average variable cost usahatani padi anorganik dan semi organik menunjukkan AVCan dan AVCso semakin menurun dengan adanya penambahan output. Saran dari penelitian ini adalah: (1) Jumlah produksi usahatani padi semi organik yang masih rendah, petani perlu meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan pupuk Urea, selanjutnya, untuk peningkatan jumlah produksi usahatani padi anorganik petani disarankan juga meningkatkan penggunaan benih dan tenaga kerja. (2) Total cost usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan anorganik, disarakan perlu diminimalisir biaya untuk irigasi dan pengendalian hama penyakit. (3) Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui perkembangan dan potensi produksi padi khususnya sistem semi organik yang bernilai ekonomi tinggi, produk yang dihasilkan aman, dan berwawasan lingkungan. |
id |
IOS4666.130003 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-25T02:04:07Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:19:27Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751453819830534144 |
score |
17.538404 |