Daftar Isi:
  • Mentimun ( Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Tanaman mentimun rentan terhadap penyakit tanaman, salah satunya virus tanaman yaitu Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejala pada CMV cenderung khas terdapat gambaran mosaik pada daun, daun cenderung menjadi sempit, mengeriting dan berwarna hijau muda. (Semangun,1994). Untuk megurangi penurunan produksi mentimun yang disebabkan oleh CMV perlu agen penginduksi yang dikenal dengan ketahanan sistemik terinduksi (KST). Selain itu tanaman memiliki kandungan senyawa aktif yang bersifat antiviral berperan dalam penghambatan pergerakan virus. Salah satu cara dengan penggunaan ekstrak nabati. Ekstrak nabati yang digunakan yaitu bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa ), bayam duri ( Amaranthus spinosus ), eceng gondok ( Eichornia crassipes ), rumput laut ( Euchema alvarezii ). Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kawat dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei sampai September 2014. Metode penelitian menggunakan 2 percobaan, pertama, pengaruh 4 macam ekstrak nabati pada konsentrasi yang berbeda terhadap ketahanan CMV. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 3 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu jenis ekstrak nabati yang terdiri dari 4 taraf yaitu A 1 : Ekstrak daun E. crassipes ; B 1 : Ekstrak daun E. alvarezii ; C 1 : Ekstrak daun M. jalapa ; D 1 : Ekstrak daun A. spinosus . Faktor kedua terdiri dari perbedaan konsentrasi dengan 4 taraf yaitu K 1 : Konsentrasi ekstrak nabati 0%; K 2 : 50%; K 3 : 75%; K 4: 100%. Percobaan kedua, peran 4 macam ekstrak nabati sebagai inhibitor infeksi virus CMV. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 macam jenis ekstrak nabati ( E. crassipes, E. alvarezii, M. jalapa, A. spinosus ). Masing–masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Percobaan pertama dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kesalahan 5% dan percobaan kedua menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf kesalahan 5%. Hasil Penelitian menunjukkan masa inkubasi terlama antara perlakuan ekstrak dan konsentrasi yang berbeda terjadi pada konsentrasi 50%, E. crassipes sebesar 12,33 hari, E. alvarezii sebesar 12,00 hari, M. jalapa sebesar 16,00 hari, A. spinosus sebesar 13,67 hari. Intensitas penyakit terendah terdapat pada konsentrasi 50%, E. crassipes yaitu 13,63%, E. alvarezii yaitu 14.94%, M. jalapa yaitu 11,05%, A. spinosus yaitu 13,67%. Masa inkubasi terlama perlakuan ekstrak nabati bersamaan dengan CMV pada M. jalapa 7,50 hari. Intensitas penyakit terendah pada M. jalapa yaitu 13,91%. Dan perlakuan aplikasi ekstrak A.