Daftar Isi:
  • Kedelai ( Glycine max L.) adalah salah satu komoditas penting di I ndonesia sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi (Soemaatmaja, 1993). Permintaan konsumen terhadap kedelai tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil produktivitas kedelai banyak dilakukan meliputi aspek budidaya, pola usaha tani, maupun pemuliaan. Dari aspek budidaya, salah satu faktor yang berperan cukup penting adalah pemulsaan dengan mulsa organik. Menurut Rismunandar (1990), t ujuan pemulsaan menjaga kelembapan tanah dan suhu tanah yang relatif lebih merata, mencegah timbulnya rumput dan mencegah percikan air dari tanah. Dengan menggunakan pemulsaan dapat menekan laju erosi, dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu, dapat menurunkan suhu tanah, dapat menambah bahan organik tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah u ntuk mengetahui pengaruh pencacahan dan tanpa cacah berbagai mulsa organik terhadap pertumbuhan kedelai. Hipotesis yang diajukan adalah diduga pertumbuhan dan hasil tertinggi pada tanaman kedelai ( Glycine max L.) didapat penggunaan mulsa organik jerami tanpa cacah. Penelitian dila ksanakan di kebun percobaan STTP Lawang yang terletak di Perumahan Ijen Nirwana, Malang dengan ketinggian 500 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah alfisol, suhu rata-rata harian 23o – 33oC dan pH tanah berkisar 6 – 6,2 . Alat yang digunakan yaitu cangkul, sabit, penggaris, kertas label, timbangan, LAM. Bahan yang digunakan adalah mulsa jerami, mulsa jati, mulsa paitan, benih kedelai varietas anjasmoro, pupuk Urea 50 kg ha-1, -36 100 kg ha-1, dan KCL 50 kg ha-1 . Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 7 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga terdapat 2 8 petak perlakuan. Parameter pengamatan meliputi pengamatan pertumbuhan tanaman dan pengamatan hasil. Pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman yang dilakukan pada saat tanaman berumur 30, 45, 60, 75 hst dan panen. Data pengamatan yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis ragam uji F pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari berbagai pengaplikasian mulsa organik yang dicacah dan tanpa dicacah, menunjukan hasil bahwa mulsa organik jerami tanpa cacah menghasilkan hasil panen ton ha-1 lebih tinggi dari semua perlakuan dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Mulsa jerami tanpa cacah berpengaruh nyata pada komponen tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman. Pada parameter pengamatan panen per hektar perlakuan mulsa jerami tanpa cacah menghasilkan hasil sebesar 1,94 ha-1 , lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian mulsa dan mulsa lainnya.