Pengaruh Penggunaan Rhizobium dan Penambahan Mulsa Organik Jerami Padi Pada Tanaman Kedelai Hitam (Glycine max L. Merril) Var. Detam 1”
Main Author: | Sari, RizkyRatnaFatma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130001/1/SKRIPSI_Rizky_Ratna_Fatma_Sari_%280910483071%29.pdf http://repository.ub.ac.id/130001/ |
Daftar Isi:
- Kedelai hitam (Glycine max (L) Merril) merupakan tanaman asli Asia tropis seperti Asia Tenggara. Kedelai ini sudah sejak lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Kedelai termasuk sumber gizi yang baik karena proteinnya tergolong tinggi, yaitu sekitar 38% (Astuti et al., 2011). Dengan menanam kedelai di sawah, dapat mengembalikan kesuburan tanah. Delapan tahun terakhir, kedelai hitam mulai naik daun. Kurang cepatnya perakitan dan pelepasan varietas kedelai hitam dibandingkan dengan kedelai berkulit biji kuning (kedelai kuning) menyebabkan terdesaknya areal tanam kedelai hitam. Berdasarkan data, Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan kedelai nasional Indonesia sekitar 2,2 ton per tiga bulan, padahal produksi kedelai nasional sekitar 779 ton per tiga bulan, sehingga ada kekurangan sekitar 1,4 juta ton dipenuhi dengan cara impor yang sebagian besar dari Amerika Serikat. Rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan, antara lain, petani memilih menanam komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, seperti padi. Hal ini salah satu dampak tingginya harga kedelai di Indonesia. Mulsa jerami padi merupakan bahan sisa dari tanaman padi yang berpotensi sebagai mulsa yang tersedia dalam jumlah melimpah sekitar 30 juta ton per tahun . Kelebihan dari penggunaan mulsa jerami padi yaitu, menurunkan suhu tanah, menekan erosi, menghambat pertumbuhan gulma dan menambah bahan organik karena mudah lapuk atau terdekomposisi setelah rentan waktu tertentu. Bakteri Rhizobium sp. merupakan salah satu jenis jasad mikro yang hidup bersimbiosis dengan tanaman leguminosa dan berfungsi menambat nitrogen secara hayati. Penelitian dilaksanakan di desa Kedungmaling, kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto yang dilaksanakan pada bulan Juli 2013 hingga Oktober 2013. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya cangkul, tugal, meteran, timbangan analaitik, penggaris, kamera. Bahan yang digunakan yaitu kedelai hitam varietas Detam 1, jerami padi dan Rhizobium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari P1=kontrol, P2=Mulsa jerami padi, P3= Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai, P4=Rhizobium dengan dosis 3 gr kg-1 benih kedelai, P5= Mulsa jerami padi dan Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan P6= Mulsa jerami padi dan Rhizobium dengan dosis 3 g kg-1 benih kedelai. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan pertumbuhan secara destruktif dan non destruktif. Sedangkan Pengamatan panen dilakukan pada saat tanaman umur 105 hst. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Dari hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan P5 (Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan jerami padi) mampu meningkatkan hasil tanaman kedelai hitam varietas Detam 1. Peningkatan hasil pada tanaman kedelai hitam varietas Detam 1 pada perlakuan P5 (Rhizobium dengan dosis 5 g kg-1 benih kedelai dan jerami padi) mencapai 27,38%. Sedangkan perlakuan yang menunjukkan hasil terendah dalam penelitian ini ialah pada perlakuan P1 (kontrol).