Analisis Efisiensi Ekonomi Produksi Crude Palm Oil (CPO) di PT Windu Nabatindo Abadi, Kabupaten Kotawaringin Timur

Main Author: Azzuhdan, DenyAkhyar
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129983/1/2._Kata_Pengantar_05.pdf
http://repository.ub.ac.id/129983/1/1._Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/129983/2/3._isi_skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129983/
Daftar Isi:
  • Kegiatan produksi yang efisien dapat dilakukan apabila produsen mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara tepat. Terjadinyainefisiensi dalam kegiatan produksi disebabkan oleh pemanfaatan faktor-faktor produksi yang kurang tepat sedangkan jumlahnya terbatas, dikatakan efisien apabila sumberdaya yang terbatas tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan output yang optimal. Namun seringkali produsen belum mampu mendapatkan keuntungan yang maksimal dikarenakan terkendala oleh produksi (aktual) yang belum mencapai target (produksi potensial), hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan faktor-faktor produksi belum maksimal yang berakibat pada proses produksi yang kurang efisien sehingga produk yang dihasilkan tidak mencapai target. Permasalahan diatas juga dialami oleh Pabrik Kelapa Sawit Selucing Agro Mill (PKS-SAGM). Berdasarkan data produksi PKS-SAGM menunjukkan bahwa produksi Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2012 hingga 2013 belum mencapai target yang ditetapkan. Dimana produksi CPO hanya sebesar 153.589.279 kg yang mana angka tersebut masih dibawah target produksi CPO sebesar 172.926.799 kg. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga proses produksi CPO belum berjalan secara efisien. Oleh karena itu maka dilakukan penelitian mengenai analisis efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomi. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi CPO, 2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis produksi CPO, 3) Menganalisis tingkat efisiensi harga produksi CPO, dan 4) Menganalisis tingkat efisiensi ekonomi produksi CPO di PKS-SAGM. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Pabrik Kelapa Sawit Selucing Agro Mill (PKS-SAGM). Setelah dilakukan identifikasi awal ditemukan salah satu permasalahan yang ada di PKS-SAGM yaitu produksi potensial Crude Palm Oil (CPO) sering tidak tercapai atau dengan kata lain produksi aktual lebih rendah daripada produksi potensial, hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan produki CPO masih belum berjalan secara efisien. Data yang digunakan merupakan data sekunder berjenis time series, yaitu data produksi CPO bulanan sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode analisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan keadaan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian dan dideskripsikan berdasarkan fakta yang ada. Sedangkan secara kuantitatif terdapat dua metode analisis yaitu analisis regresi fungsi produksi dan analisis efisiensi menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi yang digunakan yaitu Tandan Buah Segar (TBS), Bahan Bakar Minyak (BBM), CaCO3, Alum, Soda Ash, dan Tenaga Kerja terhadap output yang dihasilkan berupa Crude Palm Oil (CPO). Sedangkan DEA digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi produksi CPO setiap bulan sepanjang tahun 2012 hingga 2013 yang dijadikan sebagai Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dalam penelitian ini. Analisis Efisiensi teknis maupun harga dilakukan dengan menggunakan Data Envelopment Analysis Program (DEAP 2.1 version). Data jumlah faktor produksi digunakan dan CPO yang dihasilkan digunakan untuk melakukan analisis efisiensi teknis yang akan menghasilkan nilai efisiensi pada masingmasing UKE dan menunjukkan jumlah faktor produksi yang seharusnya digunakan untuk mencapai efisiensi teknis. Selanjutnya data jumlah faktor produksi tersebut dikombinasikan dengan harga masing-masing faktor produksi yang akan menghasilkan nilai efisiensi harga pada setiap UKE. Setelah efisiensi teknis (ET) dan efisiensi harga (EH) diketahui maka dapat dihitung nilai efisiensi ekonomi yang merupakan hasil kali dari kedua efisiensi tersebut (EE = ET x EH). Terdapat empat hasil dari penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian. Pertama, faktor-faktor produksi yang memiliki pengaruh nyata dan positif terhadap hasil produksi CPO yaitu Tandan Buah Segar (TBS), CaCO3, Soda Ash, dan Tenaga Kerja. Sedangkan untuk faktor produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) memiliki pengaruh nyata negatif terhadap hasil produksi CPO, terakhir untuk faktor produksi Alum tidak berpengaruh nyata dan akan menurunkan produksi CPO jika terus digunakan. Dengan begitu untuk meningkatkan produksi maka PKS-SAGM harus meningkatkan penggunaan TBS, CaCO3, Soda Ash, dan Tenaga Kerja serta mengurangi penggunaan BBM dan Alum tentunya dengan mempertimbangkan kondisi lain yang berpengaruh terhadap produksi CPO. Kedua, hasil analisis efisiensi teknis produksi CPO menunjukkan bahwa terdapat 13 UKE atau 54 persen yang berada pada kondisi inefisien sedangkan hanya 11 UKE atau 46 persen yang efisien. Rata-rata nilai efisiensi yang dihasilkan sebesar 0,979 yang berarti bahwa secara teknis produksi CPO di PKSSAGM sudah mendekati kondisi full efficient. Ketiga, hasil analisis efisiensi harga menunjukkan hanya terdapat 4 UKE atau 17 persen yang efisien sedangkan 17 persen lainnya masih berada pada kondisi inefisien. Jumlah UKE yang efisien lebih sedikit dibandingkan pada hasil analisis efisiensi teknis, hal ini mengindikasikan bahwa pihak perusahaan tidak terlalu memprioritaskan pada minimalisasi biaya dan lebih mengutamakan pada maksimalisasi output, sehingga menyebabkan nilai rata-rata efisiensi harga hanya sebesar 0,924. Keempat, efisiensi ekonomi juga belum mampu mencapai kondisi full efficient karena nilai efisiensi yang dihasilkan hanya sebesar 0,904. Penggunaan faktor produksi yang belum tepat baik dengan tujuan untuk memaksimalkan output maupun meminimalkan biaya input menjadi penyebab banyak UKE yang mengalami inefisiensi. Selain itu terdapat permasalahan lain yang menyebabkan UKE-UKE tersebut belum efisien seperti terhambatnya pasokan TBS karena kekurangan alat transportasi, sering terjadi kekurangan TBS olah sehingga produksi CPO tidak dapat dimaksimalkan, dan sering terjadi kerusakan mesin produksi yang menyebabkan waktu efektif produksi CPO menjadi berkurang. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan jasa rental truk angkut sehingga jumlah truk memadai untuk mengangkut seluruh TBS yang dipanen. Selain itu pada Departemen Pembelian (Purchasing) dapat dimasukkan beberapa orang dari Departemen Perawatan (Maintenance) untuk memastikan kualitas suku cadang mesin sesuai dengan mesin yang digunakan PKS-SAGM, supaya dapat meminimalisir kerusakan mesin-mesin produksi CPO.