Daftar Isi:
  • Pada Perusahaan Dalam Melakukan Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku Yang Optimal Harus Dapat Mengatur Semua Kegiatan Yang Akan Dilakukan Mulai Dari Persiapan Produksi Hingga Barang Jadi Tersebut Memiliki Nilai Jual Yang Tinggi. Menurut Suhayati Dan Sri Dewi (2008) Mengungkapkan Bahwa Persediaan Merupakan Aktiva Lancar Yang Ada Dalam Suatu Perusahaan, Apabila Perusahaan Tersebut Perusahaan Dagang Maka Persediaan Diartikan Sebagai Barang Dagangan Yang Disimpan Untuk Dijual Dalam Operasi Normal Perusahaan. Sedangkan Apabila Perusahaan Merupakan Perusahaan Manufaktur Maka Persediaan Diartikan Sebagai Bahan Baku Yang Terdapat Dalam Proses Produksi Atau Yang Disimpan Untuk Tujuan Tersebut (Proses Produksi). Kecap Merupakan Salah Satu Bumbu Tradisional Bagi Masyarakat Di Indonesia Sehingga Banyak Usaha Produk Kecap Yang Meluas Dari Tingkat Usaha Kecil Hingga Besar. Cv. Sukses Gemilang, Tuban Merupakan Salah Satu Industri Yang Memproduksi Kecap. Pimpinan Membangun Perusahaan Ini Karena Di Daerah Tuban Dulu Belum Ada Industri Kecap. Perumusan Masalah Pada Penelitian Ini Adalah Pada Perusahaan Bagaimana Melakukan Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Yang Dilakukan, Menganalisis Perencanaan Bahan Baku Yang Digunakan, Dan Menganalisis Pengendalian Untuk Meminimumkan Biaya Yang Dikeluarkan. Pada Penelitian Ini Metode Yang Digunakan Untuk Melakukan Peramalan Jangka Waktu Satu Tahun Adalah Metode Moving Average, Winters’ Method, Dan Decomposition. Pada Peramalan Untuk Melihat Tingkat Kesalahan Menggunakan Mad, Mse, Dan Mape. Lalu Menggunakan Persediaan Pengaman Atau Safety Stock, Meggunakan Metode Silver Meal Yang Digunakan Untuk Melakukan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Yang Digunakan Dengan Meminimumkan Biaya Yang Dikeluarkan. Metode Terakhir Adalah Metode Material Requirement Planning (Mrp) Yang Digunakan Untuk Menentukan Kapan Bahan Baku Harus Dipesan Dan Berapa Yang Harus Dipesan. Sehingga Perusahaan Dapat Mengendalikan Persediaan Bahan Bakunya Dengan Tepat. Bahan Baku Utama Yang Digunakan Adalah Kedelai Dan Gula Kelapa. Bahan Baku Kedelai Yang Digunakan Adalah Kedelai Kuning Karena Harga Yang Murah Dan Mudah Didapat. Kedelai Diambil Dari Pemasok Yang Juga Berada Di Daerah Tuban. Pada Bahan Baku Gula Kelapa, Perusahaan Menggunakan Gula Kelapa Dari Kota Purwokerto. Bahan Baku Kedelai Dan Gula Kelapa Disimpan Digudang Sendiri Yang Sudah Disediakan, Namun Untuk Bahan Baku Gula Kelapa Dilakukan Penambahan Gudang Karena Kapasitas Yang Kurang. Waktu Tunggu Atau Lead Time Untuk Pemesanan Bahan Baku Hingga Datang Adalah Dua Hari Untuk Masing-Masing Bahan Baku. Komposisi Untuk Satu Produk Kecap Sebanyak 600 Ml Adalah Kedelai Sebanyak 0,009 Kg Dan Gula Kelapa 0,74 Kg. Kapasitas Gudang Untuk Kedelai Sebanyak 1.000 Kg, Gudang Gula Kelapa Sendiri Sebanyak 23.000 Kg, Dan Gudang Sewa Gula Kelapa Sebanyak 21.000 Kg. Biaya-Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Perusahaan Untuk Kedelai, Biaya Pemesanan Sebesar Rp 240.000,00 Per Sekali Kirim Dan Biaya Penyimpanan Sebesar Rp 199,92 Per Kg Per Bulan. Sedangkan Untuk Bahan Baku Gula Kelapa Untuk Biaya Pemesanan Sebesar Rp 555.000,00 Per Sekali Kirim Dan Biaya Penyimpanan Sebesar Rp 88,17 Per Kg Per Bulan. Hasil Dari Metode Peramalan Moving Average Untuk Mad Sebesar 1.293, Mape Sebesar 5, Dan Msd Sebesar 2.136.252. Winters’ Method Untuk Mad Sebesar 1.421, Mape Sebesar 5, Dan Msd Sebesar 2.954.933. Decomposition Untuk Mad Sebesar 657, Mape Sebesar 3, Dan Msd Sebesar 552.015. Dari Ketiga Hasil Peramalan Yang Memiliki Tingkat Kesalahan Terkecil Adalah Metode Decomposition. Persediaan Pengaman Untuk Produk Sebanyak 980 Kg, Kedelai 9 Kg, Dan Gula Kelapa Sebanyak 725 Kg. Pada Master Production Schedule (Mps), Melakukan Produksi Sebanya ± 13 Kali Produksi. Pada Kebutuhan Kotor Bahan Baku Kedelai Sebanyak 18 Kg Dan Gula Kelapa Sebanyak 1.480 Kg. Pada Hasil Metode Silver Meal Untuk Melakukan Pembelian Bahan Baku Kedelai Dan Gula Kelapa Pada Kecap Di Periode (Hari Ke-), Yaitu 1, 21, 46, 69, 92, 117, 140, 163. Pada Material Requirement Planning (Mrp) Bahan Baku Kedelai Dan Gula Kelapa Menyesuaikan Lead Time Bahan Baku Kedelai Dan Gula Kelapa Sehingga Bahan Baku Yang Dipesan Akan Sampai Di Perusahaan Pada Periode (Hari) 1, 23, 48, 71, 94, 119, 142, Dan 165. Hasil Perhitungan Total Biaya Bahan Baku Kedelai Dari Perusahaan Sebesar Rp 10.412.814,34 Dan Metode Silver Meal Sebesar Rp 2.961.959,35. Pada Gula Kelapa Total Biaya Dari Perusahaan Sebesar Rp 37.298.421,43 Dan Metode Silver Meal Sebesar Rp 34.746.541,35. Total Biaya Semua Bahan Baku Yang Dikeluarkan Perusahaan Untuk Pemesanan Sebesar Rp 9.540.000,00 Per Tahun Dan Untuk Penyimpanan Sebesar Rp 38.171.236,77 Per Tahun. Sedangkan Untuk Metode Silver Meal Biaya Pemesanan Sebanyak Rp 6.320.000,00 Per Tahun Dan Biaya Penyimpanan Sebesar Rp 31.348.501,70 Per Tahun. Sehingga Selisihnya Sebesar Rp 10.002.735,07 Atau Perusahaan Melakukan Penghematan Sebesar 20,97 Persen Per Tahun. Pada Perusahaan Sebaiknya Lebih Memperhatikan Persediaan Bahan Baku Untuk Perencanaan Pembelian Menggunakan Metode Material Requirement Planning (Mrp). Perusahaan Lebih Memperhatikan Kapasitas Gudang Untuk Penyimpanan Bahan Baku Dan Metode Silver Meal Dapat Diterapkan Oleh Perusahaan Karena Pengeluaran Biaya Yang Bisa Dilakukannya Penghematan.