Peran Penyuluh Pertanian Lapang (Ppl) Dan Respon Kelompok Wanita Tani (Kwt) “Srikandi” Dalam Penerapan Sistem Pertanian Semi Organik Pada Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) (Studi Kasus Di Desa Toyomarto

Main Author: Pangesti, AgustinDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129978/1/bismillah_fix_word_yudisium.pdf
http://repository.ub.ac.id/129978/
Daftar Isi:
  • Penyuluhan merupakan suatu proses yang berlanjut untuk mendapatkan informasi yang berguna kepada rakyat (dimensi komunikatif) dan kemudian membantu orang-orang tersebut mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menggunakan informasi dan teknolgi ini secara efektif (dimensi yang bersifat pendidikan). Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi: (1) mendeskripsikan Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dalam penerapan sistem pertanian semi organik pada sawi hijau (Brassica juncea L.), (2) mendeskripsikan Respon Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” dalam penerapan sistem pertanian semi organik pada sawi hijau (Brassica juncea L.), (3) menganalisis hubungan antara Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan Respon Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” dalam penerapan sistem pertanian semi organik pada sawi hijau (Brassica juncea L.). Penelitian ini tergolong penelitian yang menggunakan penelitian explanatory (explanatory research). Dalam penelitian ini menyoroti hubungan antara variabelvariabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja. Metode penentuan responden yaitu metode sensus. Metode pengumpulan data yaitu primer dan sekunder meliputi (wawancara, observasi, dan dokumentasi). Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Alat analisis kuantitatif dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) diukur dari Peran PPL sebagai pembimbing, organisator dan dinamisator, agen informasi dan penghubung, peran sebagai penasihat. Sedangkan Respon Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” diukur dari pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil dari penelitian terkait Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) ini yaitu (1) Peran PPL sebagai pembimbing termasuk dalam katogori sedang yaitu skor 6,3 atau 70%, peran PPL sebagai organisator dan dinamisator termasuk dalam kataagori tinggi yaitu skor 5,0 atau 83,33%, peran PPL sebagai agen informasi dan penghubung skor 11,7 atau 78%, peran PPL sebagai penasehat termasuk dalam katagori sedang yaitu 4,56 atau 76%. Peran PPL secara kseluruhan termasuk dalam katagori sedang yaitu skor 27,56 atau 77%. Hal ini menunjukkan Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) belum bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik atau maksimal dalam penerapan sistem pertanian semi organik pada sawi hijau. (2) Respon Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” diukur dari pengetahuan KWT termasuk dalam katagori sedang yaitu 9,13 atau 76,08%, sikap KWT termasuk dalam katagori sedang yaitu skor 9,33 atau 77,73% dan keterampilan KWT termasuk dalam katagori sedang yaitu skor 8,93 atau 71,41%. Respon KWT secara keseluruhan termasuk dalam katagori sedang yaitu skor 27,39 atau 76,08%. Hal ini menunjukkan Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” masih belum bisa memberikan tanggapan yang baik dalam penerapan ii sistem pertanian semi organik pada sawi hijau. (3) Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman menghasilkan (rs) sebesar 0,642, thitung 4,425 > ttabel 2,048, Karena thitung > ttabel maka terima Ha yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan respon Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” dalam penerapan sistem pertanian semi organik pada sawi hijau (Brassica juncea L.). Penyuluh pertanian lapang (PPL) harus bisa memberikan informasi atau materi dengan jelas. Sebaiknya juga untuk menghindari ketidakjelasan dalam penyampaian materi lebih baik menggunakan media pengeras suara. Selain itu juga perlu ditingkatkan lagi sarana media penyuluhan seperti brosur atau media hard copy dengan catatan mereka semua mendapatkannya. Bagi pemerintah, perlu Penambahan petugas lapang agar lebih memfasilitasi Kelompok Wanita Tani (KWT) “Srikandi” yang nantinya akan memberikan respon yang baik dari Kelompok Wanita Tani dalam penerapan sistem pertanian semi organik pada sawi hijau (Brassica juncea L.). Bagi peneliti berikutnya, dapat memperdalam penelitian dengan menambah variabel selain Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) sebagai pembimbing, organisator dan dinamisator, sumber informasi dan agen penghubung serta penasihat.